Jadi, kamu sudah yakin kamu benar-benar suka dengannya? Tidak, kamu tidak salah, cinta memang terkadang datang di waktu yang kurang tepat. Atau dengan kata lain pada orang yang tidak tepat.
Naksir atau mencintai itu adalah hal lumrah, kamu tahu itu. Namun, terkadang, kita memang harus menerima fakta yang ada di depan mata. Fakta apa?
1. Terima kenyataan kalau kamu tak bisa jadi lebih daripada teman.
Hal pertama ini memang berat. Namun, kenyataan memang benar, kamu tak akan bisa lebih dari teman dengannya.
2. Jangan salahkan dirimu karena hal ini.
Jangan, jangan pernah menyalahkan diri sendiri. Lagi, cinta terkadang datang pada saat yang tidak tepat. Kamu tidak salah karena jatuh cinta padanya, itu adalah hak kamu.
3. Sekarang, kamu yang punya kuasa akan dirimu sendiri, menyerah atau maju?
Ya, untukmu ini adalah pilihan sulit. Namun, semuanya tergantung kemauanmu lagi. Namun, pikirkan juga konsekuensi yang akan timbul. Bayangkan pula jika kamu berada di posisi si pasangan yang kamu akan rebut pacarnya. Selain itu, kamu mau dicap sebagai orang yang nggak benar?
4. Mulai dari pikiranmu, hapuslah pesonanya itu.
Apa yang membuatmu suka sama dia? Sikapnya? Tampangnya? Paling mudah adalah kamu menyangkal dalam otakmu sendiri. Seperti ungkapan, "dari mata turun ke hati", semuanya berawal dari tatap lalu jadi ingatanmu. Lupakan, hapus, bahkan buang jauh-jauh pesonanya sampai kebaikannya. Yakini diri bahwa dia bukanlah yang tepat untukmu.
5. Sekarang saatnya bertindak.
Apa yang harus kamu lakukan? Jauhi dia. Tidak secara drastis, tapi selangkah demi selangkah sesuai kemampuanmu. Bisa dikurangi mulai dari berhenti mengontaknya (chat, SMS, bahkan telepon). Lalu kamu bisa mulai membiasakan diri hanya menyapanya saat bertemu, tanpa melanjutkan ke perbincangan jauh. Hentikan untuk memerhatikan akun sosial medianya secara berlebihan. Proses ini harus dilakukan dengan pelan-pelan, karena pada akhirnya kita tak mau dicap sombong, bukan?
6. Sulit? Ya, memang, melepaskan itu tak semudah yang dibayangkan.
Kamu pasti nyesek, tapi ini untuk kebaikanmu juga. Namun, di sinilah logika kita harus bermain. Jika kita mencintai dia yang sudah punya pacar, kemudian kita berhasil menjalin hubungan dengannya, bukankah itu hal yang salah? Bukankah itu disebut selingkuh? Orang-orang banyak yang tidak suka dengan hal itu, lho! Kamu juga kan?
7. Sadar diri dan lihat hubungan mereka.
Mereka sudah bersama selama beberapa tahun. Ya, memang mereka punya masa-masa sulit. Namun, kamu sendiri harus tahu, jika mereka bisa balikan setelah masa sulit, bukankah itu berarti mereka pasangan sejati? Dengan kata lain, sulit, sangat sulit untuk memisahkan mereka.
8. Kawanku, sekarang kamu harus mundur.
Ya, kawan, kita tak bisa berbuat apa-apa sekarang selain mundur dan mengubur semua perasaan itu. Ya, akan sulit, karena semuanya butuh waktu dan kekuatan hatimu sendiri.
9. Akan sulit untuk mencari yang lain.
Ya, terkadang kita memang tak bisa begitu saja menentukan pilihan. Kamu benar, butuh satu moment yang membuat hati berkata, "Ya! Dia!". Aku tahu itu, tapi cobalah untuk melihat sekitarmu.
10. Namun, pada akhirnya kerelaan dan keikhlasanmu untuk menerima kenyataan itu telah menunjukkan kedewasaanmu.
Kedewasaanmu dalam berhubungan. Kedewasaanmu pada cara pandangmu dalam hidup dan menjalani hidupmu.
11. Pada akhirnya, sobat, ingatlah yang datang akan pergi dan sebaliknya.
Namun, kamu harus tahu yang pergi akan diganti, atau terganti. Siklus ini akan terjadi, kawan, percayalah. Kamu adalah pribadi yang baik, penyayang dan banyak yang senang denganmu. Banyak lagi di luar sana yang akan mengisi hatimu nanti. Jangan menyerah.
Sekali lagi, jatuh cinta itu indah, kamu tidak salah. Hanya saja, saat-saatnya tidak tepat.
Disclaimer: Artikel ini sudah diterbitkan pada laman IDN Times dengan judul "Mencintai Orang yang Sudah Punya Pasangan, Lanjutkan atau Sudahi Saja?"