Patah hati selalu menjadi hal yang menyebalkan bagi semua orang yang mengalaminya. Tidak hanya bisa menghancurkan diri secara emosional, patah hati juga dapat menyebabkan rasa sakit yang memengaruhi keadaan fisik. Bahkan, hal ini telah dibuktikan secara ilmiah dalam sebuah penelitian yang menghabiskan waktu selama bertahun-tahun.
Melansir Bolde, patah hati akan memberikan efek samping yang dapat memengaruhi seseorang secara fisik dalam hal-hal yang cukup serius. Mulai dari respons otak untuk memberikan rasa sakit, hingga membuat seseorang tidak termotivasi untuk melakukan sesuatu. Lantas, apa saja efek patah hati yang memengaruhi keadaan fisik? Yuk, simak informasinya berikut ini!
1. Otak mengira jika kamu terluka secara fisik
Penolakan, rasa sakit emosional, dan fisik semuanya diproses di area otak yang sama. Hal ini berarti bagian yang aktif saat kamu terluka secara fisik juga akan menyala saat mengalami penolakan. Oleh karena itu, saat kamu patah hati, area tertentu di otak akan menyala dan memberi tahu tubuh bahwa dia sedang mengalami rasa sakit. Walaupun tidak ada yang dilakukan secara fisik, tetapi otak akan memberitahu tubuh jika rasa sakitnya nyata. Oleh karena itu, para ahli juga sepakat bila rasa sakit yang ditimbulkan patah hati itu nyata, namun tidak yakin mengapa hal tersebut terjadi.
2. Bagian tubuh tertentu akan terasa sakit
Kamu mungkin akan merasakan kejang otot, sesak napas, sakit kepala, dan lain sebagainya saat sedang patah hati. Selain itu, kamu juga mungkin akan sakit dan mengalami nyeri dada yang intens dan tajam. Efek fisik yang timbul dari patah hati ini nyata dan kerap dialami oleh beberapa orang yang sedang putus cinta. Bahkan, beberapa bagian tubuh lain akan mengalami masalah, seperti mata bengkak karena terus-menerus menangis dan kulit yang mengalami dehidrasi hingga kering dan menimbulkan ruam serta gatal-gatal.
3. Rentan terhadap masalah pencernaan dan penyakit lainnya
Ketika seseorang yang patah hati mengatakan mereka merasakan sakit perut, maka mungkin mereka benar-benar merasakannya. Stres yang dialami setelah putus cinta akan menggerakkan darah yang menyebabkan sakit perut, diare, atau sembelit. Gangguan pencernaan, mual, atau kram juga bisa menjadi gejala patah hati. Selain itu, tingkat stres yang tinggi juga dapat membuat seseorang memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah sehingga rentan terserang penyakit lain.
4. Penurunan berat badan
Saat seseorang sedang merasakan sakit hati, mereka cenderung merasa tidak lapar. Hal inilah yang membuatnya akan menahan diri untuk makan karena merasa makanan tersebut tidak memiliki rasa dan sulit dicerna. Nafsu makannya akan tertekan oleh hormon kortisol yang sedang melonjak dan mempengaruhi nafsu makan. Alhasil, berat badan akan menurun secara drastis saat sedang mengalami patah hati.
5. Penambahan berat badan
Sebagian orang mungkin akan merasa tidak nafsu makan saat patah hati. Tetapi, sebagian lainnya justru akan mengalami penambahan nafsu makan setelah putus cinta. Hal ini umumnya dilakukan untuk mengalihkan perasaan stres yang dialami. Kurangnya olahraga, banyaknya makanan yang dikonsumsi, serta alkohol yang berlebih akan menyebabkan kenaikan berat badan dalam jangka panjang.
6. Tingkat stres yang tinggi
Meski bergantung pada bagaimana cara menanganinya, namun stres dapat mendatangkan malapetaka dan berpotensi merusak kesehatan. Menurut sains, cinta lebih membuat seseorang ketagihan daripada obat-obatan. Oleh karena itu, saat kamu patah hati, semua hormon yang memberikan perasaan senang akan hilang dan berganti dengan air mata. Kemudian, otak akan memiliki lebih banyak ruang untuk menaikkan kortisol dan meningkatkan perasaan stres. Tingkat stres yang terlalu tinggi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, salah satunya adalah pemicu timbulnya stroke dan serangan jantung.
7. Kamu tidak bisa tidur
Saat seseorang baru saja putus cinta, tubuh mereka akan merasa lelah namun pikirannya tetap terjaga sepanjang malam. Mereka akan memikirkan apa yang sebenarnya sedang terjadi dan menghidupkan kembali perpisahan dan rasa sakit dalam pikirannya. Mereka juga akan memikirkan banyak tanggapan yang seharusnya dikeluarkan untuk mempertahankan hubungannya. Masalah insomnia ini jika terus berlanjut dapat menimbulkan masalah kesehatan lain, seperti tekanan darah tinggi hingga penyakit jantung.
8. Merasa linglung
Kekacauan emosional dapat berkontribusi pada perlambatan otak. Hal ini memungkinkan kamu untuk tidak bisa fokus atau menjadi lebih pelupa saat patah hati hingga merasa bingung saat akan melanjutkan kehidupan sehari-hari. Bahkan, beberapa ahli mengatakan, setelah putus cinta seseorang akan mempertanyakan identitas dirinya. Sebuah hubungan dapat mengubah cara pikir seseorang tentang dirinya sendiri. Jadi, saat hubungan tersebut berakhir, maka kepercayaan dirinya pun akan hilang.
9. Tidak memiliki motivasi
Kamu hanya merasa tidak ingin melakukan apa pun atau pergi ke mana pun setelah mengalami hari-hari yang penuh rasa sakit. Satu-satunya hal yang ingin kamu lakukan adalah menyendiri dan menarik diri dari sosial. Bahkan, kamu juga sangat mungkin untuk berhenti melakukan perawatan diri karena kurang termotivasi setelah si dia pergi. Adapun cara terbaik untuk mengatasi hal ini adalah dengan melakukan sesuatu dan tetap aktif bersosialisasi. Pasalnya, sakit setelah patah hati akan sembuh seiring dengan berjalannya waktu.