Bukan rahasia bila cinta memang bisa membutakan semuanya. Bahkan ini itu bisa dibenarkan atau dimaklumi kalau memakai alasan karena cinta. Hal inilah yang tanpa disadari memicu kekerasan dalam sebuah hubungan, yang sayangnya sering nggak disadari.
Kekerasan hubungan nggak hanya bisa terjadi dalam rumah tangga dan dalam bentuk kekerasan fisik. Kamu yang masih pacaran bisa saja mengalaminya. Bukan dalam bentuk kekerasan fisik, melainkan dalam bentuk kekerasan psikis. Hanya saja, karena terlanjur cinta, seringnya kamu nggak menyadarinya. Berikut ini 6 alasan kenapa kekerasan dalam hubungan sering kali nggak terlihat.
Ketakutan berlebihan pada pasangan adalah tanda bahwa hubungan nggak sehat. Kamu takut melakukan kesalahan dan bahkan kamu enggan membicarakan suatu hal karena takut kamu akan marah. Padahal dalam hubungan yang sehat, segalanya bisa dibicarakan dengan baik-baik.
Membolak-balik kenyataan dan membuat alasan adalah keahliannya. Bukannya mengakui kesalahan, dia justru membuat seolah-olah kamu yang salah. Kepandaiannya mengubah fakta bisa membuatmu merasa bahwa dirimu memang layak disalahkan dan disakiti. Pada akhirnya, kamu merasa itu adalah hal yang wajar dan bukan sebuah tindak kekerasan dalam hubungan.
Terkadang, kamu menjadi sangat bergantung pada pasangan dalam segala hal. Ini membuat kamu seakan menjadi sangat terikat dengan dia sehingga merasa meninggalkan hubungan adalah hal yang mustahil.
Beberapa wanita nggak menyadari dan berpikir bahwa kekerasan dalam hubungan adalah sesuatu yang normal. Beragam bentuk kekerasan yang terjadi dianggap menjadi hal yang normal dan membuat kamu memutuskan untuk tetap menjalin hubungan. Kamu berpikir bahwa kekerasan yang terjadi adalah bagian dari turbulensi hubungan.
Ada kecenderungan kamu akan bertahan di dalam hubungan di mana kamu merasa dicintai dan bahagia. Kemudian ketika sesuatu terjadi dan dia mulai berperilaku kasar, lalu meminta maaf, maka kamu akan selalu memaafkannya karena selalu mengingat kenangan indah yang dia berikan.
Alasan lainnya karena kamu itu merasa takut sendiri atau takut akan perubahan karena misalnya sudah merasa nyaman dalam hubungan yang berlangsung selama beberapa tahun. Ketakutan-ketakutan yang kamu miliki memang wajar, namun seharusnya nggak menjadi alasan bagi kamu untuk menutup mata dan tetap bertahan di sebuah hubungan yang penuh kekerasan.