Zaman dulu, kriteria istri idaman sungguh sederhana. Jago masak dan menyukai anak-anak adalah dua kriteria utama. Jago masak berarti jago mengurus keluarga. Suka anak-anak berarti sudah siap jadi ibunya anak-anak. Pendidikan dan lain-lain tak perlu dipikirkan. Asal dua itu sudah terpenuhi, seorang perempuan sudah layak menyandang predikat istri idaman dan siap dipersunting ke pelaminan.
Namun di zaman sekarang, peran perempuan sudah semakin luas; tak lagi terkucil di dapur, sumur, dan kasur. Perempuan punya kesempatan berkarier dan aktif di dunia luar sebesar para pria. Ternyata di zaman yang serba digital ini, kriteria istri idaman pun ikutan berubah. Seperti apa kriteria istri idaman zaman sekarang itu? Yuk, disimak!
Menghargai uang itu sudah jelas kriteria utama. Bukannya apa-apa, nanti dalam berumah tangga kebutuhan akan semakin banyak. Tak jauh beda dengan perusahaan besar, roda keuangan rumah tangga pun harus diperhatikan dengan jeli. Jadi berapa pun uang yang dimiliki, semua kebutuhan bisa terpenuhi.
Bukan berarti istri idaman hanya dia yang sarjana ekonomi lho, ya. Karena banyak kemampuan yang harus dimiliki saat mengatur keuangan, salah satunya adalah membuat anggaran bulanan dan ketahanan diri untuk tak belanja gila-gilaan meski sedang diskon besar-besaran.
Siapa sih yang tidak mau punya teman bertukar pikiran atas segala persoalan? Didengarkan saat berkeluh kesah memang membuat lega. Tapi punya rekan diskusi yang sepadan itu keberuntungan juga. Karena itu bagi generasi zaman sekarang, istri idaman adalah perempuan-perempuan yang open minded, cerdas, dan berpengetahuan luas. Yang tak hanya iya-iya saja atas segalanya, melainkan bisa memberi saran, masukan, dan kritik atas segala hal yang dilakukan pasangan.
Jadi, apakah istri idaman adalah dia yang sekolahnya tinggi dan punya deretan gelar akademis di belakang nama? Tidak mesti juga. Pendidikan sangat penting. Tapi pendidikan formal bukan satu-satunya cara untuk membuka wawasan, yang penting keinginan untuk terus belajar dan haus akan pengetahuan.
Cewek manja memang terlihat imut. Terkadang membuat ego lelaki melambung tinggi juga karena merasa sangat dibutuhkan. Tapi kebanyakan pria mendambakan cewek yang mandiri dan tidak caper berlebihan untuk dijadikan istri. Bukannya apa-apa, cowok juga punya banyak hal yang harus diurusi. Pasangan yang menuntut perhatian setiap jam, apalagi ngambek karena mention-nya di media sosial belum ditanggapi, tentu akan sangat memusingkan. Justru cowok akan lebih tertarik pada cewek yang aktif dan punya banyak kegiatan karena terkesan mandiri dan misterius, penuh tantangan.
Secocok apapun saat pacaran, setelah menikah perhitungannya berbeda. Jenuh, bosan, dan merasa kurang klik dengan pasangan itu hal biasa terjadi. Karena itu, memiliki pasangan yang kreatif dan anti-mainstream bisa jadi berkah tersendiri. Isi pikirannya yang spontan dan tak tertebak membuat hubungan jadi seru. Kualitas perempuan seperti ini juga bisa memberikan inspirasi, lho. Maka dari itu, cowok zaman sekarang memasukkan kreatif dan spontan sebagai satu kriteria saat mencari istri.
Sering dikatakan bahwa penampilan adalah penanda cinta yang dangkal. Padahal sejatinya cewek yang memperhatikan penampilan membuktikan banyak kualitas, bukan hanya soal pandai berdandan. Mereka berdandan dan diet ketat, bukan semata biar dibilang cantik, melainkan sebuah bentuk kasih sayang pada diri sendiri. Dengan penampilan yang selalu fresh dan terjaga ini, pastinya para suami akan senang juga kan?
Katanya cowok selalu kebelet mengayomi dan cewek selalu ingin diayomi. Tapi untuk menjalani rumah tangga dan sukses hingga hari tua nanti, peran istri dan suami tidak bisa saklek begitu. Ada kalanya suami dan istri harus berganti-ganti peran, sesuai kebutuhan. Suami tidak harus selalu tegar kuat bagai superhero yang tidak boleh kalut sedikit pun. Ada kalanya pria juga merasa pijakannya goyah dan pikirannya keruh. Karena itulah, banyak pria yang mendamba perempuan dewasa. Karena terkadang, mereka butuh sandaran juga.
Tapi tentunya kriteria istri idaman itu bukan ketentuan yang mutlak. Artinya masing-masing orang sering punya standar sendiri. Dan bagaimana pun juga, menjalankan roda rumah tangga adalah kerja sama berdua.