Saat jatuh cinta dan mulai terlihat kalau gebetan juga punya rasa yang sama, kita biasanya terdorong untuk mengucapkan (atau hanya menunggu?) ucapan "I Love You" untuk pertama kalinya. Bahkan meski sudah telrihat jelas kalau saling suka, tanpa kalimat ini rasanya kalian belum sah untuk pacaran. Apa saja sebenarnya makna "I Love You" , ya, dalam sebuah hubungan? Apa sama artinya kalau yang mengucapkan pihak perempuan atau laki-laki?
I Love You adalah penanda dalam hubungan
Kalau sudah diucapkan dan dibalas sama oleh pasangan, biasanya hubungan jadi akan lebih serius. Yang tadinya cuma PDKT jadi bisa disebut pacaran. Kedua belah pihak sudah tidak bisa main-main lagi. "I Love You" pertama ibarat pengesahan bahwa kalian memiliki satu sama lain.
Perempuan boleh bilang "I love you" duluan
Nggak harus laki-laki! Kalimat 'aku cinta kamu' adalah ungkapan perasaan semata. Semua boleh mengatakannya baik perempuan maupun laki-laki. Jadi nggak perlu merasa rendah diri kalau kamu sudah yakin ingin mengucap duluan. Laki-laki juga ada yang pemalu kan? Jadi nggak ada salah kamu mulai duluan!
Laki-laki lebih gampang ngomong "I Love You"
Dalam sebuah studi 2011 yang diterbitkan dalam The Journal of Social Psychology , Marissa Harrison, seorang profesor psikologi di Pennsylvania State University, Harrisburg, menyatakan bahwa laki-laki cenderung lebih gampang mengatakannya. Sementara perempuan lebih lama, karena kaum hawa memang lebih suka menunda emosinya dan memvalidasinya secara jelas terlebih dulu.
I Love You punya makna komitmen dan seksual
Nah, mungkin ini yang perlu kalian tahu. Biasanya laki-laki ingin cepat-cepat bilang "I Love You" karena menginginkan aktivitas seksual yang lebih intens, seperti bersentuhan atau ciuman (seksual tidak sama dengan seks, ya!). Jika sudah mengucapkan "I Love You" rasanya para laki-laki ini jadi punya semacam surat izin untuk menyentuhmu
Berbeda dengan perempuan yang cenderung menganggap "I Love You" sebagai sebuah ungkapan komitmen bahwa ia bersedia untuk saling setia, mungkin selamanya. Hmm.. bagaimana menurutmu, Bela? Setuju nggak dengan pendapat ini?