Cinta memang sulit ditebak kapan datangnya, termasuk saat kita bertemu. Nampaknya cukup sulit membayangkan bagaimana rasanya ketika sudut mata ini mengarah padamu. Aku bahkan tak punya imajinasi yang cukup untuk menggambarkan bagaimana kau nampak kepayahan mengumpulkan niat untuk sekadar mengucap kata “hai”. Berjabat tangan, bagiku lebih dari penanda bahwa kita resmi berteman. Berbincang, lebih dari sekadar basa-basi yang menghabiskan waktu berisi bualan dan kata-kata yang menguap tanpa arti. Begitu juga bagimu, sisi dariku yang bahkan tak pernah kuanggap spesial menjelma menjadi bahan obrolan yang begitu hangat.
1. Ketertarikan awal yang membuatku menyerahkan hati
Aku tak mampu menghentikan senyuman tersipu saat tahu ada seseorang yang menganggapku istimewa dan berarti. Aku memang tak menafikan jika mengenal kepribadian seseorang memang tak cukup dengan tatapan. Tapi kamu seolah terus mendekat, bertanya macam-macam dan membuat semua ini terlihat sangat sederhana dan tanpa keraguan. Pertanyaan-pertanyaan ringan yang membuatku merasa diperhatikan. Membuatku dengan sukarela memberikan hatiku padamu. Tanpa pernah ku tahu, apa daya tarik yang sebenarnya kau temukan dariku.
2. Terus mencoba mengenalimu
Tak hanya kamu, aku pun merasakan sesuatu yang membuatku ingin selalu tahu tentangmu. Rasa sayang dan nyaman, tumbuh begitu saja. Entah darimana awalnya, tapi kita menikmatinya. Aku juga belum menemukan definisi yang tepat dari sebuah daya tarik. Apakah itu tentang penampilan fisik? Tapi aku, bahkan jauh dari kata menggoda. Wanita biasa dengan penampilan sederhana. Apakah tentang kecerdasan? Aku juga tak paham. Aku juga sama sepertimu, mencari tahu dan terus belajar tentang kita satu sama lain.
3. Apakah kau mulai lelah? Atau aku yang tak lagi menarik?
Belum sempat aku mencari tahu tentang sesuatu yang menarikmu untuk selalu didekatku. Hingga kau kini mulai mengurangi untuk sekedar bertukar kabar denganku. Isi pesanmu juga tak lagi seantusias dulu. Aku mulai bingung, ada apa? Mengapa kini berubah? Apakah kau telah untuk menemukan sesuatu yang kau sebut menarik itu dariku? Atau kau justru tak berhasil mendapatkannya? Perlahan kau mulai berpikir untuk beranjak.
4. Wanita sepertiku bukan untuk dipermainkan
Aku tak ingin terpendam dalam kebingungan yang semakin kalut dan rasa yang semakin berkecamuk. Aku pun bisa berbesar hati dan mencoba mengerti mungkin kau hanya penasaran dan mencoba mengulik tentang arti sebuah daya tarik. Setelah mendapatkannya, maka sudah cukup bagimu. Atau mungkin kau lelah karena ternyata aku tak semenarik yang kau kira? Aku pun tak ingin lagi tahu alasannya. Yang aku tahu, cinta tidak hanya terbatas pada daya tarik semata. Kau dapatkan apa yang kau cari lalu enyah dan mencari yang lain dengan daya tarik yang berbeda. Tapi sayang, cinta tidak serendah itu.
5. Mari berpikir lagi tentang semua ini
Aku tak ingin memaksamu untuk terus bertahan, tapi mari duduk dan berpikir kembali mengapa kita memulai ini. Rasa sayang dan nyamanku tidak terikat pada daya tarik, tapi jauh lebih dalam dan tulus dari semua itu. Tapi jika kau merasa aku tak semenarik dulu dan memilih berlalu, aku hanya ingin mengatakan jika kita sama-sama menyerahkan hati dan rasa. Bukan hanya terpesona pada pandangan dan kata manis saja. Mari kita berpikir lebih bijaksana, jika "menarik" adalah awal sebelum semua rasa ini menjadi milik kita dan bukan alasan mengapa cinta bertumbuh untuk saling menjaga. Cobalah berpikir pada skema cinta yang lebih dewasa.
Apa pun yang ada di pikiranmu, aku harap kamu tak akan pernah menyesali keputusanmu. Aku pun akan berusaha merelakan kesempatan yang hanya sambil lalu ini. Tapi aku tak menyesal pernah mengenalmu dan membagikan kepingan hatiku untukmu.