Pasangan adalah orang yang paling kita cintai, tapi juga orang yang paling berpotensi membuat kita marah. Benar nggak? Kalau sudah marah, rasanya ingin meluapkan emosi sebisa mungkin. Bahkan ada yang sangat agresif dan meluapkan marahnya dengan cara-cara negatif. Bukannya selesai, masalah malah akan bertambah besar. Apalagi jika pasanganmu pun meresponnya secara negatif juga, tidak pernah akan ada titik temu.
Untuk menyiasatinya, kamu bisa beralih meluapkan marahmu dengan cara-cara yang akan kita bahas di bawah.
1. Katakan kamu marah
Biasakan mengatakan "Aku marah", sebelum melontarkan kalimat dengan nada-nada tinggi. Bahkan kalau bisa nada-nada tinggi jangan sampai keluar. Jangan hanya diam dan memberikan kode-kode juga, percayalah laki-laki itu makhluk yang paling sulit membaca kode. Bilang "Aku marah" akan memperjelas situasi.
2. Jangan ubah perhatian
Jika sehari-hari kamu terbiasa menemaninya makan malam, tetap lakukan seperti biasa. Marahlah pada 'konteks'nya, jangan marah secara keseluruhan. Misalnya, jika kamu marah karena dia tidak membalas pesanmu, ya sudah 'di situ' saja marahnya, jangan ikutsertakan hal-hal lain. Situasi hanya akan bertambah buruk kalau kamu membawa hal-hal lain juga.
3. Tulis diari dulu saat kesal
Tahan dulu amarahmu, coba tuliskan dulu duduk permasalahannya dalam sebuah diari. Tulisan akan membuat apa yang kompleks di dalam pikiran menjadi terlihat lebih jelas, dan mungkin lebih sederhana. Masalahnya mungkin ternyata tidak sebesar saat kamu belum menuliskannya. Jika sudah ditulis dan kamu tetap merasa kesal, paling tidak kekesalan yang kamu ungkapkan akan lebih jelas, karena sudah melalui banyak pertimbangan.
4. Jangan ungkap di media sosial
Sekalipun kamu harus marah-marah, maka marahlah di ranah pribadi kamu dan pasangan. Jangan dibawa-bawa ke media sosial. Urusan kamu dan pasangan adalah urusan pribadi, orang tidak perlu tahu.
5. Dengarkan pembelaannya
Hal terburuk yang dilakukan seseorang saat marah adalah tidak mau mendengar. Arti mendengar di sini bukan hanya sekedar mendengar, tapi mendengarkan dengan sepenuh hati dan menjaga kenetralan. Jika kita bisa mendengarkan sudut pandang yang diungkap pasangan kita, solusinya akan lebih mudah dicari.
6. Peluk dia
Peluk? Nggak salah? Kan lagi marah? Iya, memang harus memeluknya. Saat marah ada banyak emosi negatif yang terkumpul, bahkan dari masa lalu. Energi negatif itu akan terus menumpuk sampai kamu menyalurkannya dengan mengomel, membentak, dan mungkin hal yang lebih buruk.
Pelukan bisa menetralisir semua itu, energi negatifmu akan hilang perlahan dan berganti menjadi energi positif.