Zaman sudah berubah dan semakin berkembang. Pola-pola kehidupan pun berubah dan semakin trendy. Kemajuan teknologi mengambil peran besar dalam perubahan kehidupan setiap orang, termasuk kehidupan asmara.
Cara berkencan pun semakin beragam dan banyak orang menemukan jodohnya nggak lagi secara langsung, tapi online. Lantas bagaimana revolusi cara orang Indonesia berkencan? Berikut Popbela rangkum penjelasannya dari berbagai sumber.
1. Bertemu secara langsung dan jatuh cinta
Zaman dahulu, orang bertemu dengan kekasihnya secara langsung. Baik di lingkungan tempat tinggalnya, satu lingkungan pertemanan, rekan kerja, atau satu komunitas tertentu. Bahkan, ada juga yang dijodohkan. Interaksi sosial yang nyata membawa mereka kepada orang yang akhirnya membuat mereka jatuh cinta.
2. Ngapel tiap malam minggu
Saat berpacaran, orang Indonesia zaman dulu bertemu dengan kekasihnya atau menikmati waktu bersama saat weekend, terutama malam Minggu. Istilah kencan malam Minggu pun memang masih eksis sampai sekarang.
Ini mungkin karena di hari biasanya, mereka sibuk untuk sekolah atau kuliah. Saat ngapel, biasanya akan menikmati ngobrol di rumah atau depan teras, jalan-jalan ke pasar malam, nonton layar tancap, atau hal lain yang sederhana.
3. Tulis surat untuk kekasih
Dahulu teknologi belum canggih, jadi untuk berkomunikasi dengan pasangan, mereka mengandalkan bertemu langsung atau menulis surat. Hal ini mungkin lebih istimewa karena dari tulisan tangan sendiri. Kalau mengirim lewat pos pun, mereka harus menunggu beberapa hari sampai surat tersebut sampai.
Sampai akhirnya telepon dan pager hadir. Tapi, karena mahal, tak semua orang memilikinya. Hal ini terus berkembang sampai ada wartel dan telepon umum. Orang-orang akan menelpon kekasihnya menggunakan telepon umum dengan membayar sejumlah tertentu untuk durasi tertentu yang lebih mahal dari surat. Namun, setidaknya bisa mendengar suara si dia.
4. Kenalan melalui media sosial atau internet
Memasuki era 2000-an, teknologi semakin berkembang dan hadirlah internet. Masa-masa ini banyak orang yang mulai berkenalan melalui internet dan media sosial. Sebut saja Friendster, Yahoo! Messenger, lalu disusul Facebook dan Twitter.
Media-media ini menjadi sarana para muda-mudi bertemu dengan orang baru yang tak menutup kemungkinan mengarah pada hubungan asmara yang lebih serius. Hubungan tersebut bisa dimulai dari mengirim pesan, lalu menjadi intens, mulai bertemu, dan akhirnya berkencan di kehidupan nyata.
Di sinilah mulai dikenal istilah kencan online, di mana mereka mungkin berkencan secara online, tapi belum bertemu di dunia nyata sampai akhirnya putus. Bisa juga kencan yang dilakukan secara online sambil sesekali bertemu secara langsung.
5. Bertemu bisa kapan saja
Kalau dulu malam Minggu sangat ditunggu-tunggu, kini tidak terlalu. Orang Indonesia zaman sekarang mungkin tak perlu menunggu hari Sabtu untuk bertemu sang kekasih. Di hari biasa pun atau selepas bekerja, mereka bisa bertemu sang pujaan hati, menjemput sambil ngobrol santai di jalan.
6. Kenal istilah friendzone
Para millennial dan Gen Z juga mulai mengenal istilah friendzone yang dulu mungkin dihiraukan. Orang-orang jaman dulu mungkin lebih akrab dengan istilah HTS (hubungan tanpa status) atau TTM (teman tapi mesra).
Ini adalah situasi di mana seseorang menyimpan rasa suka pada sahabatnya, tapi enggan diungkapkan. Bisa juga sudah diungkapkan, tapi si dia menolak dan memilih untuk berteman saja.
7. Pakai aplikasi kencan
Selain media sosial, kecanggihan teknologi membawa orang kepada jodohnya melalui sebuah aplikasi. Kini sudah banyak aplikasi khusus yang digunakan untuk berkenalan dengan orang lain yang pada akhirnya untuk berkencan. Seperti yang populer adalah Tinder dan Bumble.
Dua aplikasi ini memiliki banyak cerita sukses penggunanya yang bertemu dari sebuah swipe dan chat, sampai berdiri di pelaminan. Aplikasi ini memberi ruang bagi siapa saja untuk berkenalan, mempromosikan dirinya, dan memulai suatu hubungan. Banyak tips yang beredar untuk sukses mencari jodoh dari aplikasi kencan.
Meski banyak yang sukses, ada juga yang tidak, Bela. Beberapa mengalami pengalaman tidak mengenakkan seperti dibohongi oleh sang teman kencan, sampai putus karena pengkhianatan atau perbedaan visi misi. Jadi, kamu harus berhati-hati saat menyeleksi pasangan di aplikasi tersebut, ya!
8. Kencan online
Kencan online semakin gencar dilakukan saat pandemi COVID-19 kemarin. Karena tak bisa ke mana-mana, orang akhirnya bertemu dan berpacaran secara online tanpa bertemu. Ada yang langgeng, ada pula yang kandas di tengah jalan.
Walau nggak bertemu langsung, kencan online juga bisa menarik dan nggak membosankan. Ini karena kamu bisa menonton bersama walau ada di tempat berbeda. Bisa juga sambil bermain di aplikasi game, atau menelepon satu sama lain. Saat ini juga banyak lho, kursus kencan online bagi para jomblo atau pasangan.
9. Video call dan chat
Sekarang sudah nggak zaman lagi menulis surat untuk kekasih. Orang Indonesia saat ini lebih sering berkomunikasi dengan video call, menelepon langsung, atau chatting dengan pasangannya. Begitu mudahnya, hanya dengan hitungan detik, para pasangan ini saling berbagi cerita walau tidak sedang bersama.
Mau hanya dengar suara, mau sambil bertatap muka, atau sekadar balas-balasan kata, semua bisa karena kecanggihan teknologi. Bahkanm, kini juga ada AI (artificial intelligence) yang membuat sticker lucu untuk chatting-an.
10. Liburan bareng dan suka unggah kemesraan
Kalau dulu pacaran malu-malu, di depan rumah, atau melakukan hal sederhana, beda dengan zaman sekarang. Gaya pacaran anak muda sekarang tak lepas dari main ke taman bermain, tempat hits, nongkrong di kafe, kulineran, liburan ke dalam dan luar negeri, nonton bioskop, dan banyak kegiatan lainnya.
Lagi, karena kecanggihan internet, banyak pasangan yang suka untuk mengunggah momen kebersamaan dan kemesraan mereka di media sosial. Baik berupa foto-foto atau vlog romantis. Bahkan tak segan untuk menunjukkan physical touch di depan umum.
Itu dia revolusi cara orang Indonesia berkencan. Kamu merasakan kencan dari yang mana, Bela?