Saat kamu merasa benar-benar sinkron dengan pasangan, itu sebenarnya adalah saat-saat penting pada tingkat emosional yang mendalam dalam hubungan.
Pernahkah kamu merasa pasangan dapat membaca pikiranmu, tidak sengaja menyelesaikan kalimat satu sama lain, atau bahkan berjalan, berbicara, dan bertindak dengan cara yang sama?
Jika kamu dan pasangan mengalaminya, itu adalah tanda ikatan yang kuat dan mendalam di antara kalian. Artinya kalian berdua mengalami mirroring.
Sebenarnya, mirroring sering dibahas dalam konteks interaksi bisnis dan tenaga penjualan. Namun, konsep ini sebenarnya berlaku untuk hubungan pribadi.
"Sederhananya, mirroring cocok dengan perilaku seseorang, apakah itu suara, kata-kata, atau isyarat nonverbal, seperti gerak dan postur tubuh," jelas pakar bahasa tubuh, Tonya Reiman.
Bagaimana dan kapan mirroring terjadi?
Menurut Tonya, mirroring adalah proses mengikuti perilaku orang lain, baik secara aktif atau tidak sadar.
Misalnya saat wawancara kerja, jika gugup maka kamu cenderung menghindari kontak mata atau bertindak sedikit tertutup.
Namun, jika mencoba untuk mencerminkan pewawancara, kamu akan tampil percaya diri dan membentuk koneksi dengan orang yang diajak bicara.
Dalam hubungan romantis, ini adalah teknik yang disengaja.
"Saat bertemu dengan seseorang yang disuka, kamu mungkin mengamati bagaimana dia berdiri dan bergerak, kemudian menerapkan gerakan dan postur yang sama untuk memberi sinyal bahwa kalian berdua sama,” jelas Tonya.
Dalam hubungan apa pun, termasuk hubungan asmara, seseorang akan tertarik pada perasaan selaras dengan orang lain.
Manfaat mirroring dalam hubungan romantis
Jika kamu berada dalam hubungan jangka panjang, mirroring adalah sesuatu yang terjadi secara alami.
"Jika kamu dan pasangan berpegangan tangan saat berjalan, kemungkinan besar kalian berjalan dengan kaki yang sama dan dengan kecepatan yang sama. Kalian selaras satu sama lain dan cocok dengan gaya berjalan pasangan. Itu mirroring," kata Tonya.
Mirroring ini akan menyebabkan hubungan banjir “love chemicals” atau "bahan kimia cinta". Ini adalah ledakan perasaan baik yang membuatmu merasa lebih dekat dengan pasangan, memperkuat ikatan, dan berkontribusi pada fondasi yang kuat.
Semua faktor tersebut dibutuhkan untuk hubungan yang langgeng.
Bisakah mirroring membahayakan hubungan?
Mirroring dapat membantu kamu dan pasangan mengenal satu sama lain sejak dini. Namun, begitu kalian sudah berada di luar fase bulan madu, mirroring harus terjadi secara alami.
Bagaimana jika kamu dan pasangan tidak merasakannya? Gunakan ini sebagai kesempatan untuk melihat hubungan kalian.
Tonya memberi contoh, "Misalnya, jika kamu dan pasangan biasa berpelukan sangat erat, saling mengelus punggung satu sama lain, dan sekarang hanya berpelukan tanpa melakukannya, kalian sudah kehilangan keintiman.”
Hal itu bisa menjadi sinyal bahwa ada sesuatu yang tidak beres dalam hubungan. Tanyakan kepada pasangan apakah dia merasakan atau memperhatikan perubahan dalam hubungan.
"Jika kalian berdua melihat ada yang ‘putus’ dalam hubungan, kalian harus bekerja sama untuk membangunnya kembali,” sarannya.
Jika kamu dan pasangan masih mau untuk membangun kembali hubungan, duduk di posisi yang sama dan menatap mata satu sama lain selama tiga menit penuh. Ini dilakukan untuk me-reboot kemampuan mirroring kalian.
Tonya menjelaskan, "Duduk dalam postur yang sama dan saling memandang, menyebabkan kimia otak berjalan lagi. Ini adalah perasaan hubungan yang tidak disadari, tetapi diatur secara sadar."
Cara ini bisa berhasil karena dapat menciptakan kerentanan. Ini adalah perbedaan antara ingin dan mencoba memperbaiki hubungan dengan berhenti berusaha.
Gunakan mirroring untuk membangun ikatan yang kuat
Dalam pernikahan, kamu dan pasangan mungkin sudah secara tidak sadar mencerminkan satu sama lain. Namun, itu bukan satu-satunya hubungan yang perlu dibangun.
Kamu juga berada dalam posisi yang “mengharuskan” dirimu untuk membangun koneksi dan ikatan dengan orang lain dalam kehidupan pasangan, yaitu mertua.
"Pertama kali bertemu ibu mertua misalnya, habiskan beberapa menit pertama untuk mendengarkan secara aktif. Singkirkan ego sendiri dan cobalah untuk masuk ke dalam persepsinya," kata Tonya.
Jika kamu bisa melakukannya, kamu mungkin dapat secara otomatis mengatur perilaku dan postur untuk menjalin hubungan dengannya.
Selain dibutuhkan latihan, mendengarkan secara aktif akan memberi petunjuk kepadamu agar dapat mulai terhubung dengan orang yang diinginkan.
Sisi negatif mirroring
Meski terlihat sangat positif, tetapi mirroring memang memiliki sisi negatifnya. Salah satunya adalah dapat menimbulkan situasi manipulatif.
“Itulah sebabnya kamu mungkin merasa tidak nyaman jika seorang tenaga penjualan mulai bertindak ‘memaksa’ untuk melakukan penjualan," jelas Tonya.
Meski manusia dirancang untuk menirukan orang lain, tetapi kita juga memiliki firasat ketika seseorang membangun kepercayaan diri palsu dan mencoba membuat kita melakukan sesuatu yang tidak ingin dilakukan.
Tonya bilang, "Jika mirroring tidak membuatmu ke zona nyaman, tetapi malah membawamu ke suatu tempat yang tidak diinginkan, itu adalah red flag. Kamu tidak boleh merasa seperti kamu ‘harus’ menyukainya, padahal kamu tidak menginginkannya."
Kamu tidak bisa cocok dengan semua orang. Jika tindakan non-verbal kamu dan pasangan tidak cocok, jangan memaksakan mirroring. Itu bisa jadi pertanda kalau kalian mungkin tidak ditakdirkan untuk bersama.