Apa sih yang sempat terlintas di pikiran saat melihat idola Kpop atau aktor Korea Selatan yang ganteng parah? Berharap punya pacar seperti dia atau bahkan ingin jadi pacarnya? Semua itu normal Bela, itu bagian dari fantasi karena kita mengagumi seseorang. Tapi bicara tentang cowok Korea, seorang cewek yang nggak menyebutkan nama, usia dan asalnya menumpahkan pengalamannya tentang pacaran dengan cowok Korea dalam sebuah tulisan di Korea Expose. Seperti apa pengalamannya?
1. Selera cowok Korea tentang cewek
Dalam artikel tersebut tertulis nama Eunsaem Lee, namun kita belum bisa memastikan apakah itu tulisannya sendiri atau dia hanya memuat tulisan di situs tersebut. Anggap saja cewek yang mengaku pernah pacaran dengan cowok Korea ini bernama Lee. Berdasarkan pengakuannya, Lee merupakan wanita yang mandiri dan mudah bergaul dengan banyak orang. Dia juga suka banget kumpul dengan teman-temannya. Lee sangat nyaman dengan sifat ekstrovert ini hingga banyak cowok Korea yang mendekatinya karena suka dengan sifat periang dan optimis. Hal tersebut tentu dianggap Lee sebagai sebuah pujian sampai akhirnya dia punya pacar pada usia 20an.
Dalam artikel, Lee nggak menulis berapa mantan pacarnya, namun dia memberikan kutipan tentang apa yang sering disampaikan para mantan tentangnya seperti, “Kenapa sih kamu punya banyak teman cowok?”, “Harus banget ngumpul sama teman-temanmu?” atau “Memang semua ini lebih penting ya bagi kamu (dibandingkan aku)?” Setelah diteliti lagi oleh Lee, ternyata ketika cowok Korea menganggap kita sebagai pacarnya, mereka justru nggak suka kalau kita punya banyak waktu untuk yang lain. Mereka ingin diri kita fokus padanya. Hmm.. bisa disebut posesif dong, ya?
2. Ekspektasi yang berbeda terhadap cowok dan cewek
Ketika Lee disalahkan karena punya banyak teman cowok, dia justru nggak melihat adanya kesetaraan di sini. Cowok dengan bebas punya banyak teman cewek yang bahkan kadang juga dipanggil sebagai my girlfriend. Dalam konteks pertemanan, cowok suka dengan cewek yang keren dan lucu, bahkan yang sanggup meminum soju (minuman beralkohol dari Korea -red) beberapa botol. Namun jika cowok itu punya pacar, cowok tersebut akan melarang pacarnya untuk minum.
Di satu sisi, mereka menginginkan cewek yang cerdas dan mandiri, tapi di sisi lain mereka juga menginginkan cewek yang bergantung pada pacarnya dan menghormati keputusannya. Mungkin menghormati di sini lebih pada menuruti. Menurut Lee, kontradiksi ini juga terlihat dalam drama Korea. Jika kalian pernah menemukan karakter protagonis cewek yang mandiri dan punya karier yang baik bahkan jabatan tinggi, biasanya ketika berhadapan dengan cowok yang dia suka, dia bersikap lebih lemah.
3. Cewek lebih disukai ketika bersikap imut
Kamu pasti pernah dengar istilah aegyo dong, Bela. Karena bingung harus bersikap apa di depan pacarnya dulu, Lee sampai bertingkah aegyo di depan pacar supaya hubungan mereka membaik. Kalau aegyo lebih bersifat fisik seperti mimik yang lucu dan suara yang seperti bayi, Lee juga perlu melakukan naesung, atau bisa dibilang jujur tapi nggak sepenuhnya jujur. Misal, kamu mengaku minum satu kaleng bir saat ngumpul bareng teman, padahal kamu minum 2 botol bir.
Pada akhirnya Lee merasa lelah dengan hubungan yang terkesan dipaksakan ini. Dia ingin dirinya diterima seutuhnya. Dia ingin seseorang yang menyukai pribadi ekstrovert dan kemandiriannya. Pada akhirnya, Lee bertemu dengan cowok Korea yang selama ini ia cari, yang bisa mencintai dia apa adanya.
4. Serba salah
Ketika Lee diterima oleh seseorang yang menjadi pacarnya dan senang karena dia diterima apa adanya, maka wajar kalau Lee jadi bersikap manis, mulai dari mengurangi waktu berkumpul dengan teman demi pacar hingga membuat cokelat untuk Valentine. Awalnya Lee merasa bahwa seperti itulah standar pacaran dengan cowok Korea sampai akhirnya teman-teman Lee merasa ada yang berubah dalam diri Lee.
Setelah sekian lama pacaran, mereka akhirnya putus juga. Saat itu Lee bingung karena apakah kemandiriannya membuat cowok tersebut nggak betah dengannya atau apakah pribadi yang dia punya nggak sesuai dengan ekspektasi para cowok Korea. Pada akhirnya, Lee sadar bahwa ketika memasuki sebuah hubungan, cintailah dan hargailah diri sendiri sebelum mencintai orang lain. Menjadi diri sendiri itu penting supaya nggak mudah berubah mengikuti keinginan pacar hingga akhirnya merugikan diri sendiri dan terjebak dalam hubungan yang menyiksa.
Dari curhatan Lee di atas, ada hal yang perlu kita ingat bahwa sikap seseorang dalam sebuah hubungan nggak selamanya bisa ditentukan dari negara atau daerah mereka berasal dan budaya yang berlaku di sana, tapi juga didukung dengan pergaulan dan pola pikir orang itu sendiri. Popbela yakin kalau nggak semua cowok Korea punya pola pikir yang sama dengan apa yang dialami Lee.
Tetap ingin punya pacar cowok Korea, Bela?