Munculnya konflik dalam sebuah hubungan sebenarnya merupakan hal yang normal. Bahkan hubungan yang sehat pun tetap memiliki konflik. Melansir psychologytoday, adanya konflik juga bisa memberikan kesempatan untuk membuat perubahan yang lebih baik di dalam sebuah hubungan.
Walaupun begitu, banyak orang yang cenderung menghindari konflik, karena merasa hal itu hanya akan membuat mereka stres. Ketika seseorang tumbuh dalam lingkungan yang penuh kritik dan sering diremehkan, saat dewasa ia akan menjadi seorang yang suka menghindari konflik. Bisa jadi, konflik tersebut akan memicu trauma masa kecilnya.
Menghindari konflik bukan berarti menyelesaikan masalah. Sering kali, menghindari konflik hanya akan memicu masalah baru yang lebih besar dan serius di masa depan. Berada dalam sebuah hubungan romantis dengan seorang yang suka menghindari konflik juga bisa menjadi sebuah tantangan serius.
Kalau pacarmu tukang menghindari konflik, mungkin kamu akan melihat 5 tandanya berikut ini.
1. Sulit membahas permasalahan secara sehat.
Dalam hubungan romantis yang sehat, ketika kamu dan pasangan menghadapi suatu masalah, kalian akan saling mengutarakannya dan mencari jalan keluar. Namun, hal ini nggak berlaku kalau pasanganmu adalah seorang yang suka menghindari konflik.
Melansir keirbradycounselling, saat pasanganmu terlihat tegang dan ketakutan ketika kamu membahas suatu permasalahan, hal itu bisa menjadi tanda bahwa dia nggak mampu untuk membahas permasalahan tersebut secara sehat.
Kemungkinan besar dia ingin menghindari konflik denganmu. Bukan hanya menghindari konflik, dia juga akan menghindarimu juga dan berharap kamu lupa akan masalah tersebut! Dengan penghindaran yang dilakukannya terus menerus, tentunya bisa membuatmu merasa jengkel dan juga lelah secara emosional.
2. Gemar mengalihkan topik saat tensi percakapan memanas.
Seseorang yang suka menghindari konflik, akan menunjukkan perilaku yang pasif-agresif dan gemar mengalihkan topik pembicaraan. Setiap kali dia melihat sinyal konflik, reaksinya adalah dengan segera mengubah topik, atau dengan benar-benar pergi dari situasi tersebut.
Ketika situasi obrolan dengan pasangannya semakin memanas, dia akan mencari cara agar bisa mengalihkan obrolan ke hal lain. Pengalihan topik yang dilakukannya tentu saja nggak akan membuat keadaan membaik atau membuat masalah selesai. Dengan perilakunya tersebut, dia hanya memupuk permasalahan yang sewaktu-waktu bisa meledak dan berdampak buruk pada hubungannya denganmu/
3. Terlihat nggak nyaman ketika kamu mengekspresikan emosi negatif.
Kalau pacarmu seseorang yang suka menghindari konflik, ia akan menunjukkan ketidaksukaan saat kamu menunjukkan emosi negatif. Misalnya, ketika kamu bercerita padanya kalau kamu sedang mengalami hari yang sulit, merasa frustasi, merasa sedih karena suatu hal, dan lain sebagainya.
Dia juga akan memaksamu mengubah perspektif atas emosi yang kamu rasakan ke arah yang lebih positif. Kemudian, dia mungkin akan mengaitkan kesedihan yang kamu rasakan sebagai tanda kelemahanmu. Wah, kalau kayak gini, sih, sudah nggak sehat, Bela.
Dalam hubungan sehat, tentunya kamu mengharapkan pasangan ada bersamamu dalam suka dan duka. Namun untuk seseorang yang suka menghindari konflik, sebuah emosi negatif adalah sebuah 'kode' bagi dirinya untuk kabur.
4. Dia nggak bisa berempati dengan baik.
Kalau pacarmu sering menghindari konflik, kamu akan melihat bahwa dia nggak bisa benar-benar memahami emosi yang kamu rasakan dan kesulitan berempati. Seseorang yang nggak bisa berempati, sebenarnya memiliki permasalahan dalam memvalidasi perasaan di dalam dirinya.
Dia akan cenderung menolak perasaan negatif yang muncul, karena hal itu hanya akan memicu traumanya di masa lalu. Dengan ketidakmampuannya memvalidasi perasaannya sendiri inilah yang membuatnya nggak bisa peka dengan emosi dan perasaanmu. Kamu pun jadi nggak bisa terkoneksi dengan baik dengannya.
5. Dengan mudah mengabaikan permasalahan.
Hal lain yang ditunjukkan dari seseorang yang suka menghindari konflik, adalah sering menyangkal dan mengabaikan permasalahan yang muncul.
Contohnya, saat kamu berusaha menyelesaikan permasalahan dengan pacarmu, dia malah menganggap bahwa permasalahan itu nggak perlu sampai dibesar-besarkan dan lebih baik dilupakan saja.
Tentu hal ini akan sangat menyakitkan untukmu, terlebih apabila permasalahan ini menyangkut perasaanmu terhadapnya. Tapi perlu kamu ingat, perilakunya ini sebenarnya hanyalah sebuah tameng, kalau dia sebenarnya nggak punya kemampuan untuk mengelola perasaannya sendiri dan menyelesaikan permasalahan.
Jadi itulah tandanya kalau pacarmu tukang menghindari konflik. Semoga artikel ini bermanfaat untukmu ya, Bela!