Jika ada satu hal yang sebaiknya nggak kamu lakukan dalam hubungan adalah stalking pasangan.
Jika kamu melakukannya, itu artinya kamu nggak memercayai pasangan sehingga harus melihat isi chat di ponsel atau media sosialnya, bahkan mendengarkan panggilan teleponnya.
“Jika kamu ingin tahu tentang pasanganmu, hal terbaik yang harus dilakukan adalah melakukan percakapan,” kata terapis pernikahan dan keluarga, Luis Maimoni, LMFT.
Namun, hanya karena stalking tidak disarankan, bukan berarti kamu nggak boleh nggak melakukannya. Hanya saja, pastikan itu untuk alasan yang baik.
Pakar hubungan memberi tahu kapan waktu yang tepat untuk stalking pasangan di ponsel dan media sosialnya.
1. Dia mungkin menyembunyikan kesalahan keuangan
Salah satu contoh kamu boleh stalking pasangan adalah jika kamu yakin dia menyembunyikan beberapa jenis kesalahan keuangan atau pola keuangan buruk yang dapat berdampak pada kalian berdua.
“Orang terkadang menyembunyikan hal-hal seperti utang yang berlebihan, masalah perjudian, kartu kredit rahasia, atau memberikan dukungan keuangan kepada orang lain tanpa sepengetahuan pasangannya,” kata Sam Holmes, konselor hubungan.
Semua hal tersebut dapat menyebabkan masalah kepercayaan dan perselisihan mengenai uang sehingga berdampak pada stabilitas dan masa depan hubungan.
Namun, sebelum melakukan stalking, kamu harus melakukan percakapan yang jujur dan tidak menyalahkan tentang masalah tersebut.
2. Kamu sangat mengkhawatirkan kesehatan mentalnya
Kondisi kesehatan mental pasangan, seperti merasa cemas, depresi, penyalahgunaan zat, atau kelainan makan, juga bisa menjadi alasan kamu boleh melakukan stalking. Apalagi jika kamu mengkhawatirkan keselamatan pasangan.
“Misalnya, jika pasangan menunjukkan perilaku yang tidak menentu atau memiliki riwayat masalah kesehatan mental, memeriksa aktivitas online-nya mungkin merupakan cara untuk memastikan dia tidak membahayakan diri sendiri,” kata Sam.
Namun sebelum melakukannya, ada baiknya kamu membicarakan hal tersebut dengan pasangan. Beri tahu pengamatanmu tanpa menghakimi dan bilang kalau kamu ada untuk mendukungnya tanpa syarat.
Kamu juga dapat mendorong pasangan untuk mencari bantuan profesional atau membantunya menemukan terapis atau ahli lain yang relevan.
3. Khawatir seorang kenalannya mempunyai niat buruk
Jika menurutmu seseorang dalam hidup pasangan mungkin berbahaya, kamu boleh saja stalking chat atau media sosialnya. Hal tersebut disampaikan oleh psikolog klinis berlisensi, Marta De la Cruz.
Misalnya, orangtua dan saudara kandung yang sudah lama tidak berhubungan dengannya dan tiba-tiba muncul ketika mereka benar-benar membutuhkan sesuatu. Atau, rekan kerja yang kompetitif dengan rencana untuk menyabotase pekerjaan orang lain.
“Jika kamu berpikir orang seperti itu ada dalam hidup pasangan dan membahayakannya, mungkin tidak masalah jika kamu stalking sedikit. Kamu hanya ingin memeriksa apakah ada sesuatu yang mencurigakan yang terjadi dan melindungi pasanganmu," katanya.
4. Curiga pacar bisa menyakiti
“Jika kamu benar-benar mengkhawatirkan keselamatanmu atau pasangan, misalnya jika ada penyalahgunaan zat, menyakiti diri sendiri, atau aktivitas ilegal, stalking mungkin patut dipertimbangkan,” kata Tina Fey, seorang pakar hubungan.
Meskipun masih menjadi perdebatan apakah hal itu bisa dibenarkan atau tidak, tetapi itu nggak akan membuatmu menjadi orang yang mengerikan. Kamu hanya sangat peduli dan khawatir dengan pasangan, seperti layaknya perasaan manusia biasa.
Meskipun situasi ini berpotensi memerlukan tindakan stalking, tetapi kamu sebaiknya melakukan semua opsi lain terlebih dahulu.
“Kecuali jika terjadi keadaan darurat, selalu lakukan tindakan dengan hati-hati sebelum mengambil tindakan sendiri. Pertimbangkan untuk melibatkan para profesional atau teman terdekat dan keluarganya untuk membantumu mengatasi situasi ini," jelasnya.
Dengan begitu, kamu bisa menemukan solusi tanpa melanggar privasi pasangan.
5. Curiga dia selingkuh dan sudah pernah membicarakannya
Salah satu alasan utama orang stalking adalah karena mencurigai pasangannya selingkuh. Dalam kasus tersebut, Tina menyarankan untuk membicarakannya secara terbuka.
“Jika cara tersebut tidak berhasil, kamu mungkin mempertimbangkan untuk melakukan stalking sebagai upaya terakhir. Namun, ingat bahwa stalking saja tidak akan memperbaiki masalah kepercayaan, bahkan mungkin akan memperburuknya,” sarannya.
Jujurlah tentang kekhawatiran dan rasa tidak amanmu. Jika ternyata pasangan selingkuh, minta kekejujurannya kepadamu sehingga kalian masing-masing bisa memutuskan cara terbaik untuk melangkah maju.