Berbohong itu dosa dan ini hanya membawa kepada kebohongan lain. Memang terkadang berbohong dapat membantu kamu keluar dari situasi yang tidak nyaman. Tapi, seberapa baik seseorang menyembunyikannya, pada akhirnya itu akan terbongkar dan ini bisa jadi menentukan tipe pembohong seperti apa kamu atau pasanganmu.
Berbohong setiap waktu akan menjadi racun dan pedang bermata dua bagi hubunganmu. Menganalisis bahasa tubuh sangat membantu untuk mengungkap si pembohong. Pasalnya, ada banyak tipe pembohong yang bahkan seringkali terlihat baik hati dan naif.
Agar kamu tak termanipulasi olehnya, berikut ada 6 tipe pembohong yang wajib kamu kenali dalam hubungan, dilansir dari Stylecraze.
1. Pembohong kompulsif
Pembohong kompulsif berbohong karena beberapa alasan. Namun, kamu bisa selalu dapat mengetahui apakah ia berbohong. Ceritanya biasanya tidak bertambah, dan tampak sangat jelas, serta menampilkan perilaku berbohong klasik, seperti menghindari kontak mata, berkeringat, dan mengoceh tidak jelas.
Ada dua jenis pembohong kompulsif, yaitu pembohong narsistik dan pembohong kebiasaan. Pembohong narsistik biasanya memiliki gangguan kepribadian narsistik. Ia biasanya membuat cerita besar yang berpusat pada dirinya sendiri. Ia juga sangat suka terhadap perhiasan.
Pembohong narsistik selalu menjadikan dirinya sebagai pahlawan, tidak peduli apa situasinya. Sebagian besar cerita yang diceritakan tampak agak dibuat-buat atau benar-benar tidak dapat dipercaya. Ia akan terus-menerus berbohong dan hampir sepanjang waktu. Baginya, berbohong sudah menjadi kebiasaan dan ia tidak melihat kesalahan dalam melakukan itu.
2. Pembohong Patologis
Pembohong patologis berbohong sebagai respons terhadap rangsangan apa pun. Ia adalah pembohong yang hebat karena terus-menerus berbohong dan mengarang cerita yang tidak perlu. Sering kali menjadi sangat sulit untuk membedakan mana yang benar dan yang salah.
Tidak seperti pembohong kompulsif, pembohong patologis hampir tidak mungkin ditangkap saat beraksi. Kebohongan patologis juga dikenal sebagai pseudologia fantastica. Pembohong patologis tahu cara memainkan permainan kontak mata ketika berbohong. Alih-alih memalingkan muka, ia justru menatap. Jenis pembohong ini menggunakan sifat kebohongan patologisnya sebagai mekanisme pertahanan.
Bisa jadi ia berbohong untuk menghindari sesuatu yang traumatis yang terjadi dalam hidupnya, seperti pelecehan. Ia menggunakan kebohongan untuk melindungi dirinya sendiri ketika situasi menjadi buruk.
Meski begitu, tidak ada alasan apa pun untuk membenarkan berbohong, tetapi hal itu tentu membuat kamu lebih mudah memahami mengapa beberapa orang baik memilih untuk berbohong. Jika kamu menyadari pasangan mu sedang mengarang cerita, cobalah berbicara dengannya. Namun, pastikan kamu melakukannya dengan cara yang tidak agresif sehingga ia tersebut tidak merasa malu atau terancam.
3. Pembohong Sosiopat
Jika pasanganmu adalah pembohong sosiopat, ini bisa sangat sulit dihadapi. Pembohong sosiopat tidak memiliki empati. Ia tidak peduli jika kebohongan yang ia nyatakan berdampak negatif pada orang lain atau bahkan secara aktif menyebabkan kerugian. Pembohong tipe ini bisa jadi narsis dan sangat memesona.
Sosiopat adalah seorang manipulator ulung. Ia memberi tahu kamu cerita fiksi untuk membuat kamu melakukan apa yang ia inginkan, kapan pun ia menginginkannya. Bahkan, ia juga tidak mengasihani kamu.
Menjadi sasaran sosiopat kemungkinan besar akan terasa mengerikan karena akan bertentangan dengan moral, serta bergumul dengan rasa benar dan salah. Seorang sosiopat akan terus memanipulasi dan membuat kamu melihat sesuatu dengan caranya sampai kamu memberikan apa yang ia inginkan.
Seperti yang telah disebutkan, sosiopat tidak merasakan empati, melainkan aktor yang luar biasa. Jadi, jika kamu memberitahunya bahwa kamu tidak nyaman dengan sesuatu yang ia perintahkan, ia kemungkinan besar tidak akan peduli, tetapi pasti akan bertindak seolah-olah ia peduli.
Ia sangat berbahaya dan dapat merusak kedamaian dan keseimbangan mentalmu saat kamu menghabiskan lebih banyak waktu dengannya. Tentunya ini akan mengarah pada hubungan yang tidak sehat.
4. Pembohong putih
Kita sering berasumsi bahwa kebohongan putih atau white lies, bukanlah kebohongan yang sebenarnya. Orang yang selalu mengatakan kebohongan putih kecil sering merasa bahwa kebohongannya tidak berbahaya atau bahkan bermanfaat.
Pembohong putih sering mencampurkan kebenaran dengan kebohongan. Ia melakukannya agar ketika kamu menangkapnya, ia cenderung percaya bahwa dia tidak bermaksud menipu dan mungkin bingung sendiri.
Namun, terkadang seseorang mungkin mengatakan kebohongan putih ketika mencoba melindungi seseorang dari kebenaran jika terlalu menyakitkan atau merusak. Meski demikian, pada akhirnya kebohongan yang terpendam justru akan lebih menyakitkan.
5. Pembohong yang ceroboh
Pembohong yang ceroboh berbohong sepanjang waktu dan tidak terlalu peduli dengan moral dan etika. Kebanyakan pembohong ini menyadari ketidakjujurannya karena ia tidak terlalu memikirkan kebohongan dan umumnya sangat ceroboh.
Jika kamu mencurigai pasanganmu atau orang terdekatmu merupakan pembohong yang ceroboh, ada baiknya mengonfrontasi ia tentang hal itu. Kemungkinan besar ia menyadari apa yang sebenarnya ia lakukan. Lebih baik untuk menjauh dari orang seperti ini, atau itu bisa menyebabkan kamu stres dan patah hati.
6. Pembohong sesekali
Kebanyakan orang kadang-kadang berbohong, ini mungkin juga dilakukan oleh pasanganmu. Sosok yang merupakan pembohong sesekali biasanya tidak menjadikan kebohongan sebagai hal yang biasa.
Pembohong jenis ini biasanya merasa sangat bersalah setelah berbohong sehingga ia mengakui kebohongannya dan meminta maaf. Saat kamu mulai mengungkit atau menyebut ia sebagai pembohong karena kebohongan yang ia buat, ia akan benar-benar menyesal dan ingin memperbaikinya dan berubah.
Itu dia 6 tipe pembohong yang wajib kamu kenali dalam hubungan agar kamu tak terseret dalam hubungan yang toxic.