Tak sering kamu bertemu dengan laki-laki yang pintar, lucu, dan bahkan bisa mengerti dirimu. Mungkin itulah yang membuatmu jadi menyukainya. Namun, yang menjadi masalah adalah laki-laki itu pacar temanmu.
Memang, kadang kamu tak bisa mengontrol akan menyukai siapa. Meskipun kamu merasa bersalah saat naksir dengan pacar teman sendiri, tetapi kamu juga mungkin kesal karena temanmu yang bisa menjadi pacar laki-laki yang kamu taksir.
Belum lagi perasaanmu pada diri sendiri. Kamu pastinya akan merasakan banyak hal, mulai dari marah pada diri sendiri, bingung tentang apa yang harus dilakukan, dan bahkan mungkin cemburu tentang hubungan teman dan pacarnya.
Lalu, apa yang harus kamu lakukan? Haruskah kamu memendam perasaan tersebut atau jujur menyampaikannya kepada pacar si teman ini? Berikut ini beberapa saran dari psikoterapis, Jessica Lamb, mengenai hal yang boleh dan tidak boleh kamu lakukan.
1. Bertanya pada diri sendiri
Saat kamu menyukai pacar teman, penting bagimu untuk merenungkan perasaan tersebut. Ini dapat membantumu memahami apakah kau memang menyukainya apa adanya atau ada alasan lain belum kamu sadari.
Menurut Jessica, beberapa pertanyaan yang harus kamu tanyakan pada diri sendiri adalah:
- Apakah kamu sudah terlalu lama sendiri sehingga keramahan pacar si teman membuatmu merasa dia adalah orang yang tepat untukmu?
- Apakah kamu merasa nyaman dan menyenangkan bersama dengannya dan temanmu, yang membuat kamu jadi merasa tertarik padanya?
- Mungkinkah perhatian yang dia berikan kepadamu membuatmu lebih percaya diri?
2. Jangan melewati batas dengan pacar teman
Biar bagaimanapun, laki-laki ini masih pacar temanmu dan kamu tidak boleh melewati batas saat berinteraksi dengannya.
Jika kamu bingung sikap seperti apa yang melewati batas, Jessica menjelaskan, "Setiap sikap antara kamu dan si laki-laki yang tidak ingin kamu beri tahukan ke teman karena dia tidak akan menyukainya adalah batas dan menjadi bendera merah."
Misalnya saja, termasuk chat secara pribadi atau bertemu tanpa si teman. Meskipun kamu sangat ingin melakukannya, tetapi semua itu sama saja kamu sudah mengkhianati kepercayaan teman.
“(Melewati batas) dapat membuat temanmu sakit hati dan dia kemungkinan akan lebih marah kepadamu daripada pacarnya sendiri karena dia merasa kamu yang secara aktif mengejar kekasih hatinya,” ujar Jessica lagi.
3. Jangan mengambil keuntungan ketika hubungan mereka bermasalah
Namanya hubungan, teman dan pacarnya pasti pernah (atau bahkan sering) bertengkar. Kamu juga mungkin akan lebih menyadari kalau temanmu ini sebenarnya tidak terlalu nyambung dengan pacarnya.
Namun, apa pun yang terjadi dengan hubungan mereka, kamu sebaiknya tidak mencoba mengambil keuntungan dengan cara mendekati pacar si teman. Jika mereka memiliki masalah, biarkan mereka menyelesaikannya berdua. Jika mereka tidak cocok, suatu saat salah satu dari mereka akan menyadarinya.
“Lebih baik tidak ikut campur dan membiarkan hubungan mereka berjalan dengan sendirinya. Selain itu, teman-teman lain akan sulit untuk memihakmu jika kamu terlalu ikut campur dalam hubungan mereka,” kata sang psikoterapis.
4. Lupakan rasa sukamu jika bertepuk sebelah tangan
Mungkin kamu tipe perempuan agresif yang tak sungkan menyatakan perasaan suka duluan kepada laki-laki. Ini tidak masalah jika dia bukan pacar temanmu. Kalau seperti itu kasusnya, kamu sebaiknya jangan pernah melakukan hal, apalagi jika perasaan sukamu sebenarnya bertepuk sebelah tangan.
Jika kamu menjadi orang pertama yang bertindak berdasarkan perasaanmu sendiri, bisa saja yang kamu dapat adalah sakit hati karena dia tidak memiliki perasaan yang sama denganmu. Belum lagi sikap temanmu saat mengetahui hal tersebut, yang mungkin saja tidak ingin lagi berhubungan denganmu.
“Memendam perasaanmu memang bisa menyakitkan. Namun, akan lebih mudah untuk pulih dari perasaan tersebut daripada menghadapi realitas yang menyakitkan tersebut,” tutur Jessica.
Bagaimana kalau pacar teman juga suka padamu?
Kalau kamu tak bisa mengontrol bisa menyukai siapa, hal yang sama juga bisa terjadi pada pacar temanmu. Saat menyadari kalau kamu suka dengannya, bukan tidak mungkin dia memiliki perasaan yang sama.
Jika dia bilang ingin membalas perasaanmu dan tidak mau sembunyi-sembunyi berhubungan denganmu—alias tidak ingin ada perselingkuhan, Jessica menyarankan untuk memintanya jadi orang yang memutuskan hubungan dengan temanmu.
“Biarkan dia yang mengakhiri hubungannya sebelum memulai sesuatu denganmu. Meskipun risikonya adalah temanmu kemungkinan akan merasa dikhianati dan sangat terluka mengetahui kamu memiliki perasaan pada pacarnya saat mereka masih berhubungan,” ujarnya.
Selain itu, cara ini juga membuatmu tahu kalau putus dengan temanmu adalah hal yang memang diinginkannya, bukan karena kamu datang di antara mereka. Ini akan memudahkanmu untuk percaya kalau dia tidak akan melakukan hal yang sama kepadamu.
Jadi, apa pun keputusanmu, pastikan kamu sudah memikirkannya matang-matang dan tidak terburu nafsu. Biar bagaimanapun ini adalah pacar teman yang kamu sukai, bukan laki-laki yang masih single. Jangan sampai salah mengambil keputusan ya, Bela.