Di antara banyak tipe orang narsis, ada yang namanya victim narcissist atau "orang narsis yang selalu merasa menjadi korban".
Seperti namanya, mereka selalu bertindak seolah-olah menjadi korban dan menolak untuk bertanggung jawab atas apa yang sudah dilakukannya.
Terapis, Natalie Jambazian, LMFT, mengatakan bahwa victim syndrome dalam narsisme adalah ketika orang narsis merasa tidak bersalah dan memanipulasi situasi untuk menerima simpati, mengalihkan tanggung jawab, dan menggambarkan dirinya sebagai orang yang diperlakukan tidak adil.
Jika kamu memiliki pasangan seorang victim narcissist, ini bisa menjadi masalah dan kamu justru bisa menjadi korban—dan tidak menyadarinya.
"Ketika orang narsis bertindak sebagai korban, pasangannya akan mencoba 'memperbaikinya' atau 'menyelamatkannya',” jelas Corissa Stepp, pelatih trauma dan spesialis pelecehan narsistik.
Saat kamu berhubungan dengan victim narcissist, kamu kemungkinan akan merasa bingung, terluka, marah, dan sejumlah emosi lainnya. Untuk menghindarinya, sebaiknya lakukan beberapa hal berikut.
1. Cari tahu tentang narsisme dan cara kerjanya
Mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana seorang narsisis bertindak dan bagaimana hal itu berdampak pada orang lain dapat membantumu merasa divalidasi dan tidak sendirian.
Secara khusus, Natalie merekomendasikan untuk mengedukasi diri tentang taktik yang sering digunakan orang narsis, seperti manipulasi, gaslighting, serta pengalihan kesalahan dan rasa bersalah.
Terapis Antoinette Bonafede, LMSW, juga memintamu untuk memahmi bahwa narsisme adalah gangguan kepribadian.
"Orang narsis kurangnya memiliki kesadaran bahwa perilaku memengaruhi orang lain dan sulit untuk diubah. Jadi, penting untuk mengenali dampaknya terhadapmu jika kamu ingin melanjutkan hubungan,” ujarnya.
2. Akui perasaanmu
Ini mungkin terasa sulit, terutama setelah si narsis tidak mengakuinya dan bahkan memanipulasimu. Namun, Antoinette mendorongmu untuk tetap mengakui apa yang kamu rasakan.
Dengan begitu, kamu akan membantu mengingatkan diri sendiri bahwa perasaan yang kamu rasakan tidak aneh dan umum dirasakanya oleh banyak orang.
3. Tetapkan batasan dan patuhi
Meski lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, tetapi cobalah untuk menetapkan batasan dengan pasangan. Ini adalah langkah yang sehat dan penting bagimu dan untuk hubungan.
Hal ini tidak akan membuatmu jadi orang atau pasangan yang "buruk". Sebab, bersikap tegas tentang perilaku apa yang tidak dapat kamu terima, berarti kamu memprioritaskan kesejahteraan diri sendiri.
Meski sulit, cobalah untuk tetap berpegang teguh pada batasan-batasan tersebut sebisa mungkin.
"Konsistensi sangat penting karena hal ini mengajarkan pasangan bahwa kamu tidak dapat dimanipulasi. Jika batas-batas terlampaui, siapkan rencana lain untuk menindaklanjutinya,” kata Antoinette.
4. Jangan dengarkan kata-katanya
Natalie menyarankanmu untuk tidak membiarkan taktik pasangan memengaruhimu secara emosional dan fisik.
"Belajarlah untuk menanggapi orang yang narsis daripada bereaksi. Pada dasarnya, jangan bereaksi spontan terhadap apa yang dikatakannya karena itu hanya akan membuatmu terus terjebak dalam perilaku manipulatif dan dramanya,” ujarnya.
Sebagai permulaan, cobalah untuk selalu mengingat bahwa kata-kata dan tindakan pasangan tidak bersifat pribadi ditujukan kepadamu. Karena sebenarnya dia akan bersikap seperti itu pada semua orang, bukan hanya kepadamu.
5. Tuliskan atau buat daftar berisi pikiran dan perasaanmu
Hal ini dapat membantumu fokus pada kebenaran dan menghindari merasionalisasi perilaku pasangan. Natalie percaya bahwa hal ini dapat membantu ketika orang narsis memutarbalikkan fakta atau untuk membuat dirinya terlihat lebih baik.
"Mulailah dengan menuliskan dua daftar, satu untuk apa yang dikatakan pasangan narsis kepadamu dan satu lagi untuk apa yang kamu yakini sebagai kebenaran yang sebenarnya," katanya.
Dengan daftar tersebut, kamu akan terbantu untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi dalam hubungan dengan orang yang narsis.
6. Konsultasi dengan profesional spesialis narsistik
"Penting bagi para ‘korban’ orang narsis untuk merasa divalidasi atas pengalamannya karena banyak yang merasa mereka yang justru menjadi masalah," kata Natalie.
Jika kamu takut, merasa kewalahan, atau bahkan tidak yakin harus mulai dari mana, terapi memungkinkanmu untuk memproses dan memahami perasaanmu, serta mempelajari keterampilan mengatasi untuk mengelola emosimu.
7. Pertimbangkan untuk memutus hubungan
Pada akhirnya, kamu berhak untuk diperlakukan dengan lebih baik. Corissa mengatakan bahwa seorang profesional juga dapat membantumu merencanakan jalan keluar yang aman atau berbagi strategi yang dapat membantumu menghadapi orang narsis.
"Hal terakhir yang ingin kamu lakukan adalah menghadapi orang narsis yang berpotensi menciptakan situasi yang berbahaya, meskipun selama ini tidak ada tanda-tanda pelecehan fisik," katanya.
Jadi, jangan diam saja dan pasrah menjadi korban jika kamu memiliki hubungan asmara dengan seorang victim narcissists karena kamu yang harus bergerak untuk mengatasi atau mendapatkan pertolongan.