Film dengan tema cinta mungkin menjadi film yang paling banyak diproduksi hingga saat ini, Tak terkecuali dengan banyak film Hollywood. Namun, tema cinta sendiri ternyata bisa diartikan menjadi banyak hal.
Seperti beberapa film Hollywood di bawah ini, yang memiliki cerita cinta yang bisa dibilang penuh red flag atau tanda bahaya untuk saat ini, tetapi tidak saat film tersebut dibuat. Uniknya, film-film ini memang cukup sukses saat dirilis di masanya.
Apa saja judul-judul film tersebut? Berikut daftarnya.
1. The Notebook (2004)
Bercerita tentang Noah, laki-laki miskin yang bekerja di tambang, dan Allie, anak orang kaya yang elegan. Cinta mereka adalah cinta terlarang kelas dan keluarga, tetapi sangat kuat sehingga tidak bisa dihentikan. Meskipun Allie sudah bertunangan, keduanya berakhir bersama, dan hidup dalam kebahagiaan sampai kematian memisahkan.
Film Hollywood ini melukiskan pengejaran Noah terhadap Allie, di saat Allie sudah bertunangan, sebagai hal yang romantis. Kenyataannya, pasangan yang tidak bisa mendengarkan kata "tidak" sebenarnya berbahaya. Dalam film, mereka mungkin memang ditakdirkan bersama, tetapi dalam konteks hari ini beberapa sikap Noah memiliki sinyal red flag yang tak boleh dibiarkan.
2. Pretty Woman (1990)
Vivian adalah seorang perempuan penghibur jalanan. Edward adalah pengusaha kaya. Suatu malam yang aneh di Hollywood Boulevard menyatukan mereka. Meskipun ada jurang pemisah, tetapi mereka tetap menemukan cinta yang sama.
Sayangnya, uang mendasari seluruh masa kedekatan pacaran mereka. Edward mempekerjakan Vivian sebagai teman kencannya selama seminggu. Terlepas dari perasaan apa pun yang tumbuh di dalam dirinya selama itu, dia pernah mengingatkan Vivian bahwa perempuan itu adalah "karyawannya”. Ini merupakan tanda merendahkan yang lembut yang ditunjukkan Edward sejak awal.
Edward dan Vivian mungkin terlihat sebagai pasangan yang sempurna, tetapi pada kenyataannya, tidak pernah bagus untuk memulai hubungan dengan cara seperti ini.
3. American Beauty (1999)
Lester Burnham adalah pegawai Amerika yang kelihatan normal, kecuali untuk ketertarikannya pada sahabat putri remajanya, Angela. Meskipun pada akhirnya tak ada hal-hal yang “tidak pantas” yang dilakukan Lester kepada Burnham, bayangan Lester terhadap sahabat anaknya itu, jika dilihat lagi saat ini tampak cukup mengganggu.
Saat itu, kisah seorang pria dewasa yang ingin tidur dengan gadis yang terlalu muda untuknya, mungkin menarik. Namun di hari ini, mulai banyak orang yang menyadari kalau ternyata hal tersebut sangat menyeramkan. Tidak ada yang romantis atau indah dari seseorang yang berhubungan dengan orang lain yang masih di bawah umur.
4. Revenge of the Nerds (1984)
Tak ada yang salah dengan kutu buku. Apalagi jika mereka selalu di-bully padahal mereka hanya ingin dilihat oleh orang yang dicintainya. Ketika Lewis sang kutu buku mengenakan kostum pacar Betty Childs—salah satu mahasiswi terkenal—dan menipu dia untuk berhubungan seks dengannya, ini mulai terasa salah. Namun, tiba-tiba saja Betty mengaku kalau selama ini dia sebenarnya jatuh cinta kepada Lewis. Sebuah akhir yang bahagia terjadi.
Namun, yang salah dari ini adalah fakta bahwa percintaan mereka dimulai dengan kekerasan seksual. Selain itu, Betty juga sebenarnya sama sekali tidak tahu apa-apa tentang Lewis.
Belum lagi kenyataan bahwa para kutu buku sebelumnya menyelinap ke asrama mahasiswi, mengebor lubang di dindingnya, dan diam-diam memfilmkan Betty dan teman-temannya. Ini bukanlah sikap seorang kutu buku, melainkan seorang kriminal.
5. The Breakfast Club (1985)
Di antara banyak tokoh remaja dan ceritanya dalam film Hollywood ini, yang menjadi fokus utama adalah hubungan antara Bender, bocah nakal berpakaian flanel, dan Claire, remaja sosialita yang elegan.
Adegan terakhir yang ikonik dari film ini adalah saat Bender melangkah penuh kemenangan melintasi lapangan sepak bola, dengan anting-anting berlian Claire di tangannya. Ini adalah simbol kalau Claire sudah menjadi miliknya.
Tak ada yang salah dengan hubungan mereka, seandainya hubungan tersebut tidak dibangun di atas pelecehan dan hinaan. Dalam film, Bender selalu menghina pakaian Claire, makan siangnya, dan sikapnya yang manja. Claire digambarkan sebagai seseorang yang menerima pelecehan tersebut karena layak mendapatkannya.
Pesan film ini sebenarnya adalah belajar untuk tidak menilai orang dengan stereotip, Namun, sikap Bender justru kebalikannya dan dia tidak pernah benar-benar meminta maaf karena melakukan hal itu pada Claire. Bender mencaci makinya, mempermalukannya, mengintip roknya, dan film itu menyebutnya sebagai sebuah romansa.
6. Overboard (1987)
Joanna adalah seorang perempuan kaya dan Dean hanya seorang tukang kayu, yang disewa untuk memperbaiki lemari kapal pesiarnya. Dean muak dengan sikap manja Joanna. Ketika Joanna jatuh ke laut dan amnesia, Dean melihatnya sebagai kesempatan untuk membalas dendam. Dia membawanya pulang ke empat putranya, mengklaim bahwa Joanna adalah "Annie", istrinya selama tiga belas tahun.
Cinta kemudian berkembang di antara pasangan ini dan Joanna benar-benar menjadi seperti Annie: seorang ibu yang penuh kasih, pintar mengatur keuangan, dan istri yang setia. Bahkan ketika sandiwara tersebut terungkap dan ingatannya kembali, Joanna memilih kehidupannya yang memuaskan bersama Dean daripada kekayaannya.
Banyak hal yang salah dalam film Hollywood ini. Pertama, pelanggaran kepercayaan yang terlalu besar untuk diabaikan. Dean tidak hanya menutupi kenyataan bahwa Joanna seorang yang kaya, tetapi menutup semua koneksi ke keluarga dan asal-usulnya. Perasaan Joanna akhirnya memang berbalas, tetapi itu semua disertai dengan bantuan keuangan, bantuan merawat anak-anaknya, dan bantuan untuk bisnis Dean yang sedang bermasalah.
Jadi, bisa dibilang kebohongan Dean mulai berubah menjadi urusan transaksional yang eksplisit. Di film Hollywood ini Dean tidak hanya membalas dendam, tetapi dia juga mengubah Joanna menjadi pembantu, pengasuh, dan akuntan. Itu semua tentu saja salah.
Itulah beberapa film romantis Hollywood yang disukai banyak orang, tapi jika ditonton lagi sekarang terlihat kalau cerita cinta yang ditampilkan justru menunjukkan banyak red flags. Menurutmu bagaimana, Bela?