Menormalisasi perilaku toxic dapat membahayakan hubungan, lho, Bela. Jika terus membiarkan hal-hal tersebut, dikhawatirkan banyak yang terjebak dengan abusive relationship yang akan membahayakan kehidupan romansa.
Banyak orang yang beranggapan bahwa perilaku toxic hanya sebatas mengontrol pasangan. Padahal, dalam suatu hubungan perilaku toxic sangatlah banyak, bahkan dimulai dari hal yang terlihat remeh.
Keberhasilan dalam menjalani suatu hubungan dilihat dari kemampuan masing-masing individu dalam mengatasi hambatan yang ada. Nah, hal yang harus dilakukan untuk mencegah perilaku toxic adalah dengan menyadari polanya.
Kira-kira apa saja perilaku yang sering dianggap biasa ternyata dapat merusak suatu hubungan? Yuk, simak di sini!
1. Tidak saling mengandalkan satu sama lain
Setiap pasangan harus saling mengandalkan satu sama lain dalam keadaan suka duka. Pastikan pasanganmu selalu menemanimu saat sedang mengalami masa-masa sulit. Jika pasanganmu tidak dapat melakukannya, ini akan menyebabkan rasa stres dan rusaknya kepercayaan dalam hubunganmu.
Kamu juga akan terus bertanya tentang hubungan, apakah hubungan ini akan memberikan keamanan atau tidak.
2. Bercanda pada hal-hal yang tidak lucu
Selera humor tiap orang tentu berbeda-beda, jadi jangan pernah bercanda tentang hal yang tidak lucu. Misalnya, bercanda tentang bentuk badan yang akan memunculkan rasa tidak percaya diri atau melontakarkan candaan yang seksis.
Kuncinya, tentu saja menjaga komunikasi dan saling menghormati satu sama lain. Pasanganmu harus bisa menahan untuk menggodamu dengan candaan yang melewati batas. Jika kamu pernah tersinggung dengan candaannya juga jangan dipendam, namun ajaklah si dia berbicara dan mengatakan hal itu tidak pantas.
Jika si dia terlalu sering melewati batas dan hanya akan mengatakan "cuma bercanda", kemudian dia terlalu mengacuhkannya, itu akan berdampak buruk pada hubungan.
3. Keinginan selalu menjadi benar setiap saat
Menjadi benar setiap saat tidak akan membawamu ke mana-mana. Itu hanya akan menciptakan ketegangan dalam suatu hubungan dan mengarah pada controlling.
Sering kali mereka yang melakukan itu bertindak karena merasa tidak aman atau cemas. Mereka juga tidak menyadari perilakunya dapat merusak hubungan dari waktu ke waktu.
4. Meremehkan perasaan
Rasa rentan adalah kunci dari kebahagian. Maksudnya, dengan mengakui kelemahan, kamu bisa lebih menghargai diri sendiri. Jika pasanganmu meremehkan perasaan sedihmu, itu tidak akan menciptakan hubungan yang sehat.
Fenomena tidak mengakui kerentanan ini terjadi dalam waktu yang panjang, bisa jadi karena histori keluarganya. Namun, bisa juga karena sifat kepribadian mereka yang menciptakan lingkungan tidak ingin dimengerti oleh orang lain.
Apabila pasanganmu terus membuatmu merasa buruk karena telah mengekspresi kerentanan, segeralah bicarakan baik-baik. Jangan biarkan hal ini terus mengganggu dalam waktu yang lama.
5. Terlalu perhitungan
Akan sangat menyenangkan ketika si dia dapat menyesuaikan diri dengan pola umum yang timbali balik, seperti saling membantu. Bangunlah pola-pola hubungan yang dapat menciptakan rutinitas yang sehat, sehingga kemungkinan putus menjadi kecil.
Tapi, jangan sampai kebiasaan itu mengarah pada suatu keharusan, sehingga kamu tidak bisa menoleransi jika dia melakukan kesalahan. Selama menjalani hubungan yang serius, adakalanya kalian juga perlu bersikap rileks dan jangan terlalu banyak pertimbangan untuk melakukan hal itu.
Rasa syukur karena memiliki satu sama lain tidak perlu diragukan lagi. Ini sangat diperlukan dalam suatu hubungan. Tujuannya agar hubungan menjadi langgeng dan rasa kepemilikan terus meningkat.
Itu dia perilaku yang terlihat normal namun dapat merusak suatu hubungan. Perhatikan baik-baik agar hubunganmu dengan pasangan dapat berjalan lancar.