Dalam hubungan, kamu dan pasangan harus bisa melakukan kompromi. Jika ada sikapmu yang negatif dan berakibat buruk untuk hubungan, tentu saja hal itu harus diperbaiki atau diubah. Begitu pun dengan pasangan, yang juga harus melakukan hal yang sama.
Sayangnya, tidak semua hubungan berjalan seperti itu. Ada saja satu pihak yang mungkin memiliki sikap yang secara tidak disadari bisa menyakiti pasangannya. Bisa saja itu yang selama ini kamu lakukan kepada pasangan.
Sikap yang menyakiti pasangan ini bisa sangat berbahaya untuk hubungan. Akibatnya, pasangan jadi menutup diri darimu atau bahkan dia mencari kebahagiaan dari orang lain. Sementara kamu, yang tidak menyadari sudah menyakiti pasangan, terus saja melakukannya.
Menurut Laura Lifshitz, penulis dan pemilik blog frommtvtomommy.com, ada beberapa sikapmu yang tidak disadari bisa menyakiti pasangan dan membahayakan hubungan. Ini daftarnya.
1. Kamu selalu menekan pasangan
Memaksa seseorang karena kamu mau dia melakukan apa yang kamu inginkan, sama sekali tidak ada nilai positifnya. Jika seseorang tidak melakukan apa yang kamu inginkan, kamu sebaiknya menunggu dia melakukan hal tersebut sendiri tanpa paksaan atau tidak perlu menunggu dan meninggalkannya.
Saat kamu menekan pasangan untuk melakukan atau menjadi atau mengatakan sesuatu, kamu secara tidak disadari sudah menyakitinya. Ini bukan cara yang bagus untuk membuatnya menjadi lebih baik. Berhenti melakukan hal tersebut.
Seperti yang sudah disebutkan di atas, jika pasangan tidak melakukan yang kamu inginkan, kamu yang harus membuat pilihan apakah ingin hubungan ini berhasil atau tidak.
2. Kamu menutup diri dari pasangan
Apakah saat marah dan merasa emosional, kamu langsung menutup diri dari pasangan? Atau apakah kamu sulit untuk didekati jika sedang merasa emosi? Ini adalah contoh kamu tidak bisa menerima diri sendiri apa adanya sehingga sulit untuk menerima keberadaan pasangan.
Jika kamu tidak memberi kesempatan kepada pasangan untuk menjalin komunikasi yang baik denganmu, tentu saja hubungan yang baik dan sehat akan sulit terwujud.
3. Kamu lebih suka berasumsi
Saat pasangan membuatmu kesal, kamu langsung menganggap hal itu sengaja dilakukannya karena dia ingin kamu marah. Padahal, itu semua hanya asumsi semata dan sangat mungkin bukan itu kenyataannya.
Saat membuat asumsi negatif seperti itu, kamu sama saja tidak mempertimbangkan cinta dan perasaan pasangan. Padahal, dengan berasumsi, kamu hanya mempermalukan diri sendiri karena ada banyak alasan pasangan melakukan hal tersebut.
4. Kamu berpikir pasangan adalah seorang pembaca pikiran
“Nggak mungkin dia nggak tahu kalau aku lagi ingin ini” atau “Masa iya dia nggak ngerti kalau aku lagi kesal dengannya?” atau “Harusnya dia tahu dong aku nggak suka dengan makanan ini”.
Jika kamu sering memiliki pemikiran seperti ini, itu artinya kamu menganggap pasangan sebagai seorang pembaca pikiran. Padahal, pasangan sama sekali tidak bisa melakukannya. Kamu harusnya bisa menerima kalau pasangan akan sesekali “mengacau” dan tidak selalu tahu mana yang benar untuk dilakukan.
