Bela, ada banyak momen tak terlupakan ketika kamu masuk dalam masa berpacaran. Seperti pertemuan pertama, liburan pertama bersama pacar dan masih banyak momen lainnya. Ketika kamu dan pasangan sudah mengarah ke hubungan yang lebih serius, ternyata momen pembagian pengeluaran sangat penting untuk dilakukan, lho. Terkadang kamu pasti merasa canggung untuk mengetahui keuangan masing-masing, tetapi komunikasi itu justru akan meminimalisir perselisihan dalam hubungan kamu. Berikut ini Popbela berikan 7 tips untuk mulai mengatur keuangan kamu bersama pasangan. Dikutip dari Your Tango, berikut penjelasannya.
1. Jujur pada diri sendiri dan pasangan
Uang seharusnya tidak menjadi subjek yang tabu untuk dibicarakan. Namun karena alasan privasi sering kali sebagian orang enggan untuk membahasnya. Di dalam sebuah hubungan cobalah untuk jujur dan terbuka mengenai pandangan kamu tentang uang. Ini adalah langkah awal yang harus dilakukan sebelum menentukan bagaimana pembagian pengeluaran yang akan kamu dan pasangan lakukan.
Jujur dalam poin Ini berarti lebih dari sekadar bersedia transparan tentang sumber pendapatan kamu, tetapi juga benar-benar memiliki gambaran lengkap tentang apa yang dia miliki. Kamu harus jujur dan memulainya pada diri sendiri karena kamu tidak dapat mengharapkan pasangan kamu untuk mengeluarkan uang mereka setiap bulan sebelum kamu memiliki kesadaran akan kondisi keuangan kamu sendiri.
2. Buat atmosfer komunikasi soal uang itu positif dan bertujuan
Berbicara mengenai uang memang bisa menimbulkan stres dan perasaan canggung. Salah satu caranya agar hal tersebut tidak terjadi adalah mengubah pola pikir kamu dan pasangan terhadap uang, jadikanlah uang sebagai motivasi kamu untuk mencapai tujuan dengan dia di masa depan. Jangan berfokus hanya pada tagihan-tagihan yang harus dibayarkan, tapi fokuslah pada apa yang ingin kalian ‘beli’ dengan uang itu di masa depan. Misalnya rumah atau mewujudkan pernikahan impian kamu.
3. Tentukan tagihan yang memang akan dibayar berdua
Memiliki pemahaman bersama yang sangat jelas tentang siapa yang bertanggung jawab atas apa yang akan menyelamatkan kamu dari masalah, sehingga kamu tidak akan teralihkan oleh pengeluaran tak terduga yang dapat menyebabkan perselisihan dan kebencian dalam hubungan.
4. Buat sistem pembagian pengeluaran dengan adil
Selain memutuskan apa yang akan dibayar berdua mempertimbangkan bagaimana pengeluaran harus dibagi berdasarkan persentase juga adalah hal yang penting. Kata adil di sini haruslah menurut kesepakatan bersama. Cara yang bisa kamu gunakan adalah dengan menentukan prioritas berdasarkan penghasilan masing-masing. Di dalam hal ini tidak ada strategi atau sistem khusus yang baku karena setiap pasangan punya cara yang berbeda untuk menentukan strategi pengeluaran mereka.
5. Saling bantu untuk mempertahankan komitmen
Setelah kamu memutuskan apa dan bagaimana pengeluaran harus dibagikan, yang tak kalah penting adalah konsisten dalam menjalankan komitmen tersebut. Pertahankan satu sama lain untuk bertanggung jawab terhadap rencana kamu dan pasangan sepakati, salah satu acaranya adalah menetapkan ‘tanggal uang’. Itu adalah tanggal dimana kamu saling memberikan penghargaan berupa ‘hadiah’ atas komitmennya yang sudah konsisten. Ingat segala hal yang kamu dan pasangan itu patut diapresiasi lho. Bentuk apresiasinya tidak selalu soal uang atau barang ya!
6. Miliki rencana cadangan untuk biaya tak terduga
Selain rutin membuat laporan pengeluaran, penting juga lho untuk melakukan antipasi biaya-biaya tak terduga yang mungkin saja terjadi. Salah satu caranya adalah dengan membuat stu tabungan khusus yang tidak boleh digunakan kecuali ada keperluan yang mendesak. Tetapi apa yang menjadi tolak ukur keperluan mendesak itu harus berdasarkan kesepakatan bersama ya, Bela.
7. Buat rencana jika salah satu tidak bisa membayar kewajiban pengeluarannya
Kejutan lain yang pasti menunggu di masa depan adalah jika salah satu dari kamu atau pasangan tidak bisa membayar kewajiban yang telah kalian sepakati. Kamu dan dia perlu melakukan diskusi apa yang menjadi jalan keluar jika sewaktu-waktu hal itu terjadi. Misalnya kamu yang akan membayar ‘kewajiban’ dia atau misalnya cukup membayar 50 persen saja dari total ‘kewajiban’. Bagaimana pun solusi yang akan kamu terapkan, tetaplah harus berdasarkan kesepakatan bersama ya.