Kebanyakan orang biasanya mencari pasangan yang bisa memenuhi kebutuhan batinnya serta bisa mengerti dirinya luar dan dalam. “Nggak ada orang yang bisa mengerti aku selain dia," kira-kira seperti itulah.
Namun pada kenyataannya, setiap orang juga membutuhkan hubungan yang intim secara emosional dengan orang lain selain pasangan romantis. Bahkan hubungan tersebut tak jarang justru menjadi hubungan yang bisa memuaskan dirinya secara emosional.
Kemungkinannya adalah ada beberapa hal yang nggak kamu dapatkan dari pasangan, tetapi itu ada di sahabat lawan jenis yang selama ini sudah menemani dalam suka dan duka. Ini yang disebut dengan hubungan platonik.
Nah, yang harus diwaspadai adalah jangan sampai hubungan platonik ini bisa berubah menjadi perselingkuhan secara emosional. Yuk, baca terus sampai habis artikel ini ya, Bela.
Apa sebenarnya hubungan platonik itu?
Menurut pakar hubungan, ada perbedaan antara persahabatan yang mendalam dan intim (atau keintiman platonis), dengan situasi yang mendalam dan intim (atau hubungan tanpa label yang lebih intens daripada persahabatan platonis).
Keintiman platonis adalah keintiman emosional yang biasa terjadi di antara sahabat baik. “Orang-orang yang memiliki persahabatan intim secara emosional dengan kita adalah orang-orang yang melihat kita apa adanya," kata Zoe Kors, pakar keintiman serta pelatih seks dan keintiman.
Kamu peduli dengan pendapat mereka, curhat dengan kepada mereka, dan memproses perasaan diri sendiri dengan bantuan mereka, begitu pula sebaliknya. Namun, meskipun kamu bilang mereka sebagai sahabat, belahan jiwa, atau partner in crime, tetapi hubungan kalian hanya sebatas teman. Kamu sama sekali nggak berniat untuk membawa hubungan tersebut ke tingkat emosional atau bahkan seksual.
Kapan hubungan platonik berubah jadi perselingkuhan emosional?
Menurut Jor-El Caraballo, LMHC, pakar hubungan dan terapis berlisensi, selingkuh adalah pelanggaran apa pun dalam batas-batas hubungan. Nah, selingkuh emosional artinya kamu melibatkan ikatan emosional yang lebih dalam dengan seseorang daripada pasangan. Jika pasangan tahu hubungan kamu dengan orang ini, kemungkinan besar pasangan nggak akan merasa nyaman melihat interaksi kamu dan dia.
Hubungan platonik juga mulai berubah menjadi selingkuh emosional saat sudah melibatkan tingkat kerahasiaan.
“Seseorang yang tidak jujur dan transparan dengan pasangannya tentang hal-hal tertentu, tetapi diskusikan atau mengungkapkannya kepada orang lain adalah salah satu gejala utama perselingkuhan emosional,” jelas Zoe.
Perbedaan utama antara keintiman platonis dan perselingkuhan emosional
Sebelum menyebutkan perbedaanya, sebaiknya lihat dulu persamaannya. Keduanya sama-sama melibatkan keintiman emosional. Zoe bilang, keintiman platonis adalah sesuatu yang normal dan sehat dari semua jenis hubungan. Jor-El menambahkan bahwa hal itu merupakan adalah unsur penting yang membuat orang merasa memiliki sistem pendukung.
Sekarang perbedaannya. Antara keintiman platonis dengan perselingkuhan emosional, perbedaan utamanya apakah kedekatan yang terjalin mengancam hubungan romantis kamu dan pasangan atau tidak.
Ancaman bisa terjadi dalam beberapa bentuk, tetapi Zoe menunjuk bahwa pelanggaran kepercayaan antara pasangan yang paling sering terjadi. Selain itu, membiarkan perasaan romantis platonis berubah menjadi romantis atau bahkan muncul perasaan seksual juga bisa menjadi poin utama pertengkaran dengan pasangan.
3 tanda perselingkuhan emosional sudah terjadi dalam hubungan
1. Menyimpan rahasia dari pasangan
“Hubungan yang sehat didasarkan pada kepercayaan dan transparansi, dan rahasia mengkhianati kepercayaan itu,” kata Zoe. Meskipun kamu nggak harus selalu berbagi setiap hal dengan pasangan, tetapi menjadi tanda bahaya besar saat kamu merasa perlu menyembunyikan sesuatu dari pasangan.
2. Menghabiskan lebih banyak waktu dengan “sahabat” daripada pasangan
Wajar jika kamu dan pasangan LDR atau kamu dan sahabat (yang benar-benar sahabat) memang kuliah atau bekerja di tempat yang sama sehingga sering bertemu. Namun, jika kamu dan “sahabat” membutuhkan usaha lebih untuk bertemu, tetapi itu tetap dilakukan, bahkan sampai mengorbankan waktu dengan pasangan, maka ada yang patut dipertanyakan.
3. Kata hati menyebut kamu sudah memasuki wilayah selingkuh
Selingkuh emosional umumnya urusan hati. Jor-El menyebut, perselingkuhan emosional dapat menciptakan perasaan bersalah dan malu. Kalau kamu merasa bersalah (apalagi berbohong) pada pasangan saat menghabiskan waktu dengan “sahabat”, berarti hati kamu sedang memberitahu sesuatu.
Cara agar hubungan platonik menjadi perselingkuhan emosional
Jika kamu baru mulai berteman dengan lawan jenis dan langsung merasa klik saat sudah memiliki pasangan, maka pastikan kepadanya sejak awal kalau kamu hanya ingin berteman. Pastikan kalau dia berada di halaman yang sama denganmu.
“Mulailah bicara dengan menjelaskan bahwa kamu menghargainya sebagai teman. Beritahu kalau kamu beruntung bertemu dengannya, tetapi kamu juga tidak ingin hubungan ini mengancam hubungan romantismu dengan pasangan,” ujar Zoe.
Apa yang harus dilakukan jika kamu merasa pasangan selingkuh secara emosional?
Langsung bicara dengan pasangan. Saran Zoe, hindari menduga-duga, negative thinking, atau menyalahkan orang lain. Bicarakan mengenai keintiman dalam persahabatan yang dilakukan pasangan yang membuatmu merasa nggak nyaman dan aman. Hal itu bisa menghindarkan dari kecemburuan yang berlebihan.
Jangan lupa untuk mendengarkan apa yang dikatakan pasangan, jika dia sudah mendengarkan apa yang kamu rasakan. Bisa saja pasangan benar-benar hanya berteman dan senang memiliki seseorang untuk berbagi kecintaannya terhadap sesuatu. Menurut Jor-El, jika kamu dan pasangan memiliki kesabaran, keterbukaan, dan ketulusan, maka pembicaraan seperti ini bisa lebih mudah dilakukan.
Jika tidak, dan pasangan tak mau mendengar keluhanmu mengenai hubungan platonik yang dimilikinya sudah berubah menjadi selingkuh emosional, maka ini bisa menjadi tanda kalau dia bukanlah pasangan yang tepat untukmu.