Hubungan yang kamu jalani saat ini mungkin terlihat baik-baik saja dan nggak ada masalah apapun. Bahkan, beberapa hal yang kamu lakukan dan sudah menjadi kebiasaan kamu terhadap pasangan masih membuat hubungan kamu dan pasangan terlihat baik-baik saja. Meskipun hubunganmu baik-baik saja dan dia nggak pernah komplain tentang yang kamu lakukan kepadanya, tapi kamu tetap perlu berpikir apakah itu sudah untuk kebaikan dan kepentingan pasanganmu atau malah hanya untuk kamu sendiri.
Jika memang kebiasaan yang sering kamu lakukan itu hanya untuk kebaikan dan juga kepentingan kamu sendiri, maka itu dapat menjadi bom waktu dalam hubungan kamu.
Bela, mungkin kamu nggak tahu kebiasaan seperti apa dan bagaimana yang dapat membuat bom itu meledak secara tiba-tiba. Melansir dari BuzzFeed, berikut ada 10 kebiasaan yang harus kamu hentikan agar hubunganmu terus langgeng.
Memberikan pujian, harus disesuaikan dengan selera pasanganmu, bukan dengan selera kamu. Bagaimanapun gaya rambut dan gaya berpakaian yang mereka kenakan, jika itu sesuai dengan seleranya, maka hargailah selera mereka dan berikan pujian. Jangan sampai kamu nggak memberinya pujian hanya karena kamu nggak menyukainya, karena hal itu akan membuat dirinya merasa nggak dihargai.
Seperti apa kamu, yang terpenting ketika kamu menjalin hubungan, maka harus menjadi diri kamu sendiri. Itu berarti kamu nggak perlu menjadi seperti orang lain supaya nggak ditinggalkan oleh pasanganmu. Karena, jika pasanganmu itu memang mencintai kamu, dia akan menerima apa adanya, termasuk kekurangan kamu.
Bela, ketika kamu dan pasanganmu sedang ada masalah, bahkan membuat kalian bertengkar, usahakan untuk menyelesaikan masalah itu secara langsung dengan tatap muka, bukan hanya dengan lewat aplikasi chatting saja. Karena melalui pesan teks apa yang kamu sampaikan kemungkinan akan dimaknai secara berbeda oleh pasanganmu, sehingga kesalahan komunikasi tersebut malah membuat kalian semakin bertengkar, bukan membaik.
Mengingkari janji adalah hal yang paling sering dilakukan. Maka dari itu, sebelum kamu berjanji, pikirkan terlebih dahulu apakah kamu sanggup untuk menepati janji yang sudah kamu buat. Untuk mengetahui sanggup atau nggak, kamu harus mengenali diri kamu sendiri. Seperti misalkan kamu tahu bahwa dirimu bukanlah seseorang yang tepat waktu, maka ketika kamu mengajak pasanganmu pergi, jangan pernah menentukan jam berapa kalian harus pergi. Karena nggak ada orang yang suka dengan seseorang yang ingkar janji.
Seseorang yang sudah berpacaran, pastinya akan mempunyai rasa saling memiliki. Tapi bukan berarti pasangan kalian harus selalu ada untuk kalian. Sepasang suami istri saja, meskipun tinggal di bawah atap yang sama, namun mereka masih memiliki kesibukan masing-masing. Demikian halnya dengan kalian, yang masih hanya sebatas seorang pacar. Kalian nggak dapat menuntut seseorang itu selalu ada untuk kalian selama 24 jam penuh setiap harinya, sebaliknya pahamilah kesibukan masing-masing dari pasangan kalian.
Pacaran, bukan berarti kita harus meninggalkan hal-hal lainnya, termasuk hobi dan teman-teman yang kamu punya. Jika kamu meninggalkan itu semua demi pacar, maka hubungan yang kalian sedang bangun itu bukanlah hubungan yang sehat. Karena hubungan yang sehat itu ketika kamu dapat menyeimbangkan waktu antara bersama pacar, teman, dan menjalankan hobimu.
Pasangan yang baik adalah ketika mereka dapat bekerja sama untuk membangun hubungan, bahkan membangun masa depan. Bukan menjadi seorang lawan yang bersaing siapa di antara kalian yang jauh lebih baik.
Jika memang ada sesuatu dari pasanganmu yang nggak kamu suka, bicaralah dan jangan menyimpannya seoang diri. Apalagi kamu berharap kalau pasanganmu dapat membaca pikiranmu. Bela, pasanganmu juga seorang manusia yang ingin tahu apa yang terjadi, bukan seorang paranormal yang mengetahui tanpa diberitahu.
Sebagai seorang pacar memang kamu berhak untuk cemburu, ketika pasanganmu dekat dengan yang lainnya. Tetapi, kamu sama sekali nggak mempunyai hak untuk mengatur mereka harus berteman dengan siapa saja.
Media sosial merupakan wadah untuk memberitahu kepada siapa pun tentang apa yang terjadi. Tetapi, nggak semua hal yang terjadi di antara kamu dan pasanganmu dapat kamu unggah di media sosial, terlebih jika itu berkaitan dengan privasi kalian berdua.
Penulis: Agnes Innike