Dalam hubungan apa pun, konflik adalah suatu hal yang tidak bisa dihindari. Tidak peduli seberapa cocok kamu dengan pasangan atau seberapa kuat ikatan antara kamu dan dia. Meski begitu, hal terpenting dari sebuah konflik adalah cara kamu dan pasangan terlibat dalam permasalahan tersebut. Pasalnya, pertengkaran dan perilaku tertentu selama konflik dapat berubah menjadi racun, mengikis kepercayaan, rasa hormat, dan rasa aman dalam hubungan.
Pertengkaran bisa dianggap toxic jika tidak produktif. Dengan kata lain, pertengkaran tidak membantu mengatasi masalah apa pun, namun digunakan sebagai cara untuk menyakiti pasangan. Menjelek-jelekkan dan menyalahkan pasangan adalah hal utama yang terjadi dalam pertengkaran toxic ini.
Pertengkaran toxic tidak selalu merupakan tanda bahwa kamu harus mengakhiri hubungan. Namun, hal itu bisa juga menjadi tanda bahwa kamu perlu mencari bantuan dari profesional, seperti terapis hubungan, untuk memperbaiki komunikasi dengan pasangan.
Melansir dari Best Life, berikut beberapa pertengkaran yang hanya akan dialami oleh pasangan toxic. Yuk, simak!
1. Pertengkaran berulang tentang masalah yang sama
Pernahkah kamu merasa mengalami dejavu saat bertengkar dengan pasangan? Jika iya, maka itu adalah tanda bahaya. Salah satu pertengkaran toxic adalah pertengkaran berulang di mana argumen yang sama terjadi berulang kali tanpa adanya penyelesaian.
Berdebat berulang kali mengenai hal yang sama, berarti salah satu atau kedua pasangan tidak mengambil langkah untuk mencari solusi. Ini juga bisa berarti bahwa ada masalah mendasar yang lebih dalam yang belum terselesaikan. Contohnya, apabila kamu dan pasangan terus mengalami perselisihan keuangan, itu berarti ada kesenjangan dalam ekspektasi tentang cara menangani uang. Hal ini mungkin terjadi karena kamu tidak mampu atau tidak mau mendengar sudut pandang satu sama lain dan mengambil langkah kompromi.
2. Berjuang untuk menang dalam perdebatan
Karakteristik utama dari pertarungan yang toxic adalah ketika salah satu pasangan tidak memiliki tujuan untuk menemukan solusi terhadap masalah yang dialami. Saat kamu berjuang semata-mata untuk menang dalam perdebatan, kamu akan selalu memikirkan respons selanjutnya dari pasangan, daripada benar-benar mendengarkan apa yang dia katakan.
Kamu akan cenderung mengabaikan pikiran dan perasaannya, serta menolak bertanggung jawab atas peranmu dalam masalah tersebut. Bahkan, jika pasangan tertarik untuk menyelesaikan masalah tersebut, tetap akan menjadi masalah bila kamu memiliki tujuan yang berbeda. Oleh karena itu, penting untuk meredam ego dan mendahulukan kepentingan hubungan.
3. Menyangkal kenyataan satu sama lain
Gaslighting adalah suatu bentuk pelecehan emosional yang membuat orang lain memercayai realitasnya. Ini adalah ciri utama dari perilaku toxic dalam hubungan. Pasalnya, manipulasi jenis ini dapat berdampak buruk pada harga diri dan kepercayaan diri seseorang.
Disadari atau tidak, kamu dan pasangan mungkin akan saling marah jika salah satu terus menyangkal pernyataan dari pasangannya. Misalnya, kamu selalu berkata, "Itu tidak pernah terjadi!" ketika kamu tidak ingin mengakui telah melakukan suatu hal yang menyakiti pasangan. Mengabaikan realitas satu sama lain dapat menimbulkan pertengkaran buruk, yang kemungkinan besar tidak akan terselesaikan. Pasalnya, kamu dan dia bahkan tidak bisa menyepakati detail dari masalah yang terjadi.
4. Saling menyalahkan
Situasinya seperti ini: Kamu mengonfrontasi pasangan tentang sesuatu yang menyakitimu. Pasanganmu kemudian mengatakan bahwa perilakunya terjadi karena kesalahan yang kamu katakan atau ucapkan. Setelah itu, kamu membuat alasan bahwa perilaku tersebut terjadi justru karena perilaku yang si dia lakukan sebelumnya. Siklus tersebut pun terus berlanjut untuk saling menyalahkan satu sama lain.
Saling menyalahkan satu sama lain saat suatu masalah terjadi tidak akan menghasilkan apa pun. Kedua pasangan harus memiliki rasa tanggung jawab untuk memvalidasi pengalaman satu sama lain, dan menyadari apa yang bisa dilakukan agar situasi serupa tidak terulang di masa lalu.
5. Berdebat tentang perasaan masing-masing
Pertengkaran lain yang hanya akan dialami oleh pasangan toxic adalah berdebat tentang perasaan masing-masing. Misalnya, pasanganmu mengatakan bahwa dia merasa sedih, tetapi kamu tetap bersikukuh bahwa dia sedang marah. Hal inilah yang akan menjadi masalah. Pertengkaran ini menyiratkan bahwa kamu mengetahui emosi pasangan lebih baik daripada dirinya sendiri. Padahal, itu tidak benar. Pasalnya, perasaan dan emosi seseorang tidak pernah bisa diperdebatkan oleh siapa pun, termasuk pasangan.