Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Kumpulan Puisi Patah Hati yang Menyentuh Hati

"Impian kita hanya sebatas dalam mimpi"

Zahra Ramadhani

Siap jatuh cinta selalu satu paket dengan siap patah hati. Setiap orang selalu ingin perjalanan asmaranya berjalan mulus dan lancar-lancar saja. Nggak ada satu orang pun yang berharap akan gagal dan akhirnya mengalami patah hati.

Kamu perlu paham bahwa patah hati merupakan salah satu risiko yang harus siap kamu hadapi ketika jatuh cinta. Meski perasaan menjadi sedih dan pikiran pun jadi tak menentu kamu harus tetap menerima dan menjalani segalanya dengan hati yang lapang sebagai bagian dari perjanlanan move on.

Resapi lebih dalam perasaan sakit hati yang bersarang di dadamu sampai akhirnya perasaan sakit itu tidak lagi kamu rasakan dengan puisi-puisi tentang patah hati di bawah ini. Siapa tahu jadi lebih lega karena perasaanmu jadi tersalurkan, bukan?

1. Biar Langit yang Memutuskan

pinterest.com/society19/

Hangatnya perapian malam
Mengingatkanku akan hangatnya pelukanmu
Kesejukan sungai kebahagiaan
Bagai menatap senyummu
Damainya jiwaku

Di mana belas kasih itu?
Bersamamu seperti mimpi semu
Hanya bisa merasakan abadinya duka
Dalam hati tersimpan banyak doa

Kau bilang kita pasti bisa
Bisa saling mencintai
Bersama sampai tua
Bersatu hingga mati

Kau bilang perbanyak doa dan harapan
Impian kita pasti kan terwujud
Namun apa yang terjadi kini?
Biarlah langit yang memutuskan

Satu keinginan
Cinta kita jangan sampai berubah
Hati kita tetap menyatu
Menciptakan bahagia bersama
Tak semudah yang kita duga

Bagaimana harus ku hentikan air mata?
Impian kita hanya sebatas dalam mimpi
Biarlah langit yang memutuskan
Tentang akhir cerita cinta kita

---Anonim

2. Di Ujung Kata-Kata

pinterest.com/NatalieLeiter/

Lengkaplah sudah sepi ini mengurung sendiriku
Terkulai dikunyah nelangsa yang berapi-api
Menyusuri jalanan lengang
Bersimbah angan tanpa tujuan

Dalam derap gerimis yang pongah menghujam
Terbuai wajahmu menyusup bertubi-tubi
Membawa sebaris kata bahagia yg menenggelamkan nurani
Di atas pengharapan tak berkesudahan

Tentang rindu kusam
Tentang cinta terbuang
Mengutip satu namamu di antara keluh kesah
Gundah gelisah, air mata, dan lara

Masihkah ada sedikit senyum darimu
Di batas penantianku yang kini makin terbata
Jika masih ada ruang di hatimu
Untukku, sedikit saja, tolong bicaralah
Pada tanah membentang
Pada pohon-pohon rindang
Dan angin yang mengusik keangkuhan

Setidaknya biar ada tanda yg bisa kubaca dan kuraba
Janganlah sepi yang hadir
Janganlah semu yang membeku
Karena aku selalu berjalan menujumu

---Anonim

3. Harapan Kosong

pinterest.com/leannajufu93/

Mencoba tuk bertahan di tengah kepungan badai cobaan

Lelah dalam melangkah menggenggam cinta tak berbalas

Warna pelangi hanyalah semu yang dirasakan

Hilang tersalip awan-awan biru yang menderu-deru

Lupakan semua kenangan dan janji-janji hati

 

Kepastian sudah diberikan

Namun pengkhianatan menjadi jawaban

Cinta sejati kini telah ternodai

Hampa terasa sunyi di dalam jiwa

 

Menanti harapan melepas masa-masa kelam

Melangkah maju menuju sebuah harapan

Cinta sejati sudah jauh dan pergi

Berlalu pilu ditelan oleh sang waktu

---Anonim

4. Di Taman Kota

pinterest.com/fabmoodmag/

Tiang lampu dipinggiran jalan menyorot kita yang dibawah dengan temaram. Ditemani rembulan bentuk pisang, kita jalan bersisian.
Aku, menenteng keranjang isi pisang pemberianmu.
Kamu lengkap menggendong janji, makan malam di rumah makan milik pamanmu.

Aku dengan terusan putih selutut bintik-bintik hitam serasi benar dengan kemeja satin putih polos kepunyaanmu.
Kita berdua duduk saling menghadap.
Lilin yang dipasang ditengah meja bundar lengkap dengan tatakannya, nyaris romantis.

Ubi jalar yang digoreng disusun kesamping mirip pagar.
Makanan pembuka, katamu.
Tumis daun pepaya muda bertabur bawang merah goreng diletakkan diatas tungku kecil.
Bukan menu utama, katamu.

Di mana kamu sembunyikan nasi ayam lada hitam kesukaanku?
Di sana, katamu.
Bukan itu!

