Entah menyampaikan berita menyakitkan atau sedang menerima perpisahan yang tidak terduga, tidak ada cara yang tepat untuk memproses berakhirnya suatu hubungan. Meski begitu, ada beberapa perkataan yang tidak boleh diucapkan saat akan putus dengan pasangan. Pasalnya, beberapa ucapan dapat tergolong dalam perilaku tidak sehat dan harus dihindari.
Oleh karena itu, pilihan bahasa yang tepat perlu dipikirkan saat akan mengakhiri sebuah hubungan. Melansir dari Best Life, berikut beberapa kata yang tidak boleh diucapkan saat akan putus cinta. Apa saja? Yuk, simak informasinya berikut ini!
1. "Ini semua salahmu."
Perasaan marah, sedih, dan kecewa yang terpendam dapat dengan mudah berupa menjadi permainan saling menyalahkan dengan pasangan. Tentu, ini termasuk hal yang tidak sehat jika dibiarkan terus-menerus.
Kamu mungkin bisa merasakan dan memproses emosi-emosi tersebut. Tetapi, bertindak saat akan putus cinta memungkinkan kamu untuk membangun kebencian dan menghindari tanggung jawab pribadi. Padahal, dengan menerima tanggung jawab kamu akan merasa lebih bisa mengendalikan situasi dan masa depan hubungan.
2. "Kita selesai!"
Perpisahan sering kali melibatkan berbagai emosi yang intens. Jadi, memilih kata-kata yang bijak untuk mengakhiri konflik yang lebih besar adalah hal yang penting. Ungkapan singkat seperti, "ini sudah berakhir", "kita sudah selesai", atau "ini tidak berhasil" adalah beberapa contoh kalimat yang tidak boleh diucapkan saat akan putus. Pasalnya, frasa ini dianggap menyakitkan dan meremehkan orang lain.
Kamu mungkin bisa mengubahnya kalimatnya menjadi, "Aku rasa hubungan kita berjalan dengan baik, tapi menurutku tidak ada yang berubah. Itulah alasannya kenapa aku ingin menyerah pada hubungan ini. Tapi, aku juga ingin tahu apa yang kamu rasakan."
Kalimat ini menunjukkan kamu masih mencoba untuk mempertimbangkan perasaan si dia, meski sudah tidak bisa lagi melanjutkan hubungan. Selain itu, kamu juga jadi memberinya kesempatan untuk berbicara dan memahami perasaanmu terlebih dahulu.
3. "Kamu kayak mendapatkan yang lebih baik."
Ini adalah salah satu kalimat yang sangat kuat dan dapat membentuk respons emosional seseorang, terutama ketika putus cinta. Mengucapkan kata-kata yang tidak jelas atau negatif seperti ini tidak akan memberikan banyak informasi tentang alasan mengapa perpisahan itu terjadi.
Pagar hubungan mengatakan bahwa kalimat ini tidak jelas dan menyiratkan kekurangan yang mungkin ditunjukkan secara tidak tulus. Orang tidak putus dengan pasangannya karena 'terlalu baik' bagi mereka. Melainkan, ada alasan yang rumit. Oleh karena itu, mengutarakan pendapatmu yang sesungguhnya dapat menjadi cara yang lebih baik saat akan putus cinta.
4. "Selalu" atau "Tidak pernah"
Kalimat seperti ini dinilai seperti kamu tidak jujur dengan perasaanmu dan menyalahkan sepenuhnya kepada orang lain atas masalah yang terjadi.
Selain itu, kata "seharusnya" juga serupa dengan kata "selalu" dan "tidak pernah". Dengan mengucapkan kata ini, kamu seperti mencoba untuk mendikte bagaimana seharusnya orang lain bertindak berdasarkan kriteria atau standar yang kamu miliki.
5. "Itu bukan kamu, itu aku."
Penggunaan kalimat klise ini sebisa mungkin harus dihindari. Ungkapan ini beresiko menjadi manipulatif secara emosional dan bisa membuatmu marah jika tidak digunakan dengan hati-hati. Selain itu, kata ini juga dinilai meremehkan perasaan orang lain dengan menganggap bahwa emosinya tidak benar.
Kalimat ini secara tidak langsung dapat mengirimkan pesan bahwa pembicaraan yang dilakukan tidak jujur dan tidak tulus. Mengikis kepercayaan dapat memperdalam rasa sakit akibat perpisahan tersebut.
6. "Aku nggak pernah mencintaimu."
Pernyataan yang tidak valid seperti, "Aku nggak tahu kenapa kamu bereaksi seperti ini," atau "Aku nggak pernah mencintaimu", tidak hanya mengabaikan perasaan orang lain, tetapi juga momen-momen indah dalam hubungan tersebut.
Kamu dapat mengubah kalimat ini menjadi seperti, "Perasaanku telah berubah". Kalimat ini dinilai lebih baik karena kamu mengakui perubahan perasaanmu tanpa menyangkal masa lalu. Kamu juga tidak harus mengungkapkan kemarahan, kesedihan, atau emosi apa pun yang pasanganmu alami. Tetapi, kamu harus tetap memberi tahu bahwa perasaannya juga valid dan sah.
7. "Kamu nggak akan ketemu orang sebaik aku."
Mengatakan hal-hal seperti ini dapat merugikan orang lain karena menggambarkan perilaku yang narsistik. Kalimat ini menyiratkan bahwa si dia tidak layak atau tidak akan berhasil dalam hubungannya di masa depan.
Frasa semacam ini juga dapat melekat pada seseorang untuk waktu yang lama. Jika hubunganmu berakhir, bukan berarti salah satu dari kalian tidak bisa dicintai lagi oleh orang lain. Namun, perpisahan terjadi karena kamu dan si dia sudah tidak cocok lagi.
8. Kata-kata penghinaan
Menghujat atau melontarkan hinaan kepada pasangan dapat dengan cepat mengubah perpisahan menjadi permusuhan. Meskipun kata-kata ini bisa keluar di saat situasi sedang memanas, tetapi sebaiknya dihindari. Pasalnya, jika kamu dengan sengaja mencoba menyakiti pasanganmu, maka hal tersebut tidak akan membantu kamu dan dia untuk bergerak maju ke hubungan yang baru.
9. "Mari kita tetap berteman."
Jangan pernah katakan kalimat ini saat akan mengakhiri hubungan. Pasalnya, kata-kata ini akan dengan mudah mengecewakan si dia secara tidak langsung.
Mungkin pada akhirnya kamu dan mantan pasanganmu bisa menjadi teman baik. Tetapi, menyarankannya segera setelah perpisahan terjadi tidak akan membuatmu mendapatkan apa yang diinginkan. Karena setiap orang membutuhkan waktu untuk memulihkan diri setelah perpisahan yang menyakitkan terjadi.