Sebelum Bertunangan, Pastikan Bicarakan 5 Hal Ini dengan Pasangan

Jangan hanya memikirkan rencana bulan madu ya, Bela

Sebelum Bertunangan, Pastikan Bicarakan 5 Hal Ini dengan Pasangan

Saat kamu dan pasangan memutuskan untuk bertunangan, itu artinya kalian berdua sudah siap untuk melangkah ke hubungan yang lebih serius. Sayangnya, yang lebih banyak dipikirkan pasangan setelah bertunangan adalah rencana pernikahan. Padahal, ada hal yang lebih serius dari itu.

Pesta pernikahan dan bulan madu memang penting, tetapi yang tidak kalah penting adalah rencana kamu dan pasangan dalam menjalani kehidupan setelah menikah. Menurut Jodee Virgo, psikoterapis berlisensi yang berfokus pada individu, pasangan, dan keluarga, ada lima hal yang harus dibicarakan dengan pasangan, bahkan sebelum bertunangan.

Dilansir dari situs Everygirl, berikut adalah daftarnya.

1. Keuangan

Sebelum Bertunangan, Pastikan Bicarakan 5 Hal Ini dengan Pasangan

Banyak orang yang merasa sungkan mendiskusikan masalah keuangan dengan pasangannya. Ada banyak penyebab, misalnya merasa malu dan tak ingin dibandingkan dengan kondisi keuangan pasangan.

Namun, Jodee menemui banyak pasangan dalam terapinya yang sering bertengkar dan merasa kecewa satu sama lain karena masalah keuangan. Menurutnya, jika ada sesuatu yang kamu khawatirkan dalam hal keuangan, lebih baik untuk membicarakannya sebelum menikah daripada sesudahnya.

Jodee bilang, berikut adalah beberapa pertanyaan penting untuk harus ditanyakan pada diri sendiri dan pasangan:

  • Berapa banyak utang yang dimiliki?
  • Berapa jumlah maksimal uang yang dapat dihabiskan salah satu dari kalian tanpa harus berkonsultasi dengan pasangan?
  • Pada usia berapa kamu ingin pensiun?
  • Jika tidak bisa memiliki anak, berapa banyak uang yang mau kalian keluarkan untuk perawatan kesuburan atau adopsi?
  • Apakah kalian secara finansial akan membantu keluarga jika dibutuhkan? Berapa banyak yang akan diberikan?
  • Apakah kalian memiliki pendapat yang sama tentang cara mengelola uang (misalnya untuk membeli rumah, investasi, pengasuhan anak, dan sebagainya), tidak peduli siapa yang berpenghasilan lebih?

2. Anak

Pertanyaan mendasar seperti “Kapan kita ingin punya anak?”, “Mau punya berapa anak?”, dan hal-hal semacamnya mungkin sudah pernah kamu bicarakan dengan pasangan. Namun, persoalan mengenai anak sebenarnya lebih luas dari itu.

Kamu mungkin saja sudah memiliki rencana sendiri dalam mengasuh anak. Namun, patut diingat kalau nanti kamu memiliki suami, yang mungkin memiliki rencana berbeda.

Membesarkan anak dengan orang lain merupakan salah satu petualangan paling menyenangkan dan menantang yang akan kamu miliki bersama pasangan. Disebut menantang karena mungkin saja anak menjadi sumber masalah dalam pernikahan.

Berikut adalah beberapa faktor penting untuk dipertimbangkan:

  • Apa yang akan dilakukan jika salah satu dari kalian tidak bisa memiliki anak? Apakah kamu dan pasangan untuk bayi tabung atau diadopsi?
  • Siapa yang akan menjadi pengasuh utama bagi anak-anak?
  • Jika kamu dan pasangan beda agama, apakah anak-anak akan dibesarkan di bawah satu atau dua agama?
  • Bagaimana gaya mendisiplinkan anak versi kamu dan pasangan?
  • Anak nanti bersekolah di sekolah negeri atau swasta?

3. Cara bertengkar

Pertengkaran adalah proses normal dalam suatu hubungan. Kamu dan pasangan akan memperdebatkan banyak hal, mulai dari apa yang harus dimakan untuk makan malam hingga tagihan yang lupa dibayar. Namun, yang perlu diingat adalah pertengkaran tidak harus bersifat negatif.

