Bela, pernah nggak kamu melakukan kilas balik bagaimana sikapmu saat sedang menjalin hubungan dengan seseorang? Sedikit banyaknya, sikap-sikap yang kamu tunjukkan akan memiliki kesamaan. Mungkin kamu selalu berusaha untuk terus menyenangkan pasangan, atau sebaliknya, kamu terus-menerus berusaha untuk mengontrol hubungan itu.
Hal tersebut tidak terjadi secara kebetulan, lho, Bela. Perilaku yang kamu tunjukkan saat kamu sedang menjalin sebuah hubungan bisa jadi merupakan akibat langsung dari pengalaman kamu sejak anak-anak dan tumbuh dewasa.
Pengalaman kita selama kanak-kanak akan memainkan peran yang sangat besar dalam hidup kita. Mereka akan membentuk sebuah akar yang menjadi dasar bagaimana kita akan bereaksi terhadap situasi tertentu, termasuk kehidupan asmara kita.
Menurut seorang ahli, pengalaman kita saat masih anak-anak akan membentuk sebuah gaya cinta yang berbeda-beda. Setidaknya, ada lima gaya cinta yang dapat terbentuk. Apa saja itu? Yuk simak penjelasannya di bawah ini.
1. The pleaser
Orang yang termasuk ke dalam kategori ini biasanya tumbuh dengan orangtua atau lingkungan keluarga yang tempramen dan terlalu protektif. Kamu akan menjadi seorang anak baik apabila selalu menuruti semua perkataan orang sekitarmu.
Tanpa kamu sadari, kamu akan membawa sifat ini ke dalam hubungan asmaramu. Kamu akan lebih cepat mengalah dan menuruti kemauan pasanganmu karena kamu tidak suka berada dalam suatu konflik.
Kamu akan lebih sering mendahulukan kebutuhan pasangan dibandingkan dengan kebutuhan dirimu sendiri. Meskipun dalam beberapa kondisi hal ini diperlukan, tapi jika terus-menerus dilakukan tentu akan menimbulkan dampak yang tidak baik pula.
Tidak ada salahnya untuk mengeluarkan pendapat dan mengatakan jika kamu sedang tidak merasa senang, ya, Bela. Kamu tetap menjadi anak baik dengan cara yang lebih benar.
2. The victim
Gaya cinta the victim biasanya tumbuh di kondisi rumah yang sangat kacau dengan orangtua yang kasar atau pemarah. Seseorang yang hidup di lingkungan seperti itu akan cenderung menjadi pribadi yang patuh sehingga tidak menarik banyak perhatian pada diri mereka sendiri.
Ketika menjalin sebuah hubungan, pada awalnya seseorang akan merasa tertarik dengan mereka karena kepatuhan dan non-perlawanan yang dimilikinya. Jika gaya cinta ini bertemu dengan seseorang yang memiliki sifat ‘pengontrol’, maka ini bisa menjadi kondisi yang tidak baik.
Maka dari itu, untuk membangun hubungan yang stabil dan sehat, maka kamu yang memiliki gaya cinta the victim harus belajar untuk mampu membela diri sendiri daripada membiarkan pasangan kalian terus melakukan manipulasi dan mengambil keuntungan darimu, Bela.
3. The controller
Dibesarkan tanpa rasa perhatian dan perlindungan bisa membuat seseorang memiliki gaya cinta pengendali. Sebab, anak-anak ini belajar bahwa satu-satunya cara untuk bertahan hidup adalah dengan menjaga diri mereka sendiri tanpa bantuan orang lain.
Bagi seorang controller, marah adalah senjata yang sering digunakan untuk mengintimidasi orang lain dan memastikan bahwa mereka tidak kehilangan kekuatannya. Dengan kata lain, menjadi dominan dan ditakuti adalah tujuan utamanya.
Di dalam hubungan, orang dengan gaya cinta pengendali ini akan mengharapkan pasangannya akan memenuhi keinginannya, dan akan sangat marah jika hal tersebut tidak dipenuhi.
Jika kamu memiliki gaya cinta ini, maka cobalah untuk belajar bagaimana mempercayai orang lain dan mencoba melepaskan kendali, sekaligus belajar bagaimana cara terbaik untuk mengontrol emosi melonjak yang kamu miliki.
4. The vacillator
Penuh kebimbangan adalah ciri khas dari seseorang yang memiliki gaya cinta ini. Penyebabnya adalah orangtua yang terbiasa memberikan perhatian namun tidak sampai menjadi prioritas utama ayah ibunya.
Karena kurangnya perhatian yang konsisten dari orangtua, kamu sering kali tumbuh menjadi sosok yang sangat sensitif terhadap tanda-tanda penolakan dan kemunculan rasa takut yang mendalam untuk ditinggalkan.
Dalam hubungan asmara, vasilitor akan sangat mudah untuk mendeteksi perubahan pada pasangannya dan menganggap bahwa pacarnya nggak lagi sayang kepada dia hanya karena gaya pacaran yang nggak sesuai dengan keinginannya.
Catatan bagi sosok the vacillator adalah belajar untuk menjadi realistis dalam hubungan sehingga tidak berakhir secara sia-sia dan terluka oleh harapan sendiri. Be realistic!
5. The avoider
Perasaan, pendapat, dan keputusan yang tidak dihargai bisa membentuk seseorang penghindar. Karena tidak memiliki kebebasan, maka anak-anak yang besar di lingkungan ini akan belajar untuk menghindari perasaan mereka sendiri dan sebisa mungkin tidak terlihat sedang membutuhkan.
Mereka juga cenderung merasa tidak nyaman menghadapi naik-turunnya emosi orang-orang di sekitar mereka dan sangat senang menyendiri. Akibatnya, mereka tidak terbiasa untuk mengungkapkan cinta mereka secara verbal.
Masalah terbesar dari pasangan yang punya gaya cinta ‘penghindar’ ini adalah mereka sering mengabaikan kekasihnya karena alasan kerja dan hobinya. Dengan demikian, orang yang menjalin asmara dengan sosok the avoider ini akan merasa tidak dibutuhkan dan diabaikan dalam mengambil keputusan. Acuh tak acuh adalah cover mereka.
Untuk kamu yang miliki gaya cinta ‘penghindar’, belajarlah terbuka kepada pasangan dan jangan takut untuk mengekspresikan emosi-emosi yang sedang kamu rasakan.
6. The secure
Lima gaya cinta yang telah disebutkan di atas bisa muncul saat seseorang mengalami trauma pada masa kanak-kanaknya. Terlepas dari itu, ada gaya cinta yang pada dasarnya sudah sehat dan stabil, yakni the secure.
Orang yang ‘aman’ ini akan nyaman dengan hubungan memberi dan menerima bentuk cinta pasangannya. Mereka mengenali setiap kelemahan dan kekuatan satu sama lain sehingga mampu berinteraksi dengan koridor hubungan yang sehat.
Dari semua gaya cinta di atas, mana yang saat ini sedang kamu alami, Bela?