Pada dasarnya dalam setiap individu, termasuk laki-laki, ada dua energi yang dibawanya ke dalam, yaitu energi maskulin dan feminin.
Kedua energi tersebut tidak ditentukan oleh gender dan umumnya energi yang satu lebih dominan dibandingkan energi yang lain.
Lalu, apa yang dimaksud dengan energi maskulin dan feminin? Bagaimana pengaruhnya terhadap suatu hubungan, dan mana yang lebih disukai perempuan, cowok maskulin vs feminin? Ini penjelasannya.
Energi maskulin
Seperti dilansir Living Well Counseling Services, energi maskulin adalah tentang bertindak dan berorientasi pada tindakan. Energi maskulin lebih stabil dan dapat diprediksi. Kekuatannya adalah kemauan, kejelasan, dan fokus.
Energi maskulin suka membuat struktur dan aturan sehingga tahu bagaimana menerapkan logika dengan benar. Ciri-cirinya sebagai berikut:
- Keterampilan rasional dan logis yang baik
- Mampu berpikir jernih
- Mampu membangun upaya berkelanjutan
- Kekuatan eksternal yang baik dalam persona
- Mampu berpikir kreatif dan memecahkan masalah
- Suka tantangan
- Kerinduan akan kekaguman dan penghargaan
- Mandiri
Energi feminin
Berlawanan dengan energi maskulin, energi feminin bersifat mengalir dan dinamis. Pergerakannya tidak dapat diprediksi atau selalu dijelaskan dengan pikiran rasional.
Energi ini tidak dibatasi oleh norma-norma sosial karena tidak mengikuti aturan apa pun selain bimbingan yang datang dari hati. Ciri-cirinya sebagai berikut:
- Mudah tenang
- Pandai menjaga diri dan mencintai diri sendiri
- Mampu menemukan inspirasi kreatif
- Mampu berempati
- Mampu membuat penilaian di luar ranah rasionalitas
- Mengutamakan perasaan
- Memiliki kemampuan komunikasi yang baik
Bagaimana kedua energi ini memengaruhi hubungan?
Untuk mengatasi konflik yang disebabkan oleh ketidakseimbangan energi ini, kamu tidak perlu meminta pasangan untuk menjadi lebih feminin atau maskulin. Pada dasarnya, kamu tidak bisa mengendalikan orang dan energinya.
Seharusnya, itu juga tidak menjadi tujuanmu dalam berhubungan. Namun, yang bisa dilakukan untuk memulihkan ketidakseimbangan energi tersebut adalah melalui komunikasi intim untuk mengatasi masalah dan mencari solusinya bersama-sama.
Perempuan lebih pilih mana?
Psikologi menunjukkan bahwa perempuan memandang laki-laki dengan wajah lebih maskulin sebagai calon pasangan jangka panjang yang buruk.
Kaum Hawa memandang laki-laki berpenampilan maskulin sebagai sosok yang kurang setia, kurang hangat, dan berpotensi menjadi pasangan yang lebih buruk.
Sebaiknya, laki-laki dengan fitur lebih feminin dan wajah lebih sehat dinilai sebagai pilihan yang lebih baik untuk hubungan jangka panjang.
“Perempuan lebih menyukai tingkat maskulinitas yang tinggi untuk pasangan jangka pendek. Namun, untuk hubungan jangka panjang, yang kami temukan adalah mereka lebih memilih laki-laki yang lebih feminin dan tentunya lebih sehat,” kata David Perrett dari Universitas St Andrews, yang memimpin penelitian.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Personality and Individual Differences ini mungkin dapat membantu orang memahami kesan pertama mereka terhadap orang lain.
Meskipun ini terkesan diskriminatif, tetapi menurut peneliti ini adalah diskriminasi yang bisa bermanfaat untuk menemukan pasangan potensial.
Laki-laki feminin dianggap lebih “sehat”
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Inggris, yang dipimpin oleh Dr. Lynda Boothroyd, para peserta diminta untuk menilai cowok maskulin vs feminin.
Wajah laki-laki maskulin ditandai dengan hidung yang lebih mancung dan besar, mata lebih kecil dan mata tebal. Sementara wajah feminin memiliki mata yang lebih besar, tulang rahang halus dan kurus dan alis mata yang lebih melengkung.
Kemudian mereka diminta menebak kepribadian wajah tersebut, apakah orang tersebut dominan, ambisius, kaya, setia, dan bisa jadi orangtua yang baik nantinya.
Hasilnya, laki-laki berwajah maskulin tidak mendapatkan penilaian yang disebutkan di atas. Mereka dinilai kurang setia dan bukan gambaran orangtua yang baik.
Sementara laki-laki berwajah feminin dipilih sebagai sosok yang paling potensial untuk dijadikan pasangan dalam jangka panjang atau diajak berkomitmen.
Mereka juga disebut memiliki wajah yang tampak sehat dengan rona bercahaya. Hal ini lebih diinginkan perempuan menjadi pasangan hidup karena dianggap memiliki kepribadian yang baik.
Dr. Lynda bilang, hasil penelitian ini diharapkan bisa mematahkan klaim yang menyebutkan bahwa hanya wajah maskulin yang bisa menjadi indikator laki-laki yang bugar dan jauh dari penyakit.
"Di sini, yang coba saya tunjukkan adalah laki-laki yang terlihat sehat itu lebih positif ketimbang yang terlihat lebih maskulin. Kita tidak seharusnya berpikir bahwa maskulinitas itu selamanya mengindikasikan orang yang sehat,” ujarnya.
Jadi, tipe laki-laki mana yang lebih kamu pilih sebagai pasangan jangka panjang potensial: cowok maskulin vs feminin?