Bahkan sebelum pandemi, para Gen Z (kalangan dewasa muda usia 18-25 tahun) memang telah mengubah aturan dan kebiasaan kencan. Kemudian pandemi di 2020 makin mengubah semuanya.
Rasa kehilangan, kerinduan, dan kesepian akibat pandemi berdampak serius pada kehidupan anak-anak muda saat ini dan mendorong mereka untuk mencari cara baru agar bisa terhubung dengan lebih banyak orang, berkumpul dengan gaya ‘new normal’, dan menjadi lebih terbuka di Tinder.
Gen Z berhasil mematahkan stigma dan tabu seputar kencan. Kencan tidak lagi dilakukan dengan tata cara yang kaku. Kencan sudah menjadi lebih fleksibel dalam hal ekspektasi (jalani dulu sebelum memutuskan untuk serius atau tidak), emosi (lebih jujur dan otentik), dan juga pengalaman (lebih banyak melakukan aktivitas bersama daripada hanya sekadar basa basi).
Berikut ini adalah hasil riset yang dilakukan Tinder:
• 19% lebih banyak pesan yang terkirim per hari pada Februari 2021, dibandingkan dengan Februari 2020
• Percakapan berlangsung 32% lebih lama selama pandemi
• 11% lebih banyak swipe dan match, 42% lebih banyak antara para pengguna Tinder • Gen Z beralih ke video chat. Hampir setengah dari pengguna Tinder melakukan video chat dengan match mereka selama pandemi, dan 40% berencana terus memakai video chat untuk mengenal orang-orang baru bahkan setelah pandemi berlalu
Lalu, seperti apakah prediksi tren kencan di masa depan? Simak ulasannya di bawah ini.
1. Orang akan lebih jujur dan otentik dalam berkencan
Pandemi memberikan pandangan baru mengenai berbagai hal bagi banyak orang. Pengguna Tinder pun menjadi lebih jujur dan terbuka tentang siapa mereka, penampilan mereka, dan apa yang sedang mereka rasakan.
Ekspresi ini disampaikan lewat bio pengguna Tinder dengan tulisan 'anxiety' dan 'normalize', yang tumbuh cukup signifikan di Tinder selama pandemi.
2. Batasan akan menjadi lebih transparan
Pandemi juga mendorong diskusi mengenai batasan ruang pribadi menjadi lebih marak. Pengguna Tinder menggunakan bio mereka untuk memperjelas ekspektasi mereka. Kata-kata 'pakai masker' atau ‘wear a mask’ 100x lipat lebih banyak dipakai selama pandemi, 'batasan' atau ‘boundaries’ digunakan 19% lebih banyak dari sebelumnya, dan istilah 'kesediaan' atau ‘consent’ juga naik 11%.
3. Lebih banyak orang ingin "Kita jalanin dulu saja"
Dalam survei pengguna Tinder yang dilakukan baru-baru ini, pengguna yang mencari pasangan kencan dengan status 'tidak mencari jenis hubungan tertentu' naik hampir 50%. Jadi, pandemi ternyata tidak mendorong keinginan mereka untuk menikah. Sebaliknya, generasi berikutnya justru akan berpikir lebih ke arah “jalanin dulu aja” dan mencari hubungan yang lebih terbuka.
4. Kencan digital akan tetap menjadi bagian dari “new normal”
Kontak langsung masih dianggap berisiko, sehingga orang beralih ke pengalaman virtual untuk terhubung dengan orang lain. Meskipun saat ini kontak langsung sudah mulai dilakukan kalau memang sangat penting, kencan virtual akan tetap ada.
Menurut survei Tinder, mereka yang telah mencoba kencan digital merasa lebih santai saat berusaha kenal lebih jauh dengan pasangan kencannya. 40% pengguna Gen Z di Tinder mengaku bahwa mereka akan terus melakukan kencan digital, bahkan saat tempat kencan favorit mereka telah dibuka kembali.
5. Kencan pertama akan lebih banyak tentang aktivitas daripada icebreakers
Dengan banyaknya kafe dan restoran yang tutup, banyak tempat yang biasanya menjadi tempat kencan pertama tidak lagi menjadi pilihan. Jadi, ketika tiba waktunya untuk bertemu, orang akan lebih memilih untuk melakukan aktivitas kencan pertama yang lebih kreatif, personal, dan kasual dibandingkan sebelumnya. Misalnya, Tinder melihat peningkatan 3x lipat dalam penyebutan 'sepatu roda' di bio pengguna dan permintaan untuk aktivitas kencan seperti, ‘fort building’ atau ‘snowball fights’ yang muncul di bio.
6. Sentuhan kecil akan berdampak besar
Pengguna Tinder menggunakan biografi mereka untuk mencari kasih sayang seperti berpegangan tangan, berpelukan, atau sentuhan seseorang di rambut mereka. Hal ini terlihat dari penggunaan kata 'berpelukan' atau ‘cuddle’ yang meningkat 23%, dan 'berpegangan tangan' atau ‘hand holding’ meningkat 22%.
Setelah mengalami berbulan-bulan tanpa kontak fisik, para daters menjadi sangat menghargai bentuk kasih sayang secara fisik sekecil apa pun.
7. Orang akan selalu ingin berkencan dengan seseorang yang dekat
Geolokasi Tinder, atau kemampuan untuk menemukan orang di sekitar pengguna, sangat relevan pada masa pandemi. Sebutan 'pindah' atau ‘moving’ di bio naik 28% pada tahun 2020. Jadi, meskipun teknologi terus memungkinkan orang untuk tinggal atau bekerja di mana saja, pengguna Tinder masih tetap mencari seseorang yang tinggal dekat dengan mereka.
8. 'Cinta musim panas' atau ‘summer love’ mungkin akan tiba
Pada Oktober 2020, lebih dari 40% pengguna Tinder yang berusia di bawah 30 tahun belum pernah bertemu secara langsung. Namun, penyebutan kata 'Pergi kencan' atau ‘Go on a date’ pada bio pengguna Tinder, mencapai puncaknya pada bulan Februari 2021.
Meski kebanyakan mengaku menahan diri untuk melakukan kencan secara langsung pada tahun 2020 (54% lajang mengatakan kepada YPulse bahwa "COVID-19 telah secara signifikan menghambat kehidupan cintaku"), mereka merasa siap untuk keluar rumah setelah vaksin tersedia.