Kata orang, bertengkar merupakan bumbu sebuah hubungan. Tanpanya, hubungan akan berjalan hambar dan tanpa kesan. Meski dianggap sebagai bumbu, nyatanya pertengkaran nggak selamanya terjadi. Awal-awal pacaran pertengkaran memang masih sering timbul. Namun semakin kamu dewasa, pertengkaran dalam hubungan justru makin jarang terjadi. Bahkan kamu mungkin sampai lupa kapan terakhir bertengkar dengan dia.
Kira-kira kenapa ya makin dewasa kamu dan dia justru makin jarang bertengkar? Mungkin salah satu jawabannya ada pada hal-hal di bawah ini, yuk disimak!
Pertengkaran disebut sebagai bumbu karena katanya mampu membuat hubungan lebih berwarna. Tanpa pertengkaran, sebuah hubungan seringnya dianggap nggak ada gregetnya. Namun semakin kamu dewasa, jalan pikiranmu semakin jauh terbuka. Kini bagimu dan dia, pertengkaran bukan satu-satunya hal yang mampu membuat hubungan kalian ada gregetnya. Masih banyak hal yang bisa membuat hubungan kalian jauh lebih seru dan berwarna, seperti perhatian, kasih sayang dan candaan receh yang kadang hanya dimengerti kalian berdua.
Selain semakin terbuka, cara berpikir kalian juga semakin rasional. Dulu waktu awal pacaran, kalian mudah terbakar cemburu karena gampang termakan isu. Padahal apa yang kamu dengar dari orang lain belum tentu benar. Bahkan seringnya nggak masuk dalam logika. Tapi kini cara berpikirmu sudah berbeda. Kamu dan dia memilih mendinginkan pikiran dulu sebelum menyelesaikan masalah bersama-sama, sebab membahas suatu masalah dengan kepala panas hanya akan buat kalian capek sendiri. Sementara jalan keluarnya belum tentu kalian temukan.
Dulu kalau pacar nggak memberi kabar, kamu bisa marah-marah seharian. Apalagi kalau sampai pesanmu dianggurin tanpa balasan. Rasanya seperti nggak lagi dianggap pacar karena dulu kamu menganggap pacaran harus cepat balas pesan. Namun seiring semakin matangnya kalian berdua, makna hubungan nggak lagi sama. Kini pesan yang belum sempat dibalas nggak akan menyulut emosimu. Sebab bagi kalian berdua, hubungan nggak sekadar membalas pesan tepat waktu. Saat ini kalian lebih fokus untuk saling mendukung tanpa mengekang seperti awal-awal pacaran dulu.
Tambah dewasa, nggak hanya cara berpikir yang semakin berkembang. Namun kemampuan untuk mengatur ego dan emosi kalian juga semakin berkembang. Kalau dulu masalah sepele saja bisa buat kalian diam-diaman, kini ada banyak hal yang mampu menahan emosimu agar nggak mudah meluap seperti dulu. Sama halnya ketika kamu ingin minta maaf karena melakukan kesalahan. Ada banyak hal yang mendorongmu untuk mengalahkan egomu.
Satu kalimat yang terlihat sepele, tapi nyatanya turut menurunkan intensitas pertengkaran kalian berdua. Kalau kamu ingat-ingat lagi, di awal pacaran kalian berdua lebih sering bertengkar daripada menunjukkan kasih sayang. Masalah sepele bisa menyulut pertengkaran kalian berdua. Sampai akhirnya kalian berdua diberi predikat “masih bocah”.
Predikat tersebut lalu buatmu malu sendiri kalau dipikir-pikir lagi. Sebab umurmu dan dia sekarang sudah nggak semuda dulu. Tujuan pacaran juga bukan lagi untuk senang-senang, tapi sudah untuk melangkah ke hal serius seperti pernikahan. Jadi kalau sekarang mau bertengkar, kamu akan pikir-pikir dulu biar nggak lagi dianggap bocah.
Dulu pikiran terberat sekadar menentukan tempat makan atau mau kasih hadiah apa untuk ulang tahun pacar. Namun semakin dewasa, semakin banyak pula hal-hal yang perlu dipikirkan. Perihal pekerjaan, masalah keluarga, sampai hubungan yang sebentar lagi mau disahkan. Hal-hal tersebut sudah menyita hampir seluruh perhatianmu. Nggak ada lagi waktu dan sisa tenaga untuk bertengkar soal hal-hal sepele. Rasanya sayang waktu dan kebersamaan kalian kalau harus dikurangi hanya untuk bertengkar.