Willow Smith baru saja membuat pengakuan bahwa dia menjalin hubungan poliamori, yaitu hubungan yang melibatkan lebih dari satu pasangan romantis, di mana semua pihak sepakat melakukannya. Nggak hanya itu, dia juga mengaku dirinya adalah biseksual.
Pengakuan itu diucapkan perempuan 20 tahun tersebut di aara Red Table Talk, acara bincang-bincang dirinya bersama sang ibu, Jada Pinkett-Smith dan neneknya, Adrienne Banfield-Norrison.
“Dengan menjalin hubungan poliamori, aku merasa fondasi utamanya adalah kebebasan untuk menciptakan sebuah gaya hubngan yang cocok untuk kamu dan tidak hanya sekadar melakukan hubungan monogami, karena itu yang orang-orang di sekitarmu bilang bahwa itu adalah hal yang paling benar,” kata Willow.
Apa sebenarnya hubungan poliamori?
Poliamori, atau hubungan nonmonogami yang dilakukan atas dasar suka sama-suka, merupakan hubungan asmara yang memiliki lebih dari satu kekasih, baik itu secara seksual atau romantis. Setiap orang yang berada dalam hubungan ini saling mengetahui dan menyetujuinya tanpa paksaan. Poliamori juga tidak memiliki gender yang spesifik, jadi seseorang bisa memiliki banyak pasangan tak tergantung gendernya apa.
“Poliamori adalah hubungan yang jujur, membebaskan, dan tidak posesif. Secara singkat, hubungan poliamori membebaskan orang untuk menjalin hubungan dan mencintai banyak orang dalam waktu yang bersamaan,” demikian penjelasan yang dilansir dari situs Very Well Mind.
Tak sekadar demi seks
Willow menyebutkan bahwa dalam kelompok pertemanannya, hanya dia satu-satunya yang menganut hubungan poliamori. Selain itu, dia juga membantah jika hubungan poliamori ini hanya didasarkan pada keinginan seseorang berhubungan seks dengan lebih banyak pasangan.
“Tapi aku satu-satunya yang tidak sesering teman lainnya dalam berhubungan seks. Aku bahkan berkenalan dan tertarik dengan hubungan poliamori melalui hubungan nonseksual,” tutur Willow.
Hubungan yang tidak egois
Banyak orang beranggapan bahwa jenis hubungan poliamori adalah jenis hubungan yang egois, tamak, yang menginginkan pasangan sebanyak-banyaknya.
“Sebenarnya hubungan ini justru sebuah hubungan yang tidak egois. Aku mencintai pasanganku dan aku ingin orang lain mencintainya juga.”
“Contohnya saja. Ketika kamu bukan tipe orang yang ingin berhubungan seks setiap waktu, tapi pasanganmu membutuhkan. Apakah kamu akan menjadi orang yang berkata padanya, karena aku tak punya kebutuhan itu, maka kamu tak bisa mendapatkannya juga. Hal itulah yang membuat aku memilih untuk menjalani hubungan poliamori.”
Tidak untuk semua orang
Tentu saja hubungan ini tidak untuk semua orang, apalagi untuk masyarakat Indonesia yang masih menganut hubungan monogami. Hubungan poliamori ini memerlukan komunikasi yang terbuka, persetujuan dari setiap pihak tanpa rasa cemburu, dan tentu saja memiliki aturan-aturannya tersendiri.