Pernahkah kamu merasa dunia runtuh dalam satu malam? Bukan karena bencana besar, melainkan karena orang yang paling kamu percaya tiba-tiba mengkhianati kamu. Itulah yang dirasakan Kashi (Callista Arum) dalam Viu Original Series, Saudade.
Kashi punya pacar yang tampan, pintar, dan kelihatan sempurna, tapi bukan berarti hidupnya bahagia. Pacarnya justru malah lebih dekat dengan temannya sendiri, Rasti (Bianca Hello). Rasanya seperti kehilangan dua orang sekaligus.
Belajar dari Kashi, berikut ada beberapa cara untuk menghadapi sahabat yang lebih dekat sama pacar dan mengubah perspektif tentang cinta.
1. Terima kalau tak semua hal itu harus sempurna
Banyak orang berpikir bahwa memiliki pasangan sempurna adalah jaminan kebahagiaan. Kashi memiliki sosok pacar yang sempurna, yakni Daffa (Lorenzo Gibbs), yang pintar, tampan, dan terlihat penuh perhatian. Tapi buat Kashi, kesempurnaan itu sendiri yang membuat hubungan terasa kosong. Ia menyadari kalau kesempurnaan tidak selalu berarti kebahagiaan.
Daffa diketahui dekat dengan sahabat Kashi, Rasti. Ia tidak hanya patah hati biasa, tapi juga mengalami pengkhianatan dari dua orang yang paling dekat dengannya. Kashi tidak hanya kehilangan pacar, tapi juga kehilangan kesan tentang hidup yang sempurna.
Daffa punya semua yang bisa dibanggakan, namun semakin lama Kashi bersamanya, ia menyadari bahwa cinta sejati tidak selalu hadir dalam bentuk yang sempurna di atas kertas. Ia juga mulai mempertanyakan, apakah selama ini ia mencintai Daffa, atau hanya mencintai citra sempurna yang menempel pada Daffa?
Dalam hal ini, Kashi belajar bahwa cinta yang tulus tidak selalu tampak indah dari luar. Kadang justru hadir dalam bentuk yang kacau, bikin kesal, tapi juga bikin hidup terasa nyata. Citra pasangan ideal pun tak lagi bisa diandalkan untuk merasa bahagia.
Ia kehilangan pacar, sahabat, dan kenyamanan hidupnya dalam sekejap, sehingga membuatnya harus belajar menerima kehilangan dan mencari kebahagiaan yang baru. Kenyataannya, pacar yang tampak sempurna bisa jadi bukanlah pasangan yang benar-benar memahami dan membuat Kashi bahagia.
Daffa mungkin ideal di atas kertas, tapi cinta sejati bukan soal memiliki pasangan yang sempurna, melainkan tentang menemukan seseorang yang bisa menciptakan kebahagiaan dalam ketidaksempurnaan. Jadi, kamu harus bisa menerima kadang semua hal itu nggak sempurna dan nggak sesuai ekspektasi. Akan tetapi, selalu ada hal baik di baliknya.
2. Mulai melepaskan
Setelah mulai menerima, cara selanjutnya adalah melepaskan, seperti yang Kashi lakukan. Ia menyadari kalau yang paling ia butuhkan bukanlah pasangan yang sempurna, melainkan seseorang yang hadir sepenuhnya dengan semua ketidaksempurnaannya.
Dari sinilah Kashi mulai melepaskan Daffa, bukan karena benci, melainkan karena sadar bahwa cinta tidak seharusnya membuatmu merasa sendirian saat bersama. Move on sering dianggap sebagai usaha melupakan, tapi bagi Kashi, hal ini lebih seperti memilih arah baru dalam hidup.
3. Rindu itu sah-sah saja
Ada perasaan aneh yang muncul saat kehilangan sesuatu yang menyakitkan, namun tetap dirindukan. Hal tersebut sah-sah saja. Itulah yang dirasakan Kashi ketika cinta, persahabatan, dan harapan bertabrakan jadi satu. Ia tahu Daffa menyakitinya, dan ia kecewa pada sahabatnya sendiri.
Tapi tetap saja, ada bagian dari dirinya yang merindukan kenyamanan dan kehangatan yang dulu pernah ada dengan dua orang terdekatnya itu. Bukan karena ingin kembali, melainkan karena kehilangan itu belum sepenuhnya bisa dijelaskan.
