Hubungan adalah ikatan indah yang terkadang bisa menjadi rumit. Hal-hal tersebut dapat mendatangkan kegembiraan dan cinta yang luar biasa. Tetapi, terkadang juga menimbulkan kecemasan yang sangat besar.
Meskipun setiap hubungan itu unik, ada beberapa faktor yang dapat membuat siapa pun—apa pun kepribadiannya—merasa cemas. Oleh karena itu, waspadalah pada pemicu-pemicu yang dapat menyebabkan kecemasan dalam hubungan. Selain itu, mulailah bekerja sama dengan pasangan untuk memastikan bahwa hubunganmu ini adalah tempat yang aman untuk kamu berdua.
Melansir dari Times of India, berikut masalah dalam hubungan yang bisa menimbulkan anxiety atau rasa cemas. Apa saja sih? Simak informasinya berikut ini, yuk!
1. Ketidakpastian masa depan
Ketidakpastian mengenai arah hubungan adalah salah satu sumber kecemasan yang paling umum terjadi. Ketidakpastian ini dapat muncul dari berbagai alasan, termasuk kamu yang tidak mengetahui apakah si dia menginginkan komitmen jangka panjang atau tidak. Selain itu, bisa juga karena meragukan kecocokan antar pasangan atau memikirkan masalah-masalah eksternal yang belum tentu terjadi.
Sebagai contoh, saat dua orang telah berpacaran untuk waktu yang lama, pasti akan timbul pertanyaan apakah hubungan ini akan dilanjutkan ke jenjang berikutnya atau tidak. Ketika satu orang ingin berumah tangga sedangkan yang lain menolak, maka ketidakpastian tentang masa depan inilah yang akan menimbulkan kecemasan.
2. Masalah komunikasi
Komunikasi yang efektif membentuk fondasi dan jembatan dalam hubungan yang sehat. Kesalahpahaman dapat meningkat ketika komunikasi gagal, sehingga menyebabkan kemarahan, kecemasan, dan kekhawatiran.
Kurangnya komunikasi setelah kesalahpahaman juga menunjukkan keengganan untuk mengkomunikasikan emosi atau kebutuhan kepada pasangan. Hal ini pun akan menghambat penyelesaian konflik secara efektif. Contohnya, ketika kamu bertengkar dan memilih menutup diri tanpa menyelesaikan masalahnya, maka hal ini akan menimbulkan rasa stres dan khawatir untuk pasangannya.
3. Masalah kepercayaan
Kepercayaan juga merupakan landasan dari sebuah hubungan yang kuat. Apabila hal ini tidak dikompromikan dengan baik, maka rasa cemas pun akan muncul. Masalah kepercayaan dapat muncul akibat dari pengkhianatan, kecurigaan, atau terkadang rasa tidak aman dari masa lalu. Biasanya hal ini hadir sebagai rasa iri, kebutuhan akan kepastian, atau kegelisahan.
Misalnya, salah satu pasangan memiliki pengalaman traumatis di masa lalu tentang hubungan yang dijalani. Maka, hal ini menjadi tanggung jawab bersama untuk membantunya melalui masa-masa sulit tersebut. Namun, penting untuk tetap memiliki hubungan yang sehat satu sama lain..
4. Menyeimbangkan kemandirian dan kebersamaan
Menemukan keseimbangan yang tepat antara kemandirian dan kebersamaan dalam suatu hubungan dapat menjadi sebuah tantangan. Terlebih jika kepribadian pasangan saling bertolak belakang. Meskipun bahasa cinta seseorang berupa sentuhan fisik dan waktu berkualitas, tetapi dia mungkin akan pergi keluar untuk bersenang-senang bersama temannya dan tidak selalu bersama kekasihnya.
Misalnya, salah satu pasangan menginginkan perhatian terus-menerus, sedangkan pasangannya terbebani akan hal itu, maka kecemasan pun akan timbul karena rasa kecewa dan frustrasi. Oleh karena itu, penting untuk memberikan ruang bagi pasangan untuk menjalani hidupnya sendiri dan menjalin hubungan dengan damai.
5. Tekanan dan ekspektasi eksternal
Tekanan masyarakat, keluarga, dan teman sebaya semua dapat berkontribusi terhadap kecemasan dalam hubungan. Terkadang, lingkungan eksternal dapat menimbulkan stres pada pasangan terutama ketika mereka memaksakan ekspektasinya kepada pasangan baik itu menikah, memiliki anak, atau bahkan sekadar bertukar cincin pertunangan.
Hal itu dapat memengaruhi sifat hubungan dan menyebabkan perselisihan di antara keduanya. Oleh karena itu, penting untuk memperjelas ekspektasi satu sama lain. Selain itu, tetapkan juga batasan seberapa besar pengaruh eksternal harus memengaruhi hubungan ini.