Serial monogami merupakan istilah yang disematkan kepada orang yang nggak pernah jomblo dalam waktu yang lama. Setelah putus dari pasangan sebelumnya, ia dengan cepat berpindah ke hubungan yang lain, bahkan meskipun hubungan yang ia miliki sebelumnya bertahan lama.
Bukan berarti seorang serial monogami punya kemampuan move on dengan cepat, hanya saja ia kesulitan jika harus menyandang status lajang. Perilaku ini berakar dari perasaan takut ditinggalkan yang mendalam dan rasa rendah diri yang tinggi.
Karena hal inilah, seorang serial monogami jadi rentan untuk punya hubungan yang toxic, nggak benar-benar memproses rasa duka saat putus hubungan, dan merasa nggak nyaman jika harus menjadi jomblo.
Berikut Popbela rangkum 5 tanda serial monogami yang perlu kamu ketahui.
1. Nggak pernah jomblo lama-lama
Seorang serial monogami kerap kali berpindah dari hubungan sebelumnya ke hubungan yang baru dalam waktu yang amat singkat. Walaupun hubungan terdahulunya sudah terjalin cukup lama dan serius, namun jika harus berakhir, seorang serial monogami akan mencari hubungan yang baru. Intinya, dia nggak mau jika harus menghabiskan waktu menjadi jomblo terlalu lama.
Namun sayangnya, dia jadi kesulitan untuk menilai apakah hubungan yang akan ia jalin adalah hubungan yang baik atau tidak, serta nggak memiliki cukup waktu untuk berduka atas perpisahan dengan pasangannya yang lama.
2. Menginginkan untuk terikat dengan cepat di hubungan yang baru
Saat memilih pasangan untuk hubungan yang serius, kita perlu menilai bibit bebet bobot calon pasangan dari awal masa pendekatan. Tentunya, kita harus teliti dengan kualitas calon pasangan kita, jangan sampai kita menyesal karena ternyata terjebak dengan orang yang toxic.
Akan tetapi, sayangnya hal ini nggak berlaku bagi seorang serial monogami. Alih-alih menilai dengan bijak calon pasangan yang sedang mendekatinya, ia memilih untuk segera terikat dengan si calon pasangan. Bahkan, jika ia sudah berusia matang, serial mongami mungkin dengan cepat meminta calon pasangannya untuk membawa dia ke jenjang pernikahan.
3. Selalu memiliki 'cadangan'
Karena ketakutan untuk menjadi lajang, maka seorang serial monogami selalu punya 'cadangan' alias orang-orang potensial untuk menjadi pasangannya. Buruknya lagi, meskipun telah berada di dalam hubungan romantis dengan pasangannya, seorang serial monogami tetap memiliki 'cadangan' agar apabila hubungan itu harus berakhir, maka ia nggak akan punya waktu lama untuk sendirian.
Maka dari itu, seorang serial monogami juga cenderung memiliki masalah tentang kesetiaan di dalam hubungan.
4. Selalu mengharapkan hubungannya untuk berakhir
Meski takut untuk ditinggalkan, namun nyatanya seorang serial monogami kerap menyabotase hubungannya sendiri, yakni dengan berharap hubungannya berakhir. Tujuannya? Tentu untuk melindungi diri sendiri dan agar ia merasa nggak terlalu terluka.
Oleh karena itu, seorang serial monogami kerap terlihat sangat mudah untuk melupakan pasangan sebelumnya dan move on ke hubungan yang baru. Tetapi, ini juga menjadikan seorang serial monogami kesulitan untuk punya hubungan yang sehat dan mendalam dengan pasangannya
5. Suka melakukan love bombing
Seperti yang telah disebutkan di poin sebelumnya, seorang serial monogami ingin dengan cepat terikat dalam hubungannya yang baru. Oleh sebab itulah, ia akan melakukan love bombing alias memberi banyak perhatian pada pasangan barunya di awal hubungan.
Memiliki hubungan dengan seorang serial monogami mungkin akan terasa "terlalu indah untuk jadi kenyataan" di awal. Namun seiring berjalannya waktu, manisnya hubungan pun akan segera sirna. Kegembiraan dan euforia hubungan hanya berlangsung singkat. Sebab, seorang serial monogami hanya tahu bagaimana membuat calon pasangannya terikat, bukan cara dalam mempertahankan sebuah hubungan dengan baik.
Itulahh 5 tanda seorang serial monogami. Bagaimana menurutmu, Bela?
