Namaku Nina, dan aku biasa dijadikan cadangan. Bukan cadangan dalam tim olahraga atau apa, tapi cadangan dalam hal cinta. Apa maksudnya cadangan dalam cinta? Artinya aku adalah cewek nomer kesekian. Cowok yang nomor satu dalam hatiku hanya menempatkanku di baris kesekian dalam hatinya.
Gimana aku tahu? Aku tahu dari caranya memperlakukanku. Dia baik padaku, tapi dia juga sangat baik terhadap cewek lain. Dia sering memujiku cantik atau baik, tapi ia begitu juga ke cewek lain. Dia kadang mengajakku jalan berdua, tapi ia juga sering pergi dengan yang lain.
Bagi dia, aku hanyalah satu dari seribu. Kalian tahu kah rasa ini? Rasanya seperti rasa sakit hati yang campur aduk. Karena sejujurnya aku sungguh berharap kalau suatu hari ia akan sadar kalau aku pantas jadi yang nomor satu buatnya. Kadang aku membayangkan jika seandainya dia datang suatu hari dan bilang kalau ia sudah lelah mencari, ia sudah menemukan orang yang tepat untuknya, dan orang itu adalah aku.
Awalnya aku pikir, dia cuma perlu sedikit waktu. Dengan berjalannya waktu, dia akan sadar kalau aku adalah pilihan yang terbaik untuknya. Dan seandainya tidakpun, seandainya dia memilih yang lain, pasti sakit rasanya tapi aku akan berusaha menerimanya dan berharap yang terbaik untuknya.
Tapi ini adalah suatu hal yang kejam, karena sudah sekian lama aku menunggu dan berusaha, tetap saja aku duduk di bangku cadangan. Aku jadi gak tahu lagi harus berbuat apa. Apa aku mesti merasa beruntung, bisa jalan bareng dengannya? Atau apa mestinya aku bangga aku bisa juara 2, gitu?
Aku gak habis pikir, kenapa orang yang sangat kusayangi dan kujadikan yang pertama dalam hidupku, hanya melihatku sebagai cewek nomor sekian. Ada banyak hal tentang diriku yang disukai orang-orang, ada banyak hal yang bisa kulakukan untuknya, dan ada banyak hal yang bisa kita lakukan bersama. Seandainya dia memilihku, aku pasti akan membuatnya merasa seperti cowok yang paling beruntung sedunia. Seandainya saja.
Tapi dia tidak memilihku. Lebih tepatnya, dia tidak pernah memilih. Dia membiarkanku saja duduk memanasi bangku cadangan itu. Sesekali dia akan datang dengan seberkah harapan, kemudian pergi lagi kemana ia suka.
Apakah ini adil? Apakah ini yang namanya cinta? Apakah banyak orang di luar sana yang juga berjuang seperti diriku, yang merasakan perasaan ini juga? Dan apakah banyak orang di luar sana yang melakukan apa yang dia lakukan padaku? Saat ia datang dan memberi harapan, dari luar memang terlihat seperti cinta, tapi sebenarnya ini adalah tindakan yang sungguh kejam.
Jadi akhirnya aku memutuskan untuk melakukan hal ini. Aku rasa kamu harus tahu, kalau aku bukan pilihan kedua atau ketigamu. Dan juga, aku bukan rencana cadangan, untuk jaga-jaga seandainya pilihan pertama tidak dapat.
Jika kamu masih bingung harus memilih antara aku atau dia, pililhlah dia. Karena kalau kamu memang sayang aku, seharusnya kamu tidak perlu bingung memilih.