Aku tidak pesan wanita gemulai yang pakai gaun berbelahan dada rendah berhiaskan renda.
Merangkulmu manja.
Aku berhenti tepat dihitam matamu.
Kita ini apa?

---Anonim

5. Mimpi yang Hilang

pexels.com/dương-nhân

Di bawah hamparan gelap luas yang bertabur bintang
Aku menatap satu bintang yang paling terang
Aku menatapnya dengan penuh harapan
Seolah itu kau
Yang kini jauh seakan hilang..

Selama ini
Aku mencoba tuk selalu mengerti hatiku
Namun ternyata semua masih semu ku rasakan
Nama yang terukir dalam karang hatiku
Kini seakan terkikis
Oleh ombak yang menghantam..

Aku dan jenuhku, bersama membisu
Terlalu jauh untuk meraih bintang yang sedang ku tatap
Aku dan senyumku
Mengikuti diam termenung
Namun tercipta sebuah mimpi
Yang hilang hanya dalam sekejap

Teriakan Hati
Disaat terpikir tentang dia
Yang entah ada di mana
Terkadang hati teriak dengan kehampaannya
Mencari dan menunggu hati cintanya

Ku menangis tanpa air mata
Ku teriak tanpa suara
Hanya merasakan sakitnya hati
Begitu tersiksa menunggu yang di nanti

Begitu berat melepaskan rasa ini
Yang sudah merasuk dalam hati
Mungkin bila aku nanti mati
Sesalku akan abadi

Akankah penantian ini berujung bahagia
Ataukah hanya asa semata
Tapi hatiku kan selalu tegar menghadapinya
Walau akhirnya hanya membuat luka

---Anonim

6. Di Kota Tua

pinterest.com/lofowler18/

Becak yang berderet.
Angkutan umum yang bergerak linear.
Bus kota yang menderu, berasap.
Suara dari bibirmu Sayang, mengharap-harap wanita dengan paras ayu yang rajin mengecat kuku dan mandi susu, samar-samar lalu.
Di atas jembatan, lampu sorot kekuningan, itu dia
Kalian berdua.
Si wanita menggamit lenganmu mesra, Sayang, itu bukan aku.

Aku tak pernah lihat langit lebih rendah dari ini.
Hitam.
Waktu, jam ditangan berputar mundur.
Lihat dan perhatikan.
Hujan.
Pria berkacamata yang punya hati lebih luas dari lapangan pacuan kuda, berlarian, bersisian dengan aku tentu saja.

Sama-sama tidak ingin dihujam air.
Sayang, buku-buku cetakan pertama yang kau cari, bukankah sudah tak menarik?
Itu dia!
Cetakan kesekian dari bukumu yang paling bersejarah, hidupmu, disunting oleh Si wanita yang bawa payung merah.
Baru saja terbit.
Lebih hidup, lebih pas, sampai kacamatamu tak sempat lagi melorot.
Sayang, aku terus menangis.

Melihatmu tertawa sampai matamu tinggal segaris atau mendengarmu
Mendengkur dengan kepala yang menopang dipundak si wanita, aku ingin.
Aku sungguh ingin.
Lagi lagi Sayang, seperti bebunyian yang selalu kau dengar sewaktu dihalte bus aku akan menjelma menjadi itu.
Bersuara lebih besar, barangkali kau tak lihat.
Melalui tulisan ini, barangkali kau tak dengar.
Dari wanita yang cintanya tidak habis-habis, karena cintanya paling.

---Anonim

7. Cinta yang Pergi

pinterest.com/hsinlei66/

Melangkah jauh dalam setiap kenangan

Terbenam dalam lautan kesedihan

Kasih yang pergi takkan mungkin kembali

Hilang terbawa, hampa, tak bertepi

 

Derita semakin terasa

Keluhan jiwa terus membara

Tersiksa oleh luka perasaan

Diatas pengkhianatan cinta didepan mata

 

Pergi menjauh, teruka oleh cinta

Bingung tentukan arah dan tujuan

Hanya kesendirian yang setia menemani

 

Terbang dalam lamunan

Anganku terbang melayang

Mengenang sebuah pengkhianatan

Diatas janji-janji manis kelembutan

---Anonim

8. Sedih yang Terlalu

pinterest.com/wattpad/

Di penghujung hariku ini

Tak juga bisa kutulis tepat

Kesimpulan tentang perlakuanmu

Karena terlalu dalamnya kau menghilang

Dalam lautan kemuna’anmu

Kau junjung tinggi rasa egomu

Untuk sebuah kepuasan

 

Tak juga kutemukan kebenaran itu

Saat kau hadir dalam semu

Hingga kasa dimataku

Sedang yang tersimpan hanya luka

 

Mungkin aku sebuah karang yang hanya diam

Saat kau menjadi ombak menerjangku tak henti

Dan egomu, juga semua yang kau lakukan

Membunuhku perlahan

---Imam Zenit

9. Kerinduan

pinterest.com/aureliawozo49/

Merenda sebuah tali kasih

Kusimpul menjadi satu hati

Gambaran jiwa yang terluka

Bagai langit meratap sendu

Kala bias cinta menghilang

Sakit itupun datang tanpa permisi

Rembulan tak menyisakan senyum

Bersama malam, kudekap lirih arti kerinduan

Kesendirian

---Kahlil Gibran

10. Tenggelam

pexels.com/Ivan Samkov

Aku sedih dengan kira yang indah memuja akan dunia

Luka yang memahat

Luka yang begitu menusuk

Luka yang menghujam jantungku

Tapi tak ada yang tahu bahwa aku kecewa dalam cerita

 

