Cinta adalah bahasa universal. Namun dalam melakukannya, masing-masing orang memiliki cara yang berbeda. Bahkan, masing-masing negara memiliki budaya percintaan yang berbeda. Terkadang, hal ini memicu kesalahpahaman pada pasangan yang berasal dari negara berbeda.
Salah satu contoh perbedaan yang paling menonjol adalah cara dan pandangan kencan yang berbeda antara mereka yang hidup di belahan bumi Asia dengan orang-orang yang tinggal di negara Barat. Melansir dari AsianDate Ladies, ini perbedaan lainnya antara gaya pacaran Eastern dan Western.
Perempuan Asia cenderung lebih to the point dalam menjalani kehidupan percintaannya, dimulai dari pertemuan, kencan, berpacaran, merayakan hari jadi, menikah dan hidup bersama selamanya. Berbanding terbalik dengan perempuan yang tinggal di negara Barat, mereka cenderung memainkan sedikit 'drama' saat menjalani hubungannya.
Di Barat sana, bukan nggak mungkin bagi seorang pria mendapatkan teman kencan hanya dengan mulai menyapa seseorang yang baru ia temui di tempat umum. Sebab di belahan negara itu, sudah menjadi hal yang umum untuk mendapatkan teman kencan dengan random. Sedangkan di Asia, seseorang perlu meminta keluarga atau teman untuk minta dipertemukan dengan orang lain yang potensial menjadi teman kencannya.
Di Barat, kencan berarti menghabiskan waktu bersama seseorang untuk melihat adanya kemungkinan menjalani hubungan bersama. Kalau pacaran atau in relationship, artinya kedua pihak sepakat menjalani hubungan. Sedangkan di Asia, jika kedua orang sudah menjalani kencan lebih dari 5 kali atau sesering mungkin, secara langsung statusnya akan berubah menjadi berpacaran.
Perbedaan ini tergantung dari beberapa kondisi, namun umumnya perempuan Barat dapat membuat sendiri keputusan mereka terkait dengan kehidupan percintaannya. Sebaliknya untuk perempuan Asia, perlu berkonsultasi dengan orangtuanya untuk membuat keputusan, khususnya jika itu terkait dengan pernikahan.
Hanya sedikit perempuan Barat yang mau mengorbankan kariernya untuk keluarga. Sedangkan di Asia, justru sebaliknya. Karena hal ini, banyak perusahaan Asia yang enggan mempromosikan perempuan menikah ke posisi yang lebih tinggi karena membutuhkan waktu dan usaha yang lebih besar.
Meski di poin sebelumnya mengungkapkan kalau perempuan Asia lebih mementingkan keluarga daripada karier, hal itu nggak berlaku ketika keduanya masih dalam tahap pacaran. Pekerjaan menjadi prioritas dalam hubungan pasangan negara Asia. Jadi, nggak ada pihak yang menggerutu kalau pasangannya nggak jadi berkencan karena harus lembur dan sebagainya. Sementara di negara Barat, hampir mirip namun perbedaannya ada pada perasaan sang perempuan. Mereka mungkin kecewa ketika pasangan membatalkan janji karena urusan pekerjaan.
Dengan mengenal perbedaan ini, dapat mengurangi kesalahpahaman bahasa cinta yang mungkin terjadi dalam hubungan pasangan berbeda latar belakang. Kamu sendiri, lebih suka gaya pacaran yang mana, Bela? Asia atau negara Barat?
