Beberapa bulan yang lalu, dia hadir dalam hidupmu memberi warna baru karena telah mengajarkanmu bagaimana menikmati setiap inci rindu yang mengalir dalam lubuk hati. Kehadirannya membuatmu percaya bahwa kalian akan menjadi ‘Kita’. Kamu percaya akan hal itu karena dia telah mengatakan suatu hari kamu akan menjadi kekasihnya. Namun kenyataan yang terjadi di luar dugaanmu, Bela.
Kebersamaan itu menjadi kenangan yang hingga kini masih melekat
Hubungan kalian yang awalnya samar-samar, semakin terang dan terwujud. Praktis membuatmu bahagia, Bela. Seakan, ketika kamu bersamanya, Tuhan memberikan sebuah anugerah untukmu. Kenyamanan saat besamanya membuatmu tak ingin berpisah dengannya. Semakin kamu menyayanginya, semakin besar pula rasa takutmu kehilangannya.
Keputusan pertama yang ia ambil
Setelah beberapa bulan menjalin kasih. hubungan kalian terguncang, dia mulai menjauh darimu. Samai-sampai, kamu ingin mengejar kepastian darinya. “Aku sayang padamu, tapi kita tidak bisa bersama,” ujarnya kepadamu.
Tibalah Fase bagiku menunggumu
Pada kenyataannya, kamu memilih untuk bertahan karena kamu terlampau jauh menaruh harapan bahwa dialah lelaki terakhirmu. Kamu sangat percaya kalian akan bersama kembali. Namun ketika kamu menunggunya, justru dia semakin angkuh dan dingin kepadamu. Saat itulah menjadi titik balikmu. Setiap malam menyapa, tangismu menjadi pecah, kehilanganmu menjadi sebuah kerinduan.
Keputusanmu kembali menjadi keputusanku
Jika sudah seperti ini, maka kamu bisa apa? Kamu harus melepasnya meski kamu masih menyayanginya.
Photo credit: Baked in Brooklyn/Red Crown Productions/www.imdb.com