Jadi, bukannya menyalahkan pasangan yang tidak bisa membaca pikiranmu, seharusnya kamu menyadari kalau kamulah yang tidak bisa mengomunikasikan kebutuhan dirimu sendiri. Mungkin kamu merasa belum nyaman untuk melakukannya, tetapi bukan berarti kamu jadi bisa menimpakan kesalahan pada pasangan.
5. Kamu bereaksi tanpa berpikir
Apakah kamu langsung merasa emosi dan marah saat membaca chat dari pasangan yang tidak kamu sukai? Tak hanya itu, kamu juga langsung membalas chat tersebut dengan kalimat negatif, yang bukan tidak mungkin menyakiti pasangan.
Sebenarnya wajar jika kamu merasa emosi saat menghadapi sesuatu yang tidak disetujui. Namun, yang sebaiknya dilakukan adalah menarik napas dalam-dalam dan berpikir sebelum bereaksi terhadap pasangan. Jika kamu berpikir lebih hati-hati, kamu justru bisa merespons dengan cara yang lebih tepat.
6. Kamu terus-menerus mengeluh
Tidak salah jika kamu mengeluh kepada pasangan dan menjadikannya tempat curhat. Namun, jika yang kamu keluhkan adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh pasangan, ini lain lagi ceritanya.
Jika kamu terus-menerus mengomel dan mengeluhkan semua yang dilakukan pasangan, ini tanda pasti kamu tidak bisa menerima dirinya apa adanya. Lain kali saat ingin melakukannya, tahan dan tanyakan pada diri sendiri: Apakah orang luar melihat perilaku pasangan dengan rasa kesal yang sama? Atau hanya kamu saja yang bereaksi berlebihan?
7. Kamu harus selalu benar
Coba kamu perhatikan, apakah kamu selalu berusaha untuk "memenangkan" setiap pertengkaran atau bahkan perdebatan pepesan kosong yang tidak harus ada pemenangnya?
Menurut Laura, jika jawabannya iya, maka ada beberapa kemungkinkan kamu melakukan hal tersebut, yaitu:
- Kamu tidak mendengarkan pasangan.
- Kamu merasa tidak aman dengan pasangan dan hubungan yang dijalani.
- Kamu tidak menerima diri sendiri atau pasangan seutuhnya.
“Jangan fokus pada ‘kemenangan’ dalam hubungan. Berfokuslah untuk berada di jalur yang sama dan, jika mungkin, miliki visi yang sama,” ujarnya.
8. Kamu dan pasangan terus meributkan hal yang sama
Apakah kalian berdua bertengkar karena hal yang sama secara terus-menerus? Jika iya, maka kamu dan pasangan mungkin belum—atau bahkan tidak—melakukan apa pun untuk menyelesaikan masalah yang menjadi bahan pertengkaran itu.
Jika memang masalah tersebut tidak bisa diselesaikan, terimalah kenyataan dan akhiri hubungan sebelum kamu dan pasangan lebih saling menyakiti. Berjuang dan mengharapkan pasangan melakukan semua hal yang kamu inginkan tidak akan membuat hubungan bahagia.
9. Kamu tidak mau mengekspresikan perasaanmu pada pasangan
Rasa cinta atau sayang pada pasangan bisa diekspresikan dengan berbagai cara. Mulai dari yang sederhana, seperti mengirimkan chat untuk mengingatkan jangan lupa makan, memberikan kecupan manis di pipi saat dia pulang kerja, hingga memeluknya dengan perasaan sayang.
Jika kamu sudah tidak mengekspresikan perasaanmu ini pada pasangan, ini tentu saja sudah mengkhawatirkan. Pasangan bisa merasa tersakiti karena menganggap kamu sudah tidak tertarik lagi padanya.
Itulah beberapa sikap yang bisa menyakiti pasangan dan membahayakan hubungan. Kamu mungkin tidak sadar melakukannya. Namun, jika kamu sudah menyadarinya, jangan buang waktu untuk memperbaikinya. Apalagi jika kamu masih ingin memiliki hubungan yang sehat dengan pasangan, ya.