Memiliki pasangan yang selalu berada di samping kita, menjaga kita, dan memberikan segalanya buat kita memang menyenangkan. Tapi, ternyata nggak semua hal-hal romantis itu baik dan sehat. Ada juga yang bisa mengarah kepada obsesi, bukan cinta.
Pacar yang obsesif sering kali melakukan banyak hal ekstrem dalam hubungan kalian. Ia mungkin senang menuntut dan mengontrol, sampai dapat menimbulkan ancaman nyata bagi keselamatan fisik dan emosionalmu.
Beberapa orang yang obsesif kepada pasangannya bisa berubah, tetapi ada juga yang menolak dan mengarah pada hubungan yang toxic. Sebelum kamu jauh masuk ke dalam hubungan yang toxic, berikut ada beberapa cara yang mungkin bisa kamu lakukan untuk menghadapi pacar yang obsesif.
1. Sadari bahwa itu bukanlah cinta
Cinta dan obsesi kadang beda tipis. Tapi, kamu pasti merasakan kalau perbuatan dia tak lagi berdasarkan cinta. Perasaan obsesif akan membuat kamu dibayang-bayangi rasa tidak aman dan takut. Kalau kamu sudah merasakan tanda-tanda bahwa dia tak lagi cinta dan hanya rasa obsesi, jangan menghiraukannya.
Sadarilah bahwa obsesi bukanlah cinta, dan ini tidak sehat. Terimalah bahwa dia menjadi obsesi juga bukan karena salahmu dan kamu tidak bertanggung jawab atas perilaku pasanganmu sepenuhnya.
2. Buat batasan
Menetapkan batasan dalam sebuah hubungan sangatlah penting, apalagi ini berhubungan dengan dia yang penuh rasa obsesi. Memegang batasan yang kuat adalah kebalikan dari bersikap obsesif. Tetapkan batasan yang jelas dengannya dan komunikasikan dengan tegas.
Ketika kamu memiliki dan menegakkan batasanmu dengan tegas, perilaku obsesif pasanganmu mau tak mau harus berubah. Hindari terlibat dalam percakapan atau argumen yang panjang, dan jangan menyerah dengan memenuhi tuntutannya.
3. Bersikaplah penyayang, namun jangan terlalu berlebihan
Jika pacarmu yang obsesif sebenarnya adalah orang yang baik, dia mungkin tahu bahwa obsesinya tidak sehat bagi kalian berdua. Kamu bisa berempati padanya dan bersikap bijaksana. Untuk bisa mencoba membuatnya memberikanmu ruang, ini membutuhkan belas kasih.
Tapi, ingatlah bahwa penting juga bagimu untuk mengutamakan kesejahteraan dirimu sendiri lebih dulu. Berkencan dengan pacar yang obsesif itu berbahaya, dan kamu tidak boleh membiarkan kebaikan dan kasih sayangmu menghalangi dirimu untuk merasakan kebahagiaan dari hubungan yang sehat.
4. Nikmati waktu dengan orang lain
Kamu harus meluangkan waktu bersama orang lain untuk mengingatkan dirimu tentang hubungan yang normal dan sehat. Pacar yang terobsesi bisa membuat kamu kewalahan. Dia juga biasanya sangat yakin bahwa perilakunya normal-normal saja.
Untuk itu, luangkan waktu bersama orang lain, terutama bermain dan berdiskusi dengan pasangan yang punya hubungan yang sehat untuk mengingatkan diri sendiri seperti apa hubungan yang normal.
5. Tetapkan harapan yang jelas agar perilakunya berubah
Jika kamu ingin tetap menjalin hubungan dengan pacarmu yang terobsesi itu, jelaskan bahwa perilakunya harus diubah. Tidak ada cara untuk membuat hubungan kalian sehat kecuali dia bekerja keras untuk mengatasi obsesinya dan mulai menumbuhkan cinta yang tulus.
Tetapkan ekspektasi tentang bagaimana dia harus berubah agar hubungan kalian dapat berlanjut, dan patuhi ekspektasi tersebut. Rinci ekspetasi tersebut beserta dengan jadwal dan caranya, agar kamu bisa menilai perkembangannya dan melihat apakah dia mematuhi rencana kalian. Jika dia tidak berubah juga, lebih baik kamu pergi darinya dan mengutamakan kesejahteraanmu sendiri.
6. Carilah bantuan dan dukungan
Berurusan dengan pacar yang terobsesi bisa jadi menakutkan dan menegangkan. Kamu bisa mencari dukungan sebanyak mungkin untuk membantumu menghadapinya. Teman dekat dan keluarga mungkin bisa memberi saran dan bantuan yang baik.
Jika keadaan semakin memburuk, misalnya mulai menganggu aktivitasmu, atau mulai muncul perasaan negatif seperti kecemasan, kamu mungkin perlu menemui terapis yang berkualifikasi. Hal ini sangat penting terutama jika kamu merasa terancam atau jika dia mulai mengancam akan menyakiti dirinya sendiri atau orang lain.
Jika kamu masih tidak yakin apakah dia terobsesi atau tidak, berdiskusi dengan pelatih hubungan yang baik dapat membantu kamu memahami perilakunya dan menemukan cara menghadapinya.
Itulah beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk menghadapi pacar yang obsesif. Semoga kita tak menemukan salah satunya, ya!