Kamu sudah berpacaran lama dengan pasanganmu, tapi saat ditanya soal rencana pernikahan, si dia selalu menolak bahkan mengelak. Lalu, kamu jadi mulai bertanya-tanya, mau dibawa ke mana hubungan kalian? Apakah si dia beneran serius dengan kamu?
Ketahuilah Bela, mungkin saat ini pasanganmu merasa belum siap untuk membahas kelanjutan hubungan romantis kalian. Bisa jadi, ini berkaitan dengan pengalamannya di masa lalu yang membuat ia trauma dengan ikatan pernikahan.
Jadi, daripada mempertanyakan kapan ia akan menikahi kamu, ada baiknya kalian memulainya dengan melakukan diskusi agar mengetahui apa alasan si dia selalu menolak permintaanmu itu.
Di bawah ini ada beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk menghadapi laki-laki yang menolak untuk diajak menikah. Yuk, disimak!
1. Ketahui dahulu tujuan ingin menikah
Apakah kamu ingin menikah karena tuntutan dari orang sekitar, atau kamu ingin memiliki hubungan yang lebih aman dan bisa dipertanggungjawabkan? Kamu bisa melakukan hal sederhana ini untuk mengajak si dia sedikit terbuka mengenai rencana pernikahan.
Kalian bisa memulainya dengan menuliskan apa saja yang kalian inginkan saat sudah berada dalam hubungan pernikahan. Dengan menuliskan apa yang diinginkan dan dibutuhkan, maka kalian lebih mengenal diri sendiri dan satu sama lain, lho!
2. Ajaklah untuk berdiskusi
Mungkin pasanganmu juga memiliki rencana menikah, akan tetapi masih ragu untuk melanjutkan ke tahap tersebut. Maka, kamu bisa mulai mengajaknya untuk berkompromi tanpa memaksanya, ya, Bela.
Kamu bisa mengatakan bahwa meskipun pernikahan tidak akan terlepas dari masalah, namun kalian bisa berdiskusi dan saling berkompromi untuk menemukan jalan keluarnya. Jadi, nggak ada yang perlu merasa dikorbankan dalam menemukan jalan keluar.
Tapi, kasusnya akan berbeda jika si dia nggak ada rencana menikah dalam hidupnya, Bela. Kalau begitu, kamu perlu memikirkan kembali apakah kamu masih perlu melanjutkannya atau tidak.
3. Cobalah memahami ketakutannya
Tentu ada alasan mengapa pasanganmu masih enggan untuk menikah. Bisa jadi, ini dikarenakan masa lalunya yang kurang baik mengenai pernikahan itu sendiri.
Jika memang hal tersebut terjadi pada pasanganmu, maka cobalah untuk memahami rasa takutnya. Dengan mencoba mengerti rasa takut dan memberikannya kebebasan, kamu bisa memberikannya ruang kesiapan untuk memikirkan kembali dan mencoba untuk memberanikan diri menjalin komitmen jangka panjang.
Kamu bisa menjelaskan kepadanya bahwa pernikahan bisa meningkatkan rasa aman satu sama lain. Tentu dengan cara yang baik, ya, Bela.
4. Jangan lupa untuk meyakinkan diri sendiri
Mungkin kamu sudah siap dan yakin untuk menikah dengan pasanganmu, namun si dia malah menunjukkan sikap sebaliknya. Inilah momen di mana kamu juga harus menyakinkan kembali dirimu sendiri.
Cobalah untuk memikirkan apakah si dia benar-benar sosok yang kamu butuhkan untuk menjadi pasangan seumur hidup? Apakah kamu siap menunggu dan menemaninya hingga ia merasa siap untuk menikah? Dan berbagai pertanyaan lainnya mengenai kesiapanmu.
Tidak harus terburu-buru, kamu bisa mengambil banyak waktu untuk memikirkan hal ini.
5. Mintalah saran dari seorang ahli dengan konseling
Nggak ada salahnya untuk datang ke psikolog hubungan untuk meminta bantuan dan pendapatnya dalam menjalani hubungan kalian.
Namun, pastikan kalau pasanganmu sudah mengetahui tujuan mendatangi psikolog ini. Sebab, kalau kamu hanya mengajaknya secara tiba-tiba, bisa jadi si dia tambah merasa takut dan nggak terbuka sama sekali mengenai ketakutannya untuk menikah.
Bagaimana pun, bimbingan yang dilakukan oleh seorang ahli tetap membutuhkan keterbukaan satu sama lain untuk menceritakan kendala di antara kalian, sebelum akhirnya psikolog memberikan beberapa saran.
6. Berikan tenggat waktu agar tidak berlarut-larut
Apabila kamu sudah mencoba berbagai hal, namun hasil yang diharapkan tak kunjung terlihat, maka bukan sebuah kesalahan jika kamu memilih untuk mengakhiri hubungan tersebut. Tanda kalau kamu dan si dia sudah nggak bisa lagi bersama adalah ketika tidak ada perkembangan positif yang terjadi dalam hubungan itu sendiri.
Saat waktu tersebut tiba, kamu harus memberikan penjelasan kepada si dia agar pasanganmu bisa memahami alasan perpisahan ini.
Kamu mungkin akan merasa sedih, marah, kecewa, dan emosi lainnya. Namun, kehidupan harus tetap berjalan dan kamu harus memikirkan masa depanmu sendiri, Bela. Jadi, jangan berlarut dalam kesedihan, ya.