Jika dulu delusi memiliki konotasi negatif, berkat TikTok sekarang istilah tersebut menjadi jauh lebih diterima. Apalagi dengan adanya sebutan baru untuk delusi yang lebih “ramah" di telinga, yaitu “delulu”.
Ini adalah kondisi untuk menggambarkan seseorang yang memiliki pandangan realitas yang sangat idealis, tetapi sebenarnya sering kali tidak realistis.
Orang-orang menggunakan istilah ini untuk mewujudkan hasil positif yang hanya dapat terjadi saat mereka berada dalam kondisi optimis, meski sebenarnya hasil yang diinginkan tersebut bisa dibilang tidak masuk akal.
Jika delusi ini diterapkan dalam konteks hubungan, maka muncul istilah baru, yaitu delusionship. Ini terjadi saat kamu membayangkan hubungan yang ideal, tetapi sebenarnya hanya ada dalam pikiran delulu-mu sendiri.
Delusionship bisa berarti seseorang dalam khayalannya membayangkan bahwa dirinya berada dalam hubungan dengan seseorang (tanpa tanda-tanda itu akan terjadi) untuk mewujudkan hubungan yang sebenarnya dengan orang tersebut.
Namun, delusionship juga bisa terjadi hanya karena tampaknya itu memenuhi kebutuhan internal orang yang melakukannya.
Delusionship vs situationship
Menurut pelatih kencan, Connell Barrett, arti delusionship seperti naksir dengan seseorang yang tidak nyata.
"Ini adalah fantasi romantis imajiner sepihak dengan seseorang yang ingin kamu pacari, setidaknya secara teori," katanya.
Satu hal yang pasti adalah bahwa delusionship berbeda dari situationship. Dalam situationship, ada dua orang yang saling tertarik satu sama lain dan telah menyatakan minat satu sama lain, tetapi status hubungan belum ditentukan.
Namun, dalam delusionship bahkan tidak ada situasi yang terjadi di dunia nyata. Hubungan tersebut terjadi dalam dunia khayalan satu orang.
Berikut adalah beberapa kondisi yang bisa membuat kamu mengalami hubungan delusionship.
1. Belum pernah bertemu, tetapi sudah sangat menyukainya
"Jika kamu mulai membayangkan masa depan dan kehidupan dengan seseorang yang belum pernah kamu temui atau kencani, itu adalah tanda yang jelas dari delusionship," kata terapis pasangan, Kendra Capalbo, LICSW.
Kamu akan mengalami fantasi-fantasi yang mungkin terasa intens dan rumit, tetapi hanya ada dalam imajinasi.
Jika kamu mengenal orang tersebut, tetapi bahkan dirinya, teman, dan keluarga orang tersebut sama sekali tidak menyadari keberadaanmu, Kendra mengatakan kamu mungkin mengalami delusionship.
Memiliki pemikiran romantis tentang masa depan dengan selebriti yang hanya dilihat di media sosial atau pasangan Tinder yang baru saja mulai mengobrol beberapa hari, juga termasuk delusionship.
2. Pernah bertemu, tetapi jarang berinteraksi
Jika kamu pernah bertemu dengannya, tetapi jarang berinteraksi dengannya, namun kamu percaya dirimu dan dirinya memiliki hubungan mendalam, maka itu adalah tanda lain kamu mengalami delusionship.
Misalnya saja, kamu bertemu beberapa kali dengan seorang laki-laki di coffee shop langganan, setiap bertemu saling melemparkan senyum atau bahkan menyapa singkat, tetapi kamu merasa sudah menjalin hubungan dengannya, itu berarti kamu delusionship.
3. Kamu selalu berusaha lebih keras daripada dia
Di dalam delusionship yang kamu bangun, kamu menganggap sudah menjalin hubungan dengannya. Padahal, dari sisinya hubungan kalian berdua tidak lebih dari persahabatan biasa atau bahkan hanya friend with benefit.
"Tanda umum dari delusionship adalah ketika kamu selalu menjadi orang yang selalu chatting duluan, mengajak pergi ke luar, dan umumnya yang selalu berusaha untuk bertemu," kata Connell.
Ingat, jika dia juga menyukaimu secara romantis, maka dia juga akan berusaha untuk membangun koneksi denganmu.
4. Kamu ingin hubungan serius, dia hanya mau ambil keuntungan darimu
Terkadang, kamu mengalami delusionship mengenai keseriusan hubungan yang dijalani. Kamu memang benar menjalin hubungan dengannya, tetapi kamu dan dia berbeda tujuan dalam menjalaninya.
"Bentuk lain dari delusionship adalah ketika baru menjalin hubungan dan kamu sudah berpikir hubungan itu akan selamanya, padahal pasangan hanya melihatnya sebagai hubungan biasa," ujar Connell.
Jadi, jika kamu meyakinkan diri sendiri bahwa hubungan adalah awal dari sesuatu yang serius, tetapi kamu jarang mendengar kabar darinya, kamu mungkin berada dalam hu hubungan delusionship dengan orang tersebut.
Apakah delusionship tidak berbahaya?
Dalam banyak kasus, delusionship relatif tidak berbahaya. Apalagi jika ini terjadi dalam waktu singkat atau hanya lamunan menyenangkan dengan orang yang kamu tahu tak akan bisa dimiliki.
Namun, ketika delusionship meningkat menjadi fiksasi obsesif pada orang tersebut, ini dapat menjadi berbahaya bagimu dan dalam beberapa kasus, orang yang kamu bayangkan sebagai pasanganmu.
Connell bilang, "Jika kamu merasa mulai stalking media sosial orang tersebut, terus-menerus memikirkannya, atau marah jika dia tidak memperhatikanmu seperti yang kamu inginkan, maka delusionship mungkin berbahaya."
Dalam beberapa kasus terburuk, delusionship bisa membuat seseorang menguntit, melecehkan, mengancam, atau bahkan secara fisik membahayakan orang yang menjadi obsesinya.
Pada titik ini, delusionship telah meningkat menjadi sesuatu yang benar-benar beracun. Sebelum sampai pada tahap itu, berhentilah melakukannya.
Jika kamu terlalu terpaku pada fantasi tentang masa depan dengan seseorang yang sebenarnya tidak kamu pacari, kamu mungkin akan melewatkan peluang nyata untuk menjalin hubungan di dunia nyata dengan orang yang benar-benar menyukaimu.