Sampai untuk berpikir tentang cinta

Dengan hati bukan mata rasakan cinta

Untuk kehilangan akal sehat

Dan untuk membuat aku tenggelam

 

Tenggelam dalam kesedihan

Tenggelam dalam kepedihan dan kehancuran

Dengan semua janji-janji busukmu

Dengan semua janji-janji palsumu

Membuat sayap ini patah dan mati

 

Aku menangis meratapi takdir

Merasakan seakan dunia ini tak berarti lagi

Dan kini hanya kesedihan, kekecewaan yang menemaniku

Cinta ini sungguh aku tidak mengerti

---Dodi

11. Surat Terakhir

pinterest.com/kattodd375/

Aku mencintaimu, seperti angin mencintai bunga
Seperti hujan mencintai pelangi
Namun yang ku terima hanyalah duri tajam mu
Namun nyatanya kau bahagia saat ku pergi

Jujur saja ku berharap kau mengerti
Tapi semakin ku mengenalmu aku tahu akan sulit untuk mu bisa mencintaiku
Aku tak punya sesuatu yang pantas
Yang bisa membuatmu melihat ku

Baiklah aku pergi
Bukan ku lelah, bukanku menyerah
Bila jauh dariku membuatmu bahagia

Aku berharap akan ada seseorang yang mencintaimu melebihi ku
Dan ku berharap kau tak sia-siakannya sebagaimana kau membuangku
Aku akan sangat rindu bagaimana aku berusaha tinggal di hati kecilmu
Meski ternyata tiada tempat tersisa untukku disana

Baiklah aku pergi, maafkan jika ku merusak hidupmu
Ini yang terakhir yang bisa ku berikan
Semata ku hanya ingin melihat kau tersenyum
Ku berharap kan ada seseorang yang menjagamu yang menyayangimu melebihiku

Bila nanti hatimu terbuka..
Datanglah padaku, bawakan aku harapan yang ku tunda
Ini yang terakhir yang bisa ku buktikan, aku menyayangimu

---Anonim

12. Aku Tengah Menantimu

Pexels/Leonardo Zanini

Aku tengah menantimu, mengejang bunga randu alas
di pucuk kemarau yang mulai gundul itu
berapa juni saja menguncup dalam diriku dan kemudian layu
yang telah hati-hati kucatat, tapi diam-diam terlepas

awan-awan kecil melintas di atas jembatan itu, aku menantimu
musim telah mengembun di antara bulu-bulu mataku
kudengar berulang suara gelombang udara memecah
nafsu dan gairah telanjang di sini, bintang-bintang gelisah

telah rontok kemarau-kemarau yang tipis; ada yang mendadak sepi
di tengah riuh bunga randu alas dan kembang turi aku pun menanti
barangkali semakin jarang awan-awan melintas di sana
dan tak ada yang merasa ditunggu begitu lama, kau pun tiada

--Sapardi Djoko Damono

13. Tak Sepadan

Pexels.com/

Aku kira,

Beginilah nanti jadinya,

Kau kawin, beranak dan berbahagia

Sedang aku mengembara serupa

Ahasveros

Dikutuk disumpahi Eros

Aku merangkaki dinding buta

Tak satu juga pintu terbuka

Jadi baik juga kita padami

Unggunan api ini

Karena Kau tidak 'kan apa-apa'

Aku terpanggang tinggal

—Chairil Anwar

14. Melepas Cinta Sejati

pinterest.com/kattodd375/

Cinta hanyalah cinta

Dia datang dan pergi sesuka hati

Bahagia dalam kebersamaan

Sedih dalam perpisahan

 

Cinta yang pergi hati yang merana

Larut dalam kenangan sosok yang ditinggalkan

Pemilik hati telah jauh pergi

Menyisakan kenangan indah

Tinggalkan kekosongan hati

 

Kemana hati ini melangkah

Ketika cinta sejati telah pergi

Kemana harus kucari lagi

Ketika gelap terus menghantui

 

Lautan tak berujung

Langit tak tersentuh

Yang telah pergi takkan pernah kembali

Kenangan cinta sejati akan terus kekal abadi

---Anonim

 

Masih sedih dan patah hati? Nggak apa-apa, semua memang butuh proses. Tapi, kamu harus ingat kalau perasaan sedih yang berlarut-larut itu nggak baik.

Kamu harus merelakan segalanya dan beranjak move on. Hari-hari bahagia sudah menunggumu di depan sana. Percayalah, orang yang baik akan kamu temukan dan jadi milikmu di waktu yang tepat nanti.

Itulah kumpulan puisi patah hati yang menyentuh dan bikin sedih. Semoga bermanfaat, Bela.

IDN Channels

Latest from Dating