Bela, pernahkah kamu mendengar istilah emotional baggage? Jika belum, emotional baggage atau yang diartikan sebagai beban emosional merupakan istilah yang mengacu terkait trauma psikologis yang belum tersembuhkan dari masa lalu.
Menurut psikolog klinis dan profesor di Universitas Yeshiva, Sabrina Romanoff, PsyD, emotional baggage bisa diakibatkan oleh beberapa sebab, seperti trauma masa kecil, kebutuhan yang tidak terpenuhi, peristiwa yang menegangkan, menakutkan, atau traumatis, hingga patah hati dalam hubungan romantis.
Nah, apabila beban emosional ini belum tersembuhkan, maka dapat berakibat buruk bagi kesejahteraan hidup seseorang, maupun terhadap hubungan romantisnya. Oleh sebab itu, patutlah setiap orang menyadari beban emosionalnya dan kemudian menyembuhkannya.
Memangnya, apa saja ciri-ciri beban emosional yang masih dibawa dalam hubungan romantis? Dikutip dari laman Marriage, berikut Popbela rangkum jawabannya untukmu. Check this out!
1. Mudah merasa terpantik dalam hubungan
Yang pertama, apabila kamu masih membawa beban emosional dari hubungan romantismu sebelumnya, di hubungan saat ini mungkin kamu cukup mudah terpantik dengan hal-hal yang mengingatkanmu atas luka masa lalu.
Kamu mungkin merasa cemas ketika pasanganmu menunjukkan perilaku yang mirip dengan mantanmu, kendati itu tidak membahayakan dirimu, atau merasa curiga berlebihan saat pasanganmu tidak membalas pesanmu dalam waktu yang lama.
2. Menciptakan kodependensi dalam hubungan
Kodependensi merupakan hubungan di mana salah satu pihak merasa memiliki tanggung jawab untuk menyelamatkan ataupun memperbaiki pasangannya.
Nah, kamu akan cenderung punya hubungan kodependen apabila masih membawa emotional baggage dari masa lalumu, Bela. Seperti, kamu akan mengorbankan kebutuhan dirimu sendiri demi ‘merawat’ pasanganmu, atau berusaha mengubahnya.
Namun sayangnya, pengorbananmu itu sering kali tidak berbalas dan pada akhirnya hanya menimbulkan rasa benci kepada diri sendiri.
3. Terus-menerus memikirkan mantan
Apabila beban emosionalmu ini berasal karena di hubungan sebelumnya mantanmu tidak memberikan penyelesaian atau closure yang kamu butuhkan, maka kamu cenderung memikirkan sosok mantanmu secara terus-menerus, kendati sudah berada di hubungan yang baru. Rasanya, sangat sulit bagimu untuk melepaskan ingatan tentang sosoknya tersebut.
4. Menjadi sosok yang suka mengontrol
Emotional baggage yang masih kamu bawa juga rentan membuatmu menjadi sosok yang suka mengendalikan dalam hubungan, Bela. Alasannya karena kamu merasa takut untuk disakiti seperti halnya yang terjadi di masa lalu.
Beberapa perilaku mengontrol ini semisal mengendalikan siapa saja orang yang boleh berbicara dengan pasanganmu, siapa saja orang yang boleh berteman dengannya, mengkritik atas pilihan yang dibuatnya, hingga merasa tersinggung saat pasanganmu membuat batasan yang sehat di antara kalian.
5. Memiliki emosi yang naik turun
Kamu juga mungkin merasakan emosimu cenderung naik turun saat belum melepaskan banyak beban emosionalmu. Ini bisa se-ekstrem merasa optimis dan bahagia dengan hubungan barumu, tapi tiba-tiba muncul perasaan ingin menjauh atau menyudahi hubungan tersebut.
Ini menunjukkan bahwa kamu kesulitan untuk terhubung secara emosional dengan pasanganmu, dan berusaha menyabotase hubungan akibat luka di masa lalu.
