Ini 6 Kelemahan Perempuan saat Menjalin Hubungan

Bicara soal kelemahan, setiap orang pasti memilikinya dalam porsi dan situasi yang berbeda-beda. Antara laki-laki dan perempuan, misalnya, saat berada dalam suatu hubungan, keduanya memiliki kelemahan masing-masing dengan dampak yang mungkin saja tidak sama. Yang jelas, apa pun jenisnya, kelemahan tersebut bisa sangat merugikan.

Berikut setidaknya ada enam dari banyaknya kelemahan yang dimiliki seorang perempuan saat menjalin hubungan.

Sepertinya sudah menjadi rahasia umum jika sebagian besar perempuan berpikir lebih banyak dari hati daripada dari organ yang dikaruniai kepada manusia yang disebut otak. Alhasil, terkadang perempuan jadi tidak bisa melihat sebuah masalah dari sudut pandang yang jernih karena terus saja melibatkan perasaannya.

Ini adalah salah satu kelemahan terbesar perempuan sejauh menyangkut hubungan. Makanya, tidak heran jika perempuan lebih sering terjebak dalam hubungan yang sebenarnya jelas-jelas red flag dan tidak sehat.

Perempuan diciptakan sebagai makhluk yang sangat pemaaf ketika menjalin hubungan. Buktinya, dalam banyak kasus, terlepas dari kejahatan selingkuh yang tak termaafkan, seorang perempuan akan memaafkan kekasih atau suaminya untuk alasan yang berbeda-beda. 

Bahkan, ketika laki-laki hanya membuat wajah menyesal dan berjanji untuk tidak mengulanginya, perempuan bisa dengan mudahnya memaafkan. Lalu, ketika kesalahan yang sama diulangi oleh pasangannya itu, yang dalam beberapa kasus terbukti bahwa itu akan terjadi, dia kembali memaafkan. 

Tak ada yang salah dengan memaafkan, tapi jika kamu terus-menerus memaafkan kesalahan pasangan yang berulang dan hal itu terbukti merusak kebahagiaanmu, tentu ini nggak sehat, Bela.

Perempuan pada umumnya memiliki banyak harapan dari pasangannya. Dengan melihat kisah novel romantis dan film-film, atau dari kisah cinta mulus orang-orang yang mereka kenal, mereka jadi lebih mudah membentuk ekspektasi indah soal bagaimana hubungan mereka seharusnya berjalan. 

Padahal, setiap pasangan memiliki jalannya masing-masing dan tidak pernah bisa sama. Baik prosesnya maupun hasil akhirnya. Jadi, pada dasarnya, semakin kita berharap dan berharap, semakin kita akan hancur.

Namun, bukan berarti kita harus tumbuh menjadi perempuan yang hopeless, hanya saja, kendalikan agar harapan itu tidak tumbuh terlalu jauh.

Bela, hampir semua dari kita, khususnya perempuan memang ingin diberitahu tentang betapa kita dicintai dalam seribu cara. Akan tetapi sayangnya, mereka itu kaum laki-laki justru tidak mengerti. Mereka memiliki kepekaan yang sedikit dan bertahan dengan logika mereka.

Lagipula, pada dasarnya, baik laki-laki maupun perempuan tidak ada yang bisa bersikap konsisten dan memiliki kestabilan dalam memperlakukan orang lain, termasuk pasangannya. Jadi, kalau kamu terus berharap pasanganmu akan bersikap romantis setiap hari, jelas itu hanya akan merugikan diri sendiri karena melelahkan.

Perempuan diciptakan memiliki jiwa mengasuh, sehingga mereka secara teratur dan dengan mudahnya memberikan banyak perhatian pada pasangannya. Bahkan, perhatian dan kasih sayang yang mereka berikan bisa lebih banyak daripada kehidupan pribadi mereka sendiri dan membuat mereka menjadi lemah.

Inilah yang terkadang bisa menjadi bumerang bagi kaum perempuan. Tidak semua pasangan bisa menghargai kepedulian pasangannya yang terlalu besar. Ada beberapa laki-laki yang mungkin malah memanfaatkan hal ini untuk mendapatkan hal-hal yang mereka inginkan saja.

Perempuan cenderung menyerah terlalu cepat pada sebagian besar hal berharga dalam hidup mereka. Baik itu materi, waktu, hati dan daftar hal-hal berharga lainnya. Tanpa mengetahui niat sebenarnya dari seorang laki-laki, perempuan bisa dengan mudahnya membuat kesalahan dengan menyerahkan semuanya. 

Mungkin karena rasa tidak aman atau mungkin mereka percaya bahwa laki-laki itu akan lebih mencintainya sebagai imbalan atas semua yang ia berikan. Ini adalah salah satu kelemahan dan kesalahan perempuan yang paling bodoh dan merugikan.

Itulah tadi daftar apa saja kelemahan perempuan saat menjalin hubungan. Jangan terus menerus dilakukan, ya, Bela!