Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Mengenal Emotional Blackmail Hingga Cara Terbaik Mengatasinya

Bikin kita sering merasa terpojokkan….

Felia Putri Dewinta

Perilaku pasangan merupakan suatu hal yang tak bisa selalu kita kontrol dalam hubungan. Itu sebabnya, di beberapa situasi, mungkin kita akan mengalami perilaku tak mengenakkan dari pasangan. Di antara banyaknya perilaku tersebut, emotional blackmail adalah salah satunya.

Nah, hubungan yang disertai dengan emotional blackmail bisa dikatakan sebagai hubungan tak sehat, lho, Bela! Sebab kondisi ini membuat salah satu pihak dirugikan secara emosional, bahkan berpotensi menganggu kesehatan mentalnya. Sayangnya, emotional blackmail sulit terdeteksi dan sering dianggap normal.

Untuk itu, yuk kenali apa itu emotional blackmail, cara mengatasinya, dan apa saja perilaku yang termasuk sebagai tindakan emotional blackmail dari pasangan.

1. Pengertian emotional blackmail, manipulasi emosi dalam hubungan

MART PRODUCTION/Pexels

Secara sederhana, emotional blackmail dapat diartikan sebagai kondisi saat kamu sering mendapat ancaman dari pasangan. Mulai dari ancaman yang ringan, hingga ancaman yang bisa membahayakan keselamatan serta kesehatan kamu. Hal ini dilakukan karena pasangan ingin mengontrol dan membuatmu patuh padanya selama menjalin hubungan.

Emotional blackmail dianggap sebagai salah satu bentuk pemerasan emosional yang manipulatif, serta dilakukan secara halus sehingga kerap tidak disadari, padahal memiliki bahaya yang cukup tinggi. Umumnya, emotional blackmail dilakukan oleh orang terdekat, termasuk pasangan, karena mengetahui bahwa kita menghargai hubungan yang dijalani.

2. Siklus dan tahapan dalam emotional blackmail

Timur Weber/Pexels

Dilansir dari Healthline, Susan Forward, seorang terapis dan penulis, menjelaskan siklus atau tahapan yang umumnya terjadi dalam perilaku emotional blackmail dari pasangan, antara lain:

  • Demand, pada tahap ini, pelaku akan meminta korban melakukan sesuatu sesuai permintaan mereka. Dalam tahapan yang lebih serius, permintaan tersebut justru dilakukan tanpa kata-kata, dan hanya menunjukkan mimik atau gestur tubuh.
  • Resistance, yaitu kondisi saat pelaku justru merasa senang bila mendapatkan apa yang diinginkan serta tidak ada penolakan dari korban. Namun, bila menolak pun, korban justru akan merasa dipojokkan.
  • Pressure, tahap ini terjadi saat pelaku akan memaksa karena belum mendapatkan apa yang diinginkan. Umumnya, mereka mencipatakan rasa takut pada korban dengan memberi tekanan, hingga membuat korban meragukan dirinya sendiri.
  • Threats, yakni saat pelaku mulai mengancam dengan serius hingga menimbulkan rasa tidak nyaman bahkan perasaan terluka pada korban. Ancaman ini dapat berupa ancaman langsung maupun tidak langsung, namun keduanya akan menciptakan situasi seolah-olah korban adalah pihak yang bersalah.

3. Contoh perilaku emotional blackmail yang kerap tak disadari

fanpop.com

Menjalin hubungan yang dilandasi rasa cinta seringkali bisa membuat seseorang mengabaikan beberapa hal yang justru bisa memicu bahaya. Termasuk juga beberapa perilaku emotional blackmail dari pasangan yang seringkali tak disadari berikut ini, yaitu:

  • Memintamu melakukan sesuatu, pasangan yang mulai sering mengajukan permintaan adalah langkah awal dari perilaku emotional blackmail. Permintaan ini dilakukan untuk pelahan-lahan membentuk sikap patuh pada dirimu, seperti melarang kamu pergi dengan teman hingga melarang komunikasi dengan lawan jenis.
  • Marah dan bersikap kasar saat ditolak, pasangan yang melakukan emotional blackmail selalu ingin permintaannya dituruti. Bila tidak, mereka tak segan-segan untuk menunjukkan perlawanan dengan meyakiti dirimu, bersikap kasar, hingga marah dan merusak benda-benda di sekitar.
  • Memanfaatkan titik lemahmu, tindakan manipulasi emosi juga bisa dilihat saat pasangan sering memanfaatkan kelemahanmu, agar ia mendapatkan apa yang diinginkannya. Misalnya, ia mengancam akan menyebarkan rahasiamu, atau mengancam akan menghancurkan kariermu bila kamu tidak patuh padanya.

Bila kamu merasa pasanganmu sering melakukan berbagai perilaku di atas, sebaiknya mulai tingkatkan kewaspadaanmu, dan mengambil sikap tegas agar tidak terjebak dalam hubungan yang dipenuhi emotional blackmail.

4. Cara mengatasi emotional blackmail, kuncinya ada pada dirimu

Pexels.com/Cottonbro

Menjalani hubungan yang dipenuhi dengan tindak emotional blackmail dari pasangan tentu akan menciptakan perasaan tak nyaman, dihantui rasa bersalah hingga bisa merasa frustasi. Untuk itu, lakukanlah yang terbaik agar kamu bisa menghentikannya dengan beberapa cara berikut, antara lain:

  • Menerapkan SOS sebelum melakukan permintannya, cara ini mengharuskan kamu berpikir dengan hati-hati dan tidak kalut untuk menuruti permintaannya. Adapun SOS adalah Stop, Observe, dan Strategy yaitu tahapan yang dapat kamu lakukan untuk melihat apakah harus melakukan permintannya atau tidak.
  • Membangun komunikasi non-defensif yang kuat, yaitu komunikasi yang tidak menimbulkan konflik namun juga tidak serta-merta patuh pada dirinya. Beberapa contoh komunikasi non-defensif adalah: “aku minta maaf jika kamu merasa kesal,”, “aku bisa mengerti kenapa kamu berfikir begitu,” atau “mari kita bicara saat kamu sudah lebih tenang,”.
  • Membuat batasan jelas dan tegas, langkah ini dilakukan untuk menciptakan jarak dari ketegangan fisik maupun emosional yang diciptakan oleh pasangan. Batasan yang kamu  buat pun bisa membantu kamu memahami dirimu sendiri, agar tidak tertipu oleh manipulasi dari pasangan

Demikianlah ulasan mengenai emotional blackmail, mulai dari pengertian hingga cara mengatasinya. Semoga ulasan tersebut dapat membantu kamu terhindar atau terlepas dari situasi emotional blackmail dari pasangan.

IDN Channels

Latest from Dating