Di zaman modern seperti saat ini, tetap saja perjodohan menjadi salah satu fenomena yang kerap terjadi. Ada yang menentang, ada pula yang menerima, karena cenderung memudahkan mereka menemukan pasangan hidup yang baik jika dilihat dari bibit, bebet, dan bobotnya.
Namun bukan berarti perjodohan selalu berakhir baik. Ada banyak anak yang menentang perjodohan, karena menganggap hak mereka sebagai manusia telah dirampas dan mereka tidak bisa memilih jalan hidup sendiri.
Memang perjodohan merupakan hal yang rumit apalagi jika menyangkut keinginan dari orangtua. Banyak yang beranggapan jika anak menolak perjodohan maka hal tersebut adalah sebuah perbuatan dosa. Namun, apakah durhaka saat anak menolak dijodohkan orangtua? Mari simak penjelasannya.
1. Anak berhak menolak menikah dengan pilihan orangtua
Ketika anak merasa tidak cocok dengan pasangan yang dipilihkan oleh orangtua tentu dia berhak untuk menolak. Bagaimana pun yang akan menjalankan pernikahan nantinya adalah anak dan pasangannya tersebut. Orangtua bisa memberikan nasihat dan pencerahan kepada anak, namun tidak bisa memaksanya untuk menikah tanpa persetujuan yang bersangkutan.
2. Orangtua tidak bisa memaksa untuk menikahkan anak dengan orang yang dia tak suka
Perlu diingat orangtua tak bisa memaksa anak untuk menikah dengan pria atau wanita tertentu. Apalagi jika anak sudah mengatakan bahwa mereka keberatan dan merasa tidak cocok dengan orang tersebut.
Bahkan anak boleh menolak dan hal tersebut bukanlah termasuk ke dalam perbuatan yang durhaka. Bahkan dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Abu Hurairah RA mengatakan bahwa Rasulullah Muhammad SAW pernah bersabda bahwa:
" Tidak boleh menikahkan seorang janda sebelum dimusyawarahkan dengannya dan tidak boleh menikahkan anak gadis (perawan) sebelum meminta izin darinya." Mereka bertanya, " Wahai Rasulullah, bagaimana mengetahui izinnya?" Beliau menjawab, " dengan ia diam."
Jadi, anak berhak menolak dengan cara yang baik, dan orangtua tidak boleh memaksakan kehendak untuk menjodohkan putra atau putrinya.
3. Anak berhak menentukan pilihan hidupnya sendiri
Perlu diingat orangtua tidak memiliki kewajiban untuk menikahkan anak dengan orang yang tidak dia cintai. Hal ini pun juga dijelaskan oleh Ibnu Taymiyah berdasarkan tafsir surat Ar-Rad ayat 38 yang berbunyi:
Wa laqad arsalna rusulam ming qablika wa ja'alna lahum azwajaw wa zurriyyah, wa ma kana lirasulin ay ya'tiya bi'ayatin illa bi'iznillah, likulli ajaling kitab
Artinya :
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan. Dan tidak ada hak bagi seorang Rasul mendatangkan sesuatu ayat (mukjizat) melainkan dengan izin Allah. Bagi tiap-tiap masa ada Kitab (yang tertentu).”
4. Cobalah untuk memberi pengertian pada orangtua
Setelah mengetahui bahwa menolak perjodohan bukanlah sebuah tindakan yang durhaka, perlu juga ingat bahwa cara menolaknya pun haruslah dengan baik dan santun. Cobalah untuk memberi pengertian pada orangtua bahwa kamu tidak setuju dengan perjodohan ini.
Gunakan kata-kata yang baik dan bersikaplah dewasa, jangan menggunakan emosi apalagi sampai menghardik orangtua. Perlu diingat, kamu harus membuktikan bahwa kamu sudah cukup dewasa untuk menentukan pilihanmu sendiri.
5. Katakan alasan dan rencanamu ke depan
Jangan lupa untuk menjelaskan alasan mengapa kamu menolak perjodohan tersebut. Misalnya, kamu dan orang tersebut tidak cocok, atau ada hal-hal lain yang membuatmu tidak sreg dengannya. Jika kamu punya rencana lain ke depannya, kamu pun bisa mengatakannya pada orangtua. Katakan jika kamu ingin fokus pada karier atau mungkin kamu masih ingin melanjutkan pendidikan.
Apakah durhaka saat anak menolak dijodohkan orangtua? Tentu tidak. Asal, menolaknya dengan cara yang santun dan dewasa. Namun, tak ada salahnya juga, kok, untuk membuka hati melalui perjodohan. Siapa tahu orang yang dipilih oleh kedua orangtuamu merupakan seseorang yang baik.