Memiliki hubungan asmara dengan sosok yang narsistik mungkin akan menghabiskan begitu banyak energi. Bagaimana tidak? Seorang narsistik memiliki 'keahlian' dalam permainan pikiran, seperti gaslighting, di mana dia mempertanyakan ingatanmu atau mengecilkan perasaanmu, hingga playing the victim atau seolah-olah menjadi korban di dalam hubungan.
Jika kamu memiliki pacar dengan sifat satu ini dan ingin menyudahi hubunganmu dengannya, simak 7 tips memutuskan hubungan dengan seorang narsistik, dikutip dari laman Mind Body Green berikut ini. Scroll artikelnya sampai selesai, ya!
1. Berhenti membuatnya memahami efek dari perilakunya terhadap dirimu
Saat kamu memiliki hubungan dengan seorang narsistik, kamu mungkin merasa bak berjalan di atas cangkang telur. Itu berarti kamu merasa perlu berhati-hati atas segala perilakumu agar nggak membuatnya tersinggung. Kamu juga akan mendapatkan janji palsu, seperti janji untuk mengubah perilaku toxic-nya yang menyakitimu. Akan tetapi, dia akan tetap melakukannya di masa depan.
Jika kamu ingin benar-benar putus dari seorang yang narsistik, berhentilah membuatnya untuk memahamimu atau bertanggung jawab atas perilakunya yang berdampak buruk pada dirimu. Karena bagaimanapun kamu berusaha membuatnya paham, seorang narsistik nggak akan pernah peduli efek perilakunya itu terhadapmu.
2. Teguhkan keputusan untuk mengakhiri hubunganmu dengannya
Ketika kamu siap meninggalkan seorang narsistik, kamu perlu meneguhkan keputusanmu itu. Menurut seorang psikolog, Jonathan Marshall Ph.D, peneguhan keputusan amat penting saat mengakhiri hubungan dengan seorang yang narsistik.
"Ini adalah saat-saat ketika Anda mengatakan pada diri sendiri, saya tahu sekarang saya harus pergi. Berpeganglah, dan kembali ke momen ini lagi dan lagi. Karena kamu akan melupakan logika di balik mengapa kamu mengatakan itu. Tidak apa-apa. Selama kamu mengingat kesimpulan yang telah kamu buat," ujarnya.
Dengan berpegang pada keputusanmu secara teguh, akan memberimu kekuatan untuk terus berjalan menjauh darinya dan nggak tertarik untuk kembali padanya.
3. Pahami bahwa kamu nggak akan bisa mengubahnya
Sadari bahwa seorang narsistik sering kali nggak mau berubah. Mungkin terkadang kamu melihat perubahannya, tetapi lambat laun ia kembali menjadi sosok yang sama seperti sebelumnya. Sekuat apa pun kamu berusaha mengubahnya, pahami bahwa dia nggak akan bisa berubah.
Untuk itulah, sadari bahwa kamu nggak bisa mengubahnya. Lebih baik belajar untuk lebih mencintai dan menjaga dirimu sendiri, daripada menghabiskan energi yang sia-sia untuk mengubahnya.
4. Berhentilah berpikir kalau kamu orang yang jahat
Saat memutuskan seorang narsistik, nggak jarang muncul pikiran jika kita adalah orang yang jahat. Padahal, pikiran itu merupakan 'hasil' dari kekerasan emosional yang dilakukannya di dalam hubungan. Yang perlu kamu lakukan adalah menyadari bahwa kamu sudah melakukan hal yang benar dengan meninggalkan sosok yang nggak memikirkanmu sama sekali.
5. Sadari kesalahanmu, tapi jangan biarkan dia menggunakannya untuk melemahkanmu
Nyatanya, memiliki hubungan dengan seorang narsistik nggak akan menjadikanmu selalu benar dalam setiap situasi. Adakalanya kamu berbuat kesalahan, dan itu adalah hal yang sangat wajar karena kamu hanyalah manusia biasa. Akan tetapi, jika kamu memutuskan untuk meninggalkannya dan dia berusaha menggunakan kesalahanmu agar kamu tetap bertahan dalam hubungan, pahami bahwa kamu tetap berhak meninggalkan hubunganmu yang toxic itu.
6. Berhenti menyalahkan dirimu sendiri
Saat putus dengan seorang narsistik, kamu mungkin terjebak untuk menyalahkan dirimu sendiri. Nggak jarang dia akan membuatmu bertanggung jawab atas hidupnya.
"Begitu Anda pergi, Anda terus menganggap Anda yang harus disalahkan karena orang terdekat dalam hidup Anda memiliki suara di kepala Anda, berbicara dalam bahasa Anda sendiri, karena itulah yang mereka lakukan," ujar Jonathan. Kemudian ia menambahkan, "tidak jelas bahwa itu suara mereka yang diputar; kedengarannya seperti milikmu."
Yang perlu kamu ingat, setiap kali kamu menyalahkan diri sendiri, mantan pacarmu yang narsis itu akan merasa menang. Jadi, belajarlah untuk berhenti menyalahkan dirimu sendiri saat memutuskan hubunganmu dengannya.
7. Nyatanya, nggak pernah ada waktu yang tepat untuk memutuskan seorang yang narsistik
Banyak sekali korban dari seorang narsistik yang merasa nggak bisa meninggalkannya karena alasan seperti permasalahan dalam keluarganya yang begitu berat. Namun Jonathan berpesan, saat pikiranmu menahanmu untuk nggak memutuskannya karena alasan semacam itu, ingatlah nggak akan pernah ada waktu yang 'tepat' untuk memutuskan seorang yang narsistik. Yang perlu kamu lakukan hanyalah segera pergi dari hubunganmu itu.
Itulah 7 tips memutuskan hubungan dengan seorang narsistik. Semoga bermanfaat untukmu ya, Bela!