Mungkin kamu belum terlalu familier dengan istilah ini. Physical abuse adalah bahasa lain untuk istilah kekerasan fisik.
Dibandingkan dengan bentuk lain, ini adalah sebuah kekerasan atau pelecehan yang nyata dan dapat dirasakan langsung karena bisa meninggalkan luka di tubuh korban.
Kekerasan fisik bisa terjadi di mana saja, mulai dari keluarga, lingkungan pertemanan seperti di sekolah, dan tentu saja dalam hubungan asmara.
Kekerasan fisik dalam suatu hubungan sering kali dimulai secara bertahap, misalnya dengan dorongan atau tamparan, dan kemudian menjadi semakin buruk seiring berjalannya waktu.
Jenis kekerasan fisik dalam hubungan
Kekerasan fisik pada dasarnya dilakukan oleh pasangan yang menggunakan kekuatan fisik terhadapmu, yang bisa membuatmu sampai terluka.
kekerasan fisik yang dilakukan pasangan bisa melibatkan salah satu tindakan berikut:
- Menggores atau menggigit
- Mendorong
- Menampar
- Menendang
- Mencekik
- Melempar barang ke arahmu
- Memaksamu makan atau bahkan tidak membolehkan kamu makan
- Menggunakan senjata atau benda yang dapat melukaimu
- Menahan tubuhmu secara fisik, misalnya ke dinding, lantai, tempat tidur, dll
- Tindakan lain yang menyakiti atau mengancammu
Bagaimana physical abuse dimulai?
Banyak korban physical abuse mengatakan bahwa pelecehan fisik yang terjadi padanya dimulai hanya dengan tamparan atau dorongan.
Namun, seiring waktu perilaku tersebut menjadi semakin intens seiring dan meningkat tindak kekerasannya. Physical abuse dimulai dengan:
1. Menyalahkan
Pelaku kekerasan sering kali menyalahkan orang lain, terutama korbannya, karena mengatakan atau melakukan sesuatu yang “menyebabkan” perilaku kekerasannya.
Dia juga mungkin mengatakan bahwa perilakunya disebabkan oleh pengaruh alkohol atau obat-obatan, atau perasaan stres atau frustarsi.
2. Minta maaf dan menyesal
Sangat umum bagi pelaku physical abuse untuk merasa menyesal dan meminta maaf setelah melakukan kekerasan fisik. Dia mungkin meminta maaf, memohon pengampunan, dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
Saat melakukan ini, dia terlihat tulus menyesali perbuatannya sehingga membuat korban semakin sulit meninggalkan hubungan tersebut.
Dampak yang dirasakan korban physical abuse
Kekerasan fisik dalam suatu hubungan memiliki konsekuensi jangka panjang. Banyak penelitian telah dilakukan untuk mengetahui apa saja yang menyebabkan kekerasan fisik dalam hubungan.
Tentu saja, ada dampak fisik langsung jika kamu dilempar atau dipukul oleh pasangan. Namun, luka ini bisa sembuh, meskipun bisa menimbulkan konsekuensi yang parah dan jangka panjang.
Dalam tingkat yang ekstrem—dan yang tidak jarang terjadi, kekerasan fisik dalam suatu hubungan dapat mengancam jiwa korbannya.
Bagi mereka yang selamat dari hubungan ini, mendapatkan kekerasan yang terus-menerus di tempat yang seharusnya penuh kasih dan aman akan mengakibatkan sejumlah perubahan psikologis dan fisiologis.
Bahkan, dampak psikologis yang diakibatkan oleh hubungan penuh kekerasan sama dengan dampak yang dialami para veteran perang.
Menurut beberapa penelitian, korban kekerasan fisik dalam hubungan juga lebih rentan terkena kanker dan penyakit kronis dan sering kali mematikan lainnya.
Terlepas dari durasi, frekuensi, dan tingkat keparahannya, mereka juga berisiko lebih tinggi mengalami depresi, kecemasan, gangguan stres pascatrauma, atau kecanduan.
Jangan takut sendirian karena kamu tidak sendirian
Korban kekerasan—apa pun itu, termasuk kekerasan fisik—pasti merasa mustahil untuk meninggalkan pasangan yang melakukan pelecehan fisik.
Tak peduli betapa kejamnya dia pada saat-saat tertentu, pasti ada faktor yang membuat korban tidak bisa meninggalkan penyerangnya.
Apalagi kekerasan mungkin tidak terus-menerus terjadi. Ada hari-hari yang tampaknya damai dan cukup membahagiakan. Namun, jika dia sudah melewati batas dan pernah melakukan kekerasan padamu, kemungkinan besar dia akan melakukannya lagi.
Sangat jarang ada kasus saat pelaku kekerasan fisik tidak pernah mengulangi perbuatannya lagi, kecuali ketika dia tidak memiliki kesempatan atau kemampuan untuk melakukanya.
Jangan pernah merasa sendirian karena kamu pada dasarnya tidak pernah sendirian. Beri tahu seseorang yang kamu percaya, dapatkan bantuan, hubungi terapis, dan diskusikan kemungkinan yang bisa kamu ambil.
Jika kamu merasa keluarga atau sahabat meninggalkanmu, masih ada banyak orang yang pernah bernasib sama denganmu yang akan membantu dan menemanimu melewati perjuangan lepas dari hubungan penuh dengan kekerasan fisik ini.
Jangan jadikan hubungan ini menghancurkan hidupmu yang masih panjang. Kamu masih bisa selamat sampai sekarang dan itu yang harus disyukuri.
Jadi, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, physical abuse adalah kekerasan fisik yang dapat memengaruhi kesehatan jasmani dan mental seseorang. Jika kamu menjadi salah satu korban kekerasan fisik dari pasangan, segeralah meminta bantuan, Bela.