Mendengar kata psikopat mungkin sudah membuat kita merinding karena kata tersebut menempel erat dengan sosok yang mengerikan. Seorang psikopat didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki kepribadian egosentris dan antisosial, yang ditandai oleh kurangnya penyesalan atas tindakan, tidak adanya empati terhadap orang lain, dan sering kali memiliki kecenderungan kriminal.
Psikopat menurut peneliti cenderung muluk, licik, berani mengambil risiko, dan impulsif. Mereka memiliki emosi yang dangkal dan tidak memiliki penyesalan. Mereka kadang-kadang terlibat dalam kegiatan kriminal, walau tidak selalu.
Tapi, seorang psikopat belum tentu pembunuh berantai, ya, Bela. Faktanya, banyak psikopat tidak pernah dihukum karena kejahatan apa pun. Jutaan psikopat hidup di antara kita, terlibat dalam kegiatan rutin kehidupan, tak terkecuali mengejar hubungan romantis.
Memiliki hubungan romansa dengan psikopat mungkin bisa menjadi mimpi buruk karena dapat menyebabkan kerugian besar bagi para korban. Sebuah makalah ilmiah, Toxic Relationships: The Experiences and Effects of Psychopathy in Romantic Relationships, baru saja diterbitkan di International Journal of Offender Therapy and Comparative Criminology, yang membongkar efek bahaya dari menjalin hubungan dengan psikopat. Lantas, apa saja bahayanya? Simak berikut ini, ya!
1. Korban alami serangan fisik hingga pelecehan selama berhubungan
Bagaimana psikopat merusak pasangan romantis mereka dari waktu ke waktu? Nah, pertanyaan tersebut terjawab dengan hasil survei yang diberikan kepada sejumlah responden dalam penelitian ilmiah di atas.
Responden survei menjawab pertanyaan tentang pasangan mereka untuk menentukan tingkat gangguan individu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaku benar-benar pengeksploitasi dan manipulator. Para responden survei melaporkan bahwa selama menjalin hubungan dengan psikopat, mereka mengalami:
- Serangan fisik (50,5%)
- Tidak ada serangan fisik (40,3%)
- Pelecehan seksual (31,7%)
- Pelecehan emosional (98,0%)
- Penipuan (95,8%)
- Penyalahgunaan keuangan (80,7%)
- Pelecehan spiritual (58,2%)
- Pencurian properti (39,6%)
2. Mereka menjadi cepat marah
Dalam penelitian tersebut, para peserta diminta untuk menggambarkan gejala kesehatan fisik dan mental yang mereka alami selama berhubungan dengan kata-kata mereka sendiri.
Konsekuensi paling umum yang dilaporkan oleh korban adalah kesulitan psikologis dan emosional. Korban melaporkan perasaan yang berkaitan dengan kemarahan (cepat marah dan frustrasi) serta kebencian (yaitu kebencian pada diri sendiri dan kebencian terhadap perempuan).
Seorang responden menulis, “Untuk beberapa saat setelah hubungan, saya marah karena telah ditipu pada tingkat yang begitu dalam.”
3. Dihantui rasa cemas, takut, dan panik
Responden melaporkan bahwa mereka mengalami perasaan cemas, takut, panik, dan paranoid akibat hubungan tak sehat itu. Mereka menyebutkan didiagnosis dengan PTSD (post-traumatic stress disorder) dan memiliki gejala obsesif.
Satu responden mengatakan, “Aku merasa takut ketika aku keluar, aku takut menabraknya. Aku takut dia masih akan menghancurkan hidupku karena aku menjauh darinya.”
Dalam skala laporan diri, responden menilai diri mereka sendiri dalam kisaran sedang untuk gejala PTSD. Gejala PTSD mereka yang paling menonjol adalah pikiran yang mengganggu dan hyperarousal, yang termasuk cepat marah atau agresif, perilaku berisiko atau destruktif, kewaspadaan berlebihan, reaksi kaget yang meningkat, kesulitan berkonsentrasi, dan kesulitan tidur.
4. Ada yang berniat bunuh diri
Beberapa responden menggambarkan diri mereka dalam rentang sedang terhadap depresi. Bahkan, tak sedikit yang memiliki ide dan upaya bunuh diri, keputusasaan, ketidakberdayaan, dan rasa harga diri yang rendah.
Satu orang menulis, “Aku mencapai titik terendah dalam hidupku. Itu adalah pengalaman paling menyakitkan yang pernah aku alami. Aku untuk pertama kalinya memikirkan bunuh diri karena hidup terlalu menyakitkan untuk dihadapi.”
5. Masalah biologis juga turut dialami
Di antara konsekuensi psikologis yang telah disebut sebelumnya, ada pula masalah biologis yang juga dialami oleh responden. Mereka melaporkan masalah pencernaan, bisul, sakit kepala, masalah jantung dan pernapasan, diabetes, hipotiroidisme, dan rheumatoid arthritis (peradangan kronis pada sendi yang menyebabkan rasa sakit, bengkak dan kaku pada persendian).
6. Takut keluar dan hilang kepercayaan diri
Hubungan toxic tersebut juga memengaruhi perilaku pasangannya yang menjadi korban. Perilaku tersebut termasuk perubahan pola tidur dan makan, mengabaikan perawatan diri, merokok dan penyalahgunaan zat berbahaya, dan perubahan dalam aktivitas sosial.
Beberapa responden melaporkan bahwa mereka tidak bisa lagi keluar di tempat umum. Mereka kehilangan kepercayaan pada orang lain dan merasa takut dikhianati atau ditinggalkan. Mereka menganggap penilaian mereka sendiri terhadap orang lain selalu salah.
Itulah 6 bahaya serius pacaran dengan psikopat berdasarkan bukti ilmiah. Baik korban kejahatan umum maupun pasangannya, sama-sama mengalami stres psikologis. Bukan salah kamu, ini adalah salah pasangan psikopatmu. Jika kamu merasa hubunganmu mulai toxic, segera putuskan dan cari bantuan, ya!