Jatuh cinta dan menjalin hubungan sering kali lebih mengutamakan perasaan daripada logika. Akibatnya, beberapa keputusan dalam hubungan dibuat hanya berdasarkan perasaan saja. Salah satu contohnya ialah sekuat tenaga mempertahankan hubungan yang mulai goyah.
Biasanya, sepasang kekasih akan mencoba berbagai macam cara untuk selalu bersatu, tak peduli seberapa banyak rintangan menghadang. Padahal nyatanya, hal ini tak melulu baik untuk dilakukan sebab berpotensi menimbulkan sakit hati. Jadi, pahamilah bahwa rasa cinta tidak selamanya kuat untuk membangun hubungan awet.
Guna menghindari sakitnya perpisahan, kamu harus bisa merelakan kandasnya hubungan. Setidaknya ada beberapa waktu terbaik untuk merelakan pasangan dan mengakhiri hubungan yang bisa kamu perhatikan dalam jalinan asmaramu. Yuk, simak!
1. Bukan bahagia, kamu justru merasa lebih sering tersakiti
Setiap orang yang menjalin hubungan berlandaskan rasa cinta, tentu akan mendapatkan banyak kebahagiaan dari pasangan. Bahkan, tindakan sekecil apa pun, asalkan bersama pasangan pasti akan terasa menyenangkan. Namun, apa jadinya jika hubunganmu mulai terasa menyesakkan hati dan perasaan?
Kamu tak lagi merasa bahagia, bahkan merasa lebih sering tersakiti oleh sikap pasangan. Bila demikian, sebaiknya jangan tahan rasa sakit tersebut karena akan berbahaya bagi dirimu sendiri. Sebaliknya, pahamilah bahwa perasaan tersakiti tersebut merupakan pertanda bahwa hubungan kalian tidak baik-baik saja. Daripada memaksakan tetap bersama, lebih baik bersiap untuk merelakan pasangan dan mengakhiri hubungan.
2. Saat kamu mulai merasa tidak bisa memaafkan kesalahannya
Tak bisa dipungkiri bahwa berbuat kesalahan adalah suatu hal yang wajar dilakukan oleh semua orang, termasuk pasanganmu. Jika pasanganmu berbuat salah, kamu perlu memaafkannya. Namun, perlu diingat bahwa ada batasan yang perlu dibuat, sehingga tidak semua kesalahan bisa dimaafkan, apalagi jika sudah terlalu sering.
Saat pasanganmu sudah berulang kali melakukan kesalahan, atau telah melakukan kesalahan yang fatal hingga menyakiti dirimu, ingatlah bahwa kamu harus mengutamakan dirimu sendiri. Tak perlu memaafkannya bila memang ia tidak layak dimaafkan. Bahkan, ini juga bisa menjadi waktu terbaik merelakan pasangan dan mengakhiri hubungan.
3. Hubunganmu tak kunjung didukung oleh teman dan keluarga
Pernahkah kamu mendengar istilah “cinta buta”? Jika pernah, mungkin kamu akan merasa setuju dengan istilah tersebut, sebab cinta memang bisa membuatmu ‘buta’ terhadap pasangan. Segala tingkah lakunya akan terlihat baik di matamu karena kamu mencintainya.
Namun, tidak dengan teman maupun keluargamu. Orang-orang di sekitarmu akan jadi juri yang netral dalam menilai pasanganmu. Bila pasanganmu dirasa tidak layak untukmu, mereka tak segan untuk menentang hubungan kalian. Tujuannya tentu saja untuk melindungi kamu dari rasa sakit dan patah hati nantinya.
Jadi, jika teman dan keluargamu mengatakan mereka tidak bisa mendukung hubungan kamu dan pasangan, sebaiknya kamu mulai bersiap untuk merelakan pasangan. Sebab, teman dan keluarga pasti menginginkan yang terbaik untuk kamu kan, Bela!
4. Kamu mulai mencari dukungan dan keberadaan dari orang lain
Menjalin hubungan biasanya diiringi dengan berbagi segala hal dalam kehidupan. Pasanganmu adalah orang pertama yang kamu cari untuk memberi kabar bahagia, perasaan sedih, hal darurat, mencari dukungan dan lain sebagainya. Artinya, hubunganmu sehat dan saling melengkapi.
Nah, jika pasanganmu tidak melakukan hal yang sama, atau pasanganmu tidak bisa menjadi “orang pertama” dalam hidupmu, tentu wajar bila kamu mulai mencari dukungan dari orang lain, seperti rekan kerja maupun kenalan lain.
Jika hal ini sudah terjadi dalam hubunganmu, kamu harus bisa menyadarinya sebagai waktu terbaik merelakan pasangan dan mengakhiri hubungan. Tak perlu berusaha sekuat tenaga merubah pasangan menjadi apa yang kamu inginkan, sebab hanya akan membuat dirimu lelah.
5. Komunikasi tidak nyaman bahkan membuatmu takut
Hubungan yang sehat juga bisa ditandai dengan komunikasi nyaman antar pasangan. Kamu bisa membicarakan banyak hal kepadanya tanpa harus merasa khawatir akan penilaian dari dia. Sebaliknya, komunikasi yang tidak nyaman bahkan membuat takut adalah tanda hubungan yang mulai retak, bahkan memasuki waktu perpisahan.
Daripada harus menahan apa yang ingin kamu katakan, apa yang kamu rasakan, bertahan dengan ketidakpuasan dalam hubungan, hingga berpura-pura bahagia dengan keadaan yang ada, lebih baik kamu persiapkan diri agar bisa ikhlas merelakan pasangan dan mengakhiri hubungan.
6. Terlalu sering berusaha memperbaiki hubungan
Rintangan dan masalah adalah hal yang wajar dalam jalinan asmara, namun tetap memiliki batasannya tersendiri. Artinya, setiap masalah yang terjadi dapat diselesaikan dengan baik tanpa harus menyakiti masing-masing pihak. Selain itu, diperlukan batas waktu berapa lama hubungan harus dipertahankan sekuat tenaga.
Ketika kamu dan pasangan sudah terlalu sering berusaha memperbaiki hubungan yang goyah, ada baiknya kalian menyadari bahwa inilah waktu terbaik untuk mengakhiri hubungan sebelum masalah menjadi semakin berlarut-larut. Sebab, setelah sekian lama mengupayakan hubungan bertahan namun tetap tak berhasil, mungkin berpisah adalah opsi terbaik.
7. Saat kamu tidak melihat masa depan dari hubunganmu
Terakhir, hubungan yang tak ada kemajuan serta tidak memiliki masa depan juga tidak layak dipertahankan lho, Bela! Ketika ada terlalu banyak perbedaan pendapat antara kamu dan pasangan, tentu sulit untuk memastikan hubungan mampu bertahan lama, maka sulit pula mengharapkan masa depan hubungan hingga berujung ke pernikahan.
Apalagi jika sudah melalui proses bicara dari hati ke hati, namun tak kunjung menemukan titik terang. Daripada memaksakan hubungan namun berpotensi sakit hati di kemudian hari, lebih baik berpisah demi kebahagiaan bersama.
Itulah dia beberapa waktu terbaik untuk merelakan pasangan dan mengakhiri hubungan yang wajib kamu tahu. Dengan demikian, kamu bisa menganalisa hubunganmu dengan baik dan meminimalisir sakit hati di kemudian hari.