Kashi hidup di tengah perasaan antara luka dan rindu, antara kecewa dan harapan. Akan tetapi, jangan berlarut kepada rasa rindu yang akhirnya membuat jadi overthinking. Seperti kashi, cobalah untuk memaafkan dan berdamai, bukan untuk memulai lagi, melainkan untuk membebaskan diri dari masa lalu.
4. Jadikan peluang untuk mengenal diri
Pengkhianatan yang kamu alami cobalah dijadikan sebagai peluang untuk mengenal diri sendiri. Ini bisa menjadi renungan kalau mungkin cinta justru membuat kamu lebih mengenal apa yang dibutuhkan dan diinginkan dirimu. Ini bisa membuat kamu berpikir kalau kamu juga layak untuk bahagia.
Berkaca dari Kashi, setelah dikhianati oleh dua orang terdekatnya, hatinya penuh luka, dan jelas belum siap untuk jatuh cinta lagi. Jadi, ketika Akash (Abun Sungkar) muncul dengan tantangan aneh, yaitu membuat Kashi jatuh cinta dalam waktu singkat, respons awalnya tentu saja penolakan.
Tapi seiring waktu, sikap Akash yang spontan, jujur, dan tidak berpura-pura justru membuat Kashi mempertanyakan ulang semua yang pernah ia percaya soal cinta. Ia tidak lagi memandang cinta sebagai pengganti, tetapi sebagai peluang untuk mengenal dirinya sendiri lebih dalam.
Akash tidak datang dengan membawa janji-janji indah atau kemasan sempurna seperti Daffa. Dia datang dengan canda, iseng, dan ketulusan. Di situlah kehangatannya terasa nyata. Dalam keisengan yang awalnya menyebalkan, Kashi mulai menemukan ruang untuk tertawa, merasa hidup, dan secara perlahan, untuk sembuh.
Akash tidak mencoba menjadi siapa-siapa selain dirinya sendiri. Dalam kejujuran itulah, Kashi mulai menemukan keberanian untuk membuka hati. Bukan karena sudah melupakan Daffa, melainkan karena mulai melihat bahwa dirinya layak bahagia lagi.
5. Cinta itu membahagiakan walau tak sempurna
Percayalah kalau cinta itu membawa kebahagiaan meski tak sempurna. Jadi, kalau hubunganmu yang tampaknya sempurna itu tidak membahagiakan, bisa berarti belum ada cinta yang tulus di sana. Apalagi, kamu melihat sahabatmu dan pacarmu justru tampak bahagia bersama, bisa jadi kebahagianmu bukanlah dengan status yang ada sekarang.
Seperti Kashi, ketika dunianya runtuh akibat pengkhianatan Daffa dan sahabatnya, ia tak pernah menyangka bahwa seseorang yang paling menjengkelkan di sekolah justru akan mengubah hidupnya. Akash, si cowok iseng yang selalu bikin Kashi kesal, muncul dengan tantangan yang tidak masuk akal, yaitu membuat Kashi jatuh cinta padanya dalam sebulan. Ia menganggapnya hanya lelucon.
Bagaimana mungkin ia bisa move on begitu cepat dari Daffa, orang yang selama ini ia anggap sebagai cinta sejatinya? Tapi Akash tidak menyerah begitu saja. Di balik sifat jahilnya, ada ketulusan yang perlahan mulai mengusik hati Kashi yang sedang rapuh setelah putus cinta.
Kashi terbiasa menjalani hidup dengan menaati aturan, sedangkan Akash bersikap spontan serta penuh kejutan, yang merupakan kebalikan dari dirinya. Seiring waktu, Kashi mulai menyadari bahwa Akash bukan sekadar iseng. Dia benar-benar berusaha menunjukkan bahwa cinta tidak selalu hadir dalam bentuk yang diharapkan.
Akash mungkin bukan pacar sempurna seperti Daffa, tetapi justru itulah yang membuatnya berbeda. Dengan caranya sendiri, Akash membuat Kashi tertawa di tengah kesedihan, menantangnya untuk melihat hidup dari sudut pandang yang baru, dan tanpa disadari mengajarkannya bahwa cinta bisa datang dari tempat yang paling tak terduga.
Jadi, kalau kamu mulai merasa tak bahagia dengan pacar yang lebih dekat sahabat, jangan ragu untuk melepaskannya, ya! Siapa tahu ada hal lebih baik lainnya yang menanti kamu.