Faktanya, hubungan yang paling bahagia tidak menghindari atau takut akan perselisihan. Justru hal itu dimanfaatkan agar pasangan menjadi lebih dekat dan lebih memahami satu sama lain.

Sebelum kamu dan pasangan bertunangan, sebaiknya bekerja bersama dalam cara kalian berkomunikasi. Jika kalian “terbiasa” membiarkan pertengkaran jadi berlarut-larut atau mengatakan hal-hal yang tidak dimaksudkan, maka pertimbangkan untuk mencari terapis yang dapat membantu mengatasi hal tersebut. Selain itu, terapis juga bisa membantu kalian untuk melatih cara berkomunikasi.

4. Karier

Saat masih sendiri, urusan karier adalah urusanmu. Namun, setelah menikah nanti, kariermu dan karier pasangan akan menjadi urusan bersama. Bukan masalah job desk pekerjaannya, tetapi konsekuensi dari pekerjaan yang akan dipilih.

Penting bagi kamu dan pasangan untuk berbagi perasaan tentang pekerjaan/karier yang kalian inginkan dan lakukan. Sebelum ini menjadi masalah dalam pernikahan, kamu sebaiknya membicarakan hal ini sebelum memutuskan untuk bertunangan dan lebih serius.

Beberapa pertanyaan yang perlu dipertimbangkan yaitu:

  • Apakah kamu akan pindah ke kota/negara lain demi mengikuti pekerjaan pasangan dan sebaliknya?
  • Bagaimana perasaan kalian jika hanya satu pihak yang menjadi pencari nafkah dalam hubungan?
  • Bagaimana jika salah satu dari kalian diberhentikan atau ingin berganti karier atau bahkan kembali melanjutkan pendidikan?
  • Bagaimana perasaan kamu atau pasangan mengenai komitmen waktu yang diberikan untuk pekerjaan saat ini? Apakah harus ada perubahan jika nanti memutuskan untuk punya anak?
  • Bagaimana pembagian kerja di rumah jika kalian berdua bekerja? 

5. Seks dan keintiman

Meski seks dilakukan dengan pasangan, tetapi banyak orang lebih nyaman membicarakan soal seks dengan teman daripada pasangan. Alasan utamanya karena takut berbicara terbuka akan menyakiti hati pasangan, atau bahkan merasa malu karena preferensi seks yang dimiliki tidak biasa.

Padahal, Jodee menyebut bahwa jika keterampilan komunikasi seksual meningkat, maka kualitas hubungan kamu dan pasangan juga akan meningkat.

“Sebelum bicara dengan pasangan soal seks, kamu sebaiknya memahami tubuhmu sendiri dulu. Kamu harus tahu apa yang disuka dan tidak suka. Sebenarnya, banyak orang yang ingin mengeksplorasi seksualitas mereka dengan pasangan, tetapi tidak tahu caranya,” ujarnya.

Berikut ini adalah beberapa tips bermanfaat saat kamu membicarakan persoalan seks dengan pasangan:

  • Lakukan pembicaraan saat kamu dan pasangan dalam keadaan santai. Beri tahu pasangan apa yang kamu sukai dan butuhkan, begitu juga sebaliknya.
  • Hormati perbedaan dalam preferensi seksual masing-masing. Kamu tidak perlu setuju untuk melakukan aktivitas tertentu, tetapi tak perlu menghakiminya. Hal itu justru bisa menyebabkan perasaan marah dan malu, bahkan kemungkinan pasangan menutup diri darimu.
  • Bicarakan bagaimana menjaga kehidupan seks tetap menyenangkan saat pernikahan sudah berjalan lama. Apakah kalian terbuka untuk menggunakan sex toys atau bahkan role play?

Pertunangan adalah salah satu tahap serius dalam hubungan. Kamu dan pasangan tentu saja ingin pernikahan hanya dilakukan satu kali seumur hidup, bukan? Jadi, jangan ragu untuk membicarakan ini dengan pasangan sebelum bertunangan.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

























© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved