Siapa yang mengira pacaran dengan musuh bisa menjadi cerita cinta yang menarik? Ketika dua orang yang saling benci memutuskan untuk menjalin hubungan romantis, mereka menghadapi berbagai tantangan, mulai dari perbedaan pandangan hingga rasa tidak percaya. Namun, di balik setiap pertengkaran, ada kesempatan untuk lebih mengenal satu sama lain.
Situasi seperti ini nyatanya nggak hanya di drama Korea saja, lho! Nggak jarang pula kita menemukan kejadian itu di sekitar atau bahkan kita sendiri pernah mengalaminya. Memang bikin penasaran, bagaimana bisa pacaran dengan musuh yang begitu kita benci? Yuk, simak ulasannya berikut ini.
Pendapat ahli tentang pacaran dengan musuh
Ada alasan psikologis mengapa beberapa orang tidak tahan melihat satu sama lain dan berakhir dalam keterikatan romantis. Menurut psikolog klinis, Dr. Tony Ortega, sebagaimana dilansir dari laman Dazed, pacaran dengan musuh adalah ketika melihat dua individu memiliki kebencian besar, tapi mereka mengatasinya dengan menjadi pasangan romantis.
Kalau menurut terapis hubungan, Marisa Peer, batas tipis antara cinta dan benci membuat kedua perasaan ini memunculkan reaksi yang mirip, jadi dari awal interaksi mereka terasa kuat. Di awal, rasanya seperti permainan ketika kedua belah pihak berusaha saling mengalahkan dan justru menikmati itu. Mereka jadi lebih paham cara berpikir satu sama lain dan tahu caranya memancing reaksi.
Tahapan bagaimana seseorang bisa pacaran dengan musuh
1. Menjadi musuh
Biasanya tahapan awal pacaran dengan musuh adalah ketika mereka saling membenci. Ada beberapa alasan mengapa hal ini bisa terjadi. Seperti bersaing di sekolah atau di tempat kerja, perbedaan karakter yang membuat kalian tidak menyukai satu sama lain, atau ada suatu permasalahan yang membuat semuanya salah paham.
2. Sering bertengkar
Tahap kedua pacaran dengan musuh biasanya akan menjadi sering bertengkar. Ada saja kejadian yang memicu mereka saling berinteraksi dan mengejek satu sama lain, bisa jadi hal sepele maupun hal besar. Bahkan, pertengkaran ini bisa saja membuat mereka saling mengandalkan tanpa disadari. Karena karakter atau kepribadian bisa menjadi cerita baru.
3. Perubahan situasi
Setelah sering berinteraksi meski berujung konflik, tapi situasi bisa berubah. Pada tahap pacaran dengan musuh selanjutnya, lama-kelamaan mereka mulai terbiasa bersama karena pertengkaran itu. Mulai saling mengenal dan mengembangkan rasa hormat. Mungkin bukan lagi permusuhan di sini, tapi berubah menjadi persahabatan yang kuat.
4. Menjadi rentan
Apa maksud dari tahapan pacaran dengan musuh kali ini? Ya, ketika sudah memutuskan bersahabat dengan musuh, maka akan saling memperlihatkan sisi kerentanan masing-masing.
Mungkin pada tahap ini, muncul rasa ragu dan dilema. Apakah bisa sosok yang dulunya musuh menjadi support system? Apakah bisa dipercaya sedangkan dulu membencinya? Situasi ini akan membuat laki-laki dan perempuang denial dengan perasaannya.
5. Akhirnya, kalah dengan perasaan cinta
Mulai terbuka dari pikiran denial-nya, hubungan yang berawal dari musuh, bersahabat, kemudian lama kelamaan jadi jatuh cinta. Tahap ini sepertinya sudah nggak ada lagi keraguan, bahkan rela melakukan apa saja untuk membuktikan diri kepada orang yang disukainya. Di sinilah, hubungan semakin berkembang.
6. Menjadi sepasang kekasih
Inilah tahapan terakhir ketika seseorang pacaran dengan musuh. Mereka mampu mengatasi segala perbedaan dan kini berada di jalan yang sama. Keduanya telah saling memaafkan atas kesalahan masa lalu, dan bekerja sama menuju masa depan yang lebih baik.
Siapa yang nggak akan terpesona dengan seseorang yang rela berkorban demi orang lain? Semua ketegangan, konflik, kerentanan, keraguan, dan ketakutan semuanya sepadan bagi mereka untuk mendapatkan akhir yang bahagia.
Itulah tahapan ketika seseorang bisa pacaran dengan musuh. Memang nggak ada yang nggak mungkin, perasaan manusia bisa berubah begitu saja. Seperti benci, bisa menjadi cinta!