Seperti permainan roller coaster, sebuah hubungan bisa mengalami banyak momen tinggi dan rendah yang ekstrem. Ketika sedang berada di momen yang rendah, kamu dan pasanganmu bisa saling melempar argumen hingga tercipta konflik.Alih-alih memperbaiki kesalahpahaman, beberapa pasangan justru memutuskan untuk berpisah. Sebelum sampai pada keputusan yang ekstrem itu, ada baiknya kamu berusaha dulu untuk memadamkan api dalam hubunganmu.
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa semakin parah konflik yang terjadi antara pasangan maka semakin rendah pula tingkat kepuasan mereka dalam hubungan. Tapi, hal ini hanya berlaku untuk mereka yang merasa pasangannya nggak pengertian. Dalam kata lain, nggak peduli sesering apapun pasangan bertengkar, kalau mereka merasa dimengerti oleh pasangannya, mereka masih akan merasa puas dan bahagia atas hubungan itu.
Setelah membaca uraian tersebut, kamu mungkin penasaran, gimana sih caranya bisa menenangkan hati pasangan dengan menunjukkan kalau kita memahami mereka? Simak dengan baik poin-poin berikut ini, yuk!
Komunikasi yang baik tercipta ketika kalian saling mendengarkan satu sama lain untuk bisa saling memahami. Bukan hanya mendengarkan untuk kemudian menunggu giliran berbicara saja. Be attentive, tunjukkan padanya kalau kamu benar-benar memberikan waktumu untuk mendengarkannya berbicara. Perhatikan raut wajah dan gesture tubuhnya. Dari sana kamu bisa tahu apakah pasanganmu merasa nyaman atau nggak. Beberapa penelitian bahkan menyarankan kamu untuk meniru gerak-geriknya, konon katanya, hal itu bisa meningkatkan rasa nyaman, perasaan disukai, dan rasa tertarik. Tentunya, yang dimaksud adalah bahasa tubuh yang positif, ya!
Kalau ternyata pasanganmu menunjukkan tanda yang negatif seperti menjaga jarak atau menutup diri, kamu harus melakukan aksi yang bertolak belakang dengannya. Yaitu dengan bersikap terbuka dengannya dan mendekatinya dengan tetap memberi ruang. Solusi ini memang terkesan sederhana, tapi percaya deh! Kalau dipraktikan dengan benar hasilnya akan luar biasa.
Coba deh, ubah gaya bicaramu menjadi lebih lembut dan hangat. Tunjukkan juga kalau kamu memang mengerti omongannya dengan membuat kesimpulan tentang apa yang baru saja kamu dengar. Misalnya, “Kedengarannya kamu marah karena aku lupa balas chat tadi malam, benar begitu?”. Tambahkan juga pernyataan yang terkesan simpatik seperti, “Aku ngerti kenapa kamu marah”.
Percakapan yang seperti ini bisa meningkatkan motivasi pasanganmu untuk menyelesaikan masalah kalian. Selain itu, jangan ragu untuk mengatakan perasaanmu yang sebenarnya.
Setelah kamu mengutarakan perasaanmu, langkah selanjutnya adalah bekerja sebagai sebuah tim dengan pasanganmu. Bicarakan masalah yang memicu konflik kalian dan coba cari solusinya bersama. Misalnya, pasanganmu merasa kesal karena janji kencan kalian saat weekend batal. Kamu bisa meyakinkannya untuk nggak khawatir dan buat agenda kencan di waktu yang lain.
Introspeksi dirimu sendiri dulu sebelum meletakkan semua kesalahan pada pasanganmu. Kalau kamu merasa bersalah, cari tahu kapan dan bagaimana cara yang tepat untuk meminta maaf. Permintaan maaf yang tulus dan bermakna membutuhkan lebih dari sekadar ucapan maaf.
Setelah menyelesaikan argumen kalian, jangan lupakan poin terakhir ini. Ingatkan pasanganmu tentang masa-masa emas kalian lalu ucapkan kata-kata manis itu. Mudah untuk merasa bahagia ketika hubungan kalian sedang baik-baik saja. Tapi, bagaimana ketika konflik mulai menghampiri? Dibutuhkan komitmen dan usaha untuk memperbaiki. Selalu ingat 5 hal ini ya, Bela!
Penulis: Tyas Hanina