Cara melepaskan emotional baggage
Setelah mengetahui ciri emotional baggage yang belum tersembuhkan di dalam hubungan romantis, tentu kamu perlu tahu bagaimana cara untuk melepaskan beban-beban tersebut. Nah, di bawah ini ada ringkasan beberapa cara melepaskan emotional baggage yang penting untuk kamu ketahui, dilansir dari laman Health Shots.
1. Tingkatkan kesadaran diri
Cara melepaskan emotional baggage yang pertama adalah dengan meningkatkan kesadaran diri. Coba, deh luangkan waktu untuk merenungkan emosi serta perasaanmu, kemudian sadari pengalaman di masa lalu apa saja yang kemungkinan memberikan kontribusi terhadap beban emosionalmu.
Dengan melakukan introspeksi semacam ini, kamu akan memahami akar penyebab emotional baggage-mu dan lebih mudah untuk memproses dan melepaskannya, Bela.
2. Belajar untuk menerima situasi traumatis di masa lalu
Faktanya, belajar menerima segala kejadian di masa lalu, tak terkecuali dengan pengalaman traumatis adalah langkah besar dalam proses melepaskan beban emosional. Ini berarti, kamu belajar untuk mengakui segala kejadian tersebut tanpa adanya penolakan atau perlawanan.
Selain itu, menurut seorang life coach, Jaisleen Kaur, penting juga untuk berlatih memaafkan orang lain yang menjadi penyebab bertambahnya beban emosionalmu.
“Berlatihlah memaafkan saat Anda mencari cara untuk menyembuhkan diri sendiri. Memaafkan bukan hanya tentang memaafkan kesalahan yang telah dilakukan kepada Anda, tetapi lebih tentang melepaskan kendali atas emosi Anda. Ingat, memaafkan lebih tentang kesejahteraan Anda daripada tindakan orang lain,” kata Jaisleen.
3. Kelilingi diri dengan orang-orang yang suportif
Mengelilingi diri dengan orang-orang yang suportif nyatanya mampu membantumu dalam melepaskan beban emosional yang kamu miliki. Yup, sistem pendukung yang kuat berperan dalam memberikan kenyamanan, dorongan, serta rasa memiliki yang sangat kamu butuhkan dalam proses ini.
4. Ucapkan afirmasi positif
Selanjutnya, kamu juga perlu mengucapkan beberapa afirmasi positif guna membantumu melepaskan beban emosional yang kamu miliki. Cobalah buat beberapa afirmasi positif dan ucapkanlah setiap hari secara berulang-ulang.
Contoh afirmasi ini meliputi, "Aku paham bahwa diriku terluka dan aku punya kemampuan untuk menyembuhkannya," atau "Aku mempunyai kapasitas untuk memproses dan melepaskan beban emosionalku."
Jaisleen mengatakan bahwa dengan mengucapkan kalimat positif semacam ini, dapat berperan sebagai pengingat atas kekuatanmu.
“Pembicaraan diri yang positif membantu membawa perubahan pola pikir dan menantang pola pikir negatif yang terkait dengan pengalaman masa lalu. Afirmasi dapat berfungsi sebagai pengingat akan kekuatan dan ketahanan Anda,” jelas Jaisleen.
5. Minta bantuan profesional
Apabila melepaskan beban emosional mungkin cukup sulit dilakukan olehmu seorang, maka tidak ada salahnya untuk meminta bantuan seorang profesional. Seperti seorang konselor kesehatan mental, maupun life coach akan membantumu dalam menemukan strategi penanganan yang disesuaikan dengan kebutuhanmu.
Mereka juga mampu membantumu menavigasi kompleksitas emosi, serta hal lainnya untuk memfasilitasi proses penyembuhanmu.
Nah, sekarang kamu sudah paham, kan tentang apa itu emotional baggage. Semoga artikel ini bermanfaat untukmu ya, Bela!