Dari mana datangnya cinta? Katanya dari mata turun ke hati? Tapi, apa iya? Mungkin bagi sebagian orang, cinta itu hanya bisa tumbuh dari kedekatan dengan orang yang sudah lama dikenal. Namun, nyatanya cinta juga bisa tumbuh hanya dari pertemuan pertama, lho.
Meski masih sering menjadi perdebatan, jatuh cinta pada pandangan pertama bisa dijelaskan secara ilmiah. Ada alasan-alasan yang melatarbelakangi seseorang bisa jatuh cinta hanya dari pertemuan pertama. Apa sajakah itu?
1. Adanya reaksi kimia yang terjadi di otak yang membuat seseorang merasakan cinta
Bela, pernah mendengar istilah ‘butterflies in my stomach’? Kondisi di mana kamu merasakan ada kupu-kupu beterbangan dalam perut? Idiom ini melekat dengan perasaan jatuh cinta. Jadi, kalau kamu merasakannya itu artinya kamu sedang jatuh cinta. Hal ini pun akan terjadi pada cinta pandangan pertama, dan ternyata itu ada alasannya, lho!
Melansir dari laman The Huffington Post, ahli neuropsikoterapi Dr. Trisha Stratford mengatakan bahwa saat jatuh cinta, otak akan menciptakan dopamin dan serotonin. Kedua hal ini akan memungkinkan kamu merasakan keterikatan instan dengan seseorang saat melihatnya.
2. Cinta pada pandangan pertama bisa saja hanya “ilusi positif” yang kita ciptakan sendiri
Sebuah studi yang dillakukan para peneliti University of Groningen tahun 2017 mengungkap bahwa cinta pandangan pertama itu sebenarnya bisa menjadi sebuah ilusi positif. Kamu dan pasangan mungkin berpikir kalau kalian saling jatuh cinta karena perasaan yang dialami saat pertama bertemu.
Selain itu, terungkap juga kalau kebanyakan orang yang mengalami cinta pada pandangan pertama berakhir dalam hubungan jangka panjang dengan orang tersebut. Hal inilah yang membuat peneliti percaya bahwa cinta pandangan pertama adalah bias memori dan bukan cinta yang unik.
3. Pengaruh kuat dari kontak mata
University of Chicago melakukan sebuah penelitian untuk menentukan apakah kontak mata berkontribusi terhadap cinta pada pandangan pertama. Penelitian ini berfokus pada gerakan mata dan melihat adakah perbedaan antara gerakan cinta dan nafsu.
Hasilnya, peserta lebih cenderung fokus pada wajah orang yang mereka cinta. Hasil ini tentu menunjukkan bahwa kontak mata mendukung gagasan cinta pada pandangan pertama.
4. Adanya kertarikan dari segi fisik
Melansir dari Mindbodygreen, ada sebuah penelitian yang dilakukan untuk mempelajari cinta pada pandangan pertama. Mereka mengadakan pertemuan dengan sejumlah calon pasangan romantis, kemudian bertanya tentang perasaan yang dialami setelah pertemuan itu.
Beberapa orang mengatakan jatuh cinta pada pandangan pertama, tapi perasaan itu tidak termasuk gairah, keintiman dan komitmen yang tinggi. Ini artinya, yang mereka rasakan hanyalah ketertarikan fisik semata.
5. Efek dari sebuah sapaan
Sebuah sapaan nyatanya bisa sangat berpengaruh dalam konsep cinta pada pandangan pertama, lho. Daya tarik kata ‘halo’ berada di bawah payung bias kognitif, yaitu ketika seseorang meletakkan fokus seperti itu pada satu elemen positif dari seorang individu, sehingga secara keseluruhan mereka tampak lebih menarik.
Artinya, sapaan 'halo' bisa memengaruhi cara pandang dan penilaian kita terhadap orang tersebut. Mereka jadi terlihat berbeda dan akhirnya membuat kita terjebak dengan jatuh cinta pada pandangan pertama.
Itulah 5 alasan ilmiah jatuh cinta pada pandangan pertama. Kamu pernah merasakannya nggak